19 Hilang

2.3K 234 29
                                    

Vote, komen, and happy reading 🖤
.
.

"Bunda!! Kenapa bunda ngundang mereka?!!"

Itu suara Haechan yang heboh akibat rumahnya ramai orang. Hari ini Ten sedang mencoba eksperimen baru tentang variasi kuenya. Dan mendadak Ten mengundang teman-temannya dulu. Tentu ada keluarga Jung dan Nakamoto. Bahkan Haechan baru tahu jika Ten, Taeyong, dan Winwin yang merupakan mama Jaemin itu, berteman.

Jika orang tua mereka datang, otomatis anak-anaknya juga. Dan sebab itu Mark, Jeno, Jaemin, bahkan Renjun ada di rumahnya, lagi.

Haechan mendadak mendapat sial di minggu pagi yang cerah ini. Sebab dari tadi ia sibuk membantu bundanya menyiapkan banyak hal untuk tamu mereka.

Mulai dari minuman, cemilan, hingga obrolan yang siap menemani para orang tua itu.

"Oalah Haechan jadi murid baru di SMA Derlangsa ya." Yuta bersuara setelah banyak mengobrol dengan ayahnya, Johnny.

Para orang tua tampak nyaman, sedangkan para anak mereka tampak canggung. Ah tidak, mereka hanya canggung dengan Haechan.

"Iya, om, nggak baru banget sih om udah lebih dari sebulan." balas Haechan.

"Gimana di Derlangsa, Chan? Susah nggak? Kan persaingannya lumayan," tutur Jaehyun.

"Jangan remehin anak gue Jeff. Haechan walau tengil-tengil gini juga peringkat paralel pertama di sekolah lama."

"Ayah..." Haechan menggelengkan kepala mengode ayahnya untuk tidak bercerita lebih lanjut. Terlebih ia merasakan empat orang yang duduk di sudut bagian sofa mendadak menoleh ke arahnya.

"Loh kenapa bear? Kan ayah cerita yang bagus-bagus, atau mau ceritain aib kamu?" canda Johnny.

"Ayah, ih."

"Berarti pinternya turunan Ten ini. Soalnya dulu waktu sekolah Ten itu selalu jadi peringkat pertama." Taeyong menyambung obrolan, membuat satu pria cantik di sampingnya mengangguk.

"Iya, kalau jeleknya baru dari ayah," jawab Haechan.

"Heh, sembarangan. Ayah kamu ini hot daddy," protes Johnny membuat yang lain tertawa.

"Eh ini kenapa malah ngobrol sama para pak tua. Kalian yang anak-anak ngobrol aja berlima, ke gazebo belakang aja." Johnny mendadak menyuruh lima orang itu memisahkan diri. Ya, dipikir-pikir benar juga, sebab mereka tak mungkin terlibat dalam obrolan orang-orang dewasa. Mana akan nyambung.

Dan berakhirnya lima orang itu pada bagian belakang rumah Haechan. Renjun dan Jaemin mendadak kagum dengan taman sunflowers milik keluarga Seo. Dua orang itu sibuk memandangi tanaman itu.

Haechan yang tak tahu harus apa dengan mereka, memilih berjalan ke arah lapangan basket, lalu bermain basket disana. Tiba-tiba Mark dan Jeno menyusul membuat kening Haechan berkerut.

"Apa?"

"Mau ikut main," jawab Jeno.

"Kita taruhan yuk," usul Haechan.

"Kenapa sih semua hal lo jadiin taruhan!" kesal Mark.

"Kalau gitu bukan taruhan deh, gimana kalau setiap orang yang berhasil masukin bola ke ring, boleh ngajuin satu pertanyaan yang harus dijawab jujur oleh orang yang ditanya. Semacam truth or dare." Haechan tersenyum kecil, pokoknya ia harus memanfaatkan segala kesempatan untuk mencari informasi.

"Wih seru juga, ayo deal bang!" ajak Jeno.

Mark menimang keputusannya lalu akhirnya setuju akibat melihat wajah Haechan yang seperti meremehkannya.

Puzzle Piece | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang