Vote, komen, and happy reading 🖤
.
."Bear kamu yakin?" Ten bertanya sekali lagi, karena Haechan tiba-tiba meminta ayahnya untuk menyelidiki keberadaan Jaemin. Tentu saja akal sehat Haechan kembali setelah surat yang ia terima kemarin. Na Jaemin mana mungkin bisa Haechan loloskan begitu saja, walaupun sebenarnya Haechan tak yakin kepergian Jeongin karena Jaemin.
Hanya asumsi semata, karena bagian yang hilang dari buku harian Jeongin tidak ditemukan sampai sekarang. Haechan pun tak bisa menghubungi Hyunjin untuk minta bantuan, ah tepatnya ia juga tak ingin meminta bantuan pada Hyunjin. Soal kode janggal kemarin, membuat Haechan menaruh kecurigaan padanya juga.
"Aku yakin bund, aku tahu kalau Jaemin anak sahabat bunda, tapi nggak ada satupun yang boleh nyakitin Jeje bund, aku pernah janji waktu mama Jeje meninggal." Ten dan Johnny saling pandang, Haechan itu benar-benar kukuh dengan hatinya.
Bagi Johnny dan Ten tentu saja hal ini sangat membuatnya naik darah. Orang tua mana yang akan tinggal diam ketika anaknya dibully, dan diketahui dalangnya adalah anak dari orang terdekat mereka. Tapi diantara mereka harus ada yang berpikir dengan kepala dingin. Bertindak sembarangan akan membahayakan Haechan tentunya.
Johnny kenal baik dengan Yuta dan latar belakang keluarga mereka bukanlah sembarangan. Dan ia juga tahu kalau Winwin bisa bertindak diluar batas jika menyangkut putra kesayangannya.
Johnny dan Ten takut Haechan dalam bahaya.
"Ayah tanya sama kamu, kalau seandainya kita berhasil nemuin dimana Jaemin, kamu mau apa?" tanya Johnny.
Haechan mendongak, menatap mata hitam Johnny lebih lekat, bibirnya tertarik ke samping, tersenyum miring. "Dia bilang, aku boleh hajar dia sampai mati."
Ten tersentak kaget, binar di mata Haechan itu berubah, penuh tatapan dendam. Ten tak suka anaknya menyelesaikan masalah dengan alasan dendam. Dendam itu bukan keadilan, tapi rasa sakit yang dikuasai ego.
"Bear, kamu tahu kan kalau ayah nggak bakal biarin kamu ngelakuin itu," balas Johnny.
"Aku nggak tahu, yah. Aku cuma pengen ketemu sama Jaemin, bertanya banyak hal, tentang alasan dia nyakitin Jeje. Aku nggak ngerti kenapa orang-orang kaya dia semudah itu mempermainkan kehidupan seseorang." Bahu Johnny luruh, tatapannya melembut. Kepala keluarga itu, menarik putranya kedekapannya. Mereka mengerti, sangat mengerti bahwa Jeongin sangat berarti bagi Haechan.
"Kamu harus tenang, Chan. Ayah nggak mungkin biarin ini semua, tapi kita tetap nggak boleh gegabah. Kamu nggak lupa kan, kalau nyatanya Jeje bunuh diri."
Tentu saja Haechan tak lupa. Haechan tak lupa, bahwa adiknya itu ditemukan tergeletak di kamar mandi rumahnya dan sudah tak bernyawa dengan pergelangan tangannya dipenuhi darah. Kondisi seperti itu pasti punya sebab.
Haechan tahu Jeongin bukan tipe orang yang mudah menyerah. Jeongin tipe orang yang gigih dan percaya akan hidupnya, Haechan hanya berpikir bahwa orang yang menyebabkan Jeongin mengambil keputusan ini, adalah orang yang paling membuatnya sakit.
Dan segalanya masuk akal karena dalang dari penderitaan itu adalah Jaemin, orang yang paling ia kagumi dan sayangi. Bukankah sangat wajar Haechan marah dan ingin membalaskan segala perasaan sakit itu? Haechan berusaha menembus waktu diantara jarak mereka, tapi seseorang justru membuat adiknya menderita dan pergi darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece | Markhyuck
RandomBACA WARNING! Keisengan baru🙏 *** Kedatangan Seo Haechan sebagai murid baru di SMA Derlangsa. Tak ada yang istimewa, hanya saja ia menjadi pusat perhatian setelah terang-terangan menyatakan suka pada Mark Jung. Masalahnya cuma satu Haechan menginc...