38. Pencarian

1.3K 175 18
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

Hari Senin kebanyakan menjadi hari yang menyebalkan bagi anak sekolah, tapi tidak bagi Haechan. Ia sangat bersemangat hari ini, ah tidak ia sebenarnya lebih ke menggebu-gebu untuk menemukan jawaban dari semuanya. Dicampur dengan emosi yang tertahan. Haechan tak dapat menyimpulkan bahwa penemuan isi kotak besi itu mengarah kemana, tapi ia yakin ada hubungannya dengan Hyunjin.

"Chan, soal Jaemin." Suara Johnny mengalihkan perhatian Haechan. Na Jaemin lama sekali Haechan tak mendengarnya, apa kali ini ayahnya berhasil menemukan pemuda itu?

"Ayah berhasil nemuin lokasinya?" tanya Haechan, dan Johnny mengangguk sebagai jawaban.

"Lalu kamu mau apa, Chan?" tanya Ten.

"Abis UTS kita ke tempat Jaemin. Aku mau ngomong sama dia," tutur Haechan.

"Kita nggak jadi bawa ini ke ranah hukum?" Pasalnya sebelumnya Haechan sangat menggebu-gebu untuk membawa kasus Jaemin, dan saat ditemukan, emosi Haechan tampak lenyap terhadap putra tunggal Nakamoto itu.

"Jadi ayah, tapi aku mau mastiin sesuatu dulu." Baru saja Ten dan Johnny akan bertanya lagi, Haechan sudah buru-buru berdiri seraya membawa kunci motor dan helm-nya. Kedua orang tuanya saling pandang, tak biasanya Haechan langsung pamit sebelum mengecup mereka.

Tingkah anaknya mencurigakan seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

Dan sejak kapan Haechan membawa motor ke sekolah, biasanya pemuda itu akan dijemput atau minta diantar Johnny.

Kembali pada Haechan, ia baru keluar dengan motornya, dan sayangnya tiba-tiba jalannya dihadang sang tetangga. Siapa lagi kalau bukan Mark Jung. Namun pemuda itu tidak sendirian, ada Jeno yang duduk di jok belakang. Haechan tersenyum kecil, sepertinya usaha Mark berhasil.

"Apa kabar lo, Jen?" Haechan menyapa Jeno, mengabaikan Mark yang mendengus. Padahal tadi Mark duluan yang menyadari kehadiran Haechan. Jeno yang melihat perubahan raut wajah abangnya itu tersenyum kecil. Benar-benar sudah berubah perasaan abangnya. Jeno jadi berpikir, apa sebelumnya perasaan Mark pada Jaemin itu bukan perasaan suka yang ia pahami? Karena bagaimana pun, Mark sudah punya banyak kesempatan untuk bersama Jaemin, tapi pemuda itu tidak melakukanya.

Dan sepertinya Haechan menjawab segalanya, karena sekarang perasaan Mark jelas pada pemuda itu.

"Chan, gue minta maaf. Lo mungkin udah denger, yah, gue emang bucin dan tolol. Dan kalau lo marah, kita bisa selesaiin pakai cara lo." Perkataan Jeno benar adanya. Bagaimana pun Haechan kesal karena pemuda itu ikut andil dalam aksi kabur Jaemin. Tapi jika dikaji lagi, Renjun juga akan bersalah, karena pemuda itu juga tahu tapi tidak memberitahunya.

Jadi tak adil jika Haechan hanya marah pada Jeno saja, lagipula Jeno juga tak tahu apa-apa soal perasaan Jeongin sebelumnya. Dan, pemuda itu juga bagian dari kisah bahagia adiknya dulu.

"Emang, udah bucin, tolol, jelek lagi. Lo traktir gue ayam nanti, baru gue maafin." Haechan menarik alisnya, lalu tertawa pelan dan melayangkan tinju ringan ke bahu Jeno.

"Makasih."

"Hum. Dan Mark kenapa muka lo gitu?" Haechan sebenarnya menyadari bahwa wajah Mark kurang bersahabat sejak ia menyapa Jeno.

Puzzle Piece | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang