Puzzle Piece | Markhyuck

11 Siapa?

Vote, komen, and happy reading 🖤
.
.

Berita gagalnya Mark menjadikan Jaemin pacar sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Entah siapa yang memulai, tapi akhirnya warga SMA Derlangsa tahu bahwa penyebabnya adalah Haechan. Banyak orang berbondong-bondong menghujat Haechan di akun instagramnya, tak sedikit pula yang bergosip karena merusak couple goals mereka.

Sebagian besar marah akan tindakan Haechan, namun sebagian kecil mendukung calon couple masa depan. Mereka yang menilai Mark dan Haechan itu lebih lucu ketika bersama. Melihat wajah Haechan yang tengil namun menggemaskan, dan Mark yang tegas namun tak mampu melawan.

Gak tahu malu, dasar pelakor

Anak baru aja sok banget. Karena Mark fair aja makanya diiyain

Halah itu karena dia juga curang pas main basket kemarin!

Haechan ingin tertawa mendengar gosip murahan pagi ini. Ternyata couple Markmin itu benar-benar diidolakan di sekolah ini. Dan woah Haechan merusaknya dalam seminggu ia pindah. Rekor sekali Seo Haechan ini.

"Coba ngomong lagi di depan gue." Felix baru saja berbicara dengan suara deep, dan tajam. Kumpulan perempuan itu mendadak ciut. Meskipun Felix punya wajah manis, tapi dia pemegang sabuk tertinggi taekwondo disini, belum lagi suaranya bisa bikin orang kaget.

"Udah-udah. Lo bikin anak orang takut aja," lerai Haechan. Orang-orang tadi meninggalkan mereka berdua.

Haechan dan Felix baru saja akan melanjutkan perjalanan menuju kelas. Tapi tiba-tiba Haechan merasakan benda menimpuk wajahnya. Dan sigap menahan benda itu agar tidak jatuh. Mendapati pelaku Haechan menatapnya tajam.

"Bawain tas gue ya babu." Itu Mark Jung, padahal Haechan berharap Mark hilang ingatan soal perjanjian mereka.

"Heh! Seenaknya lo nyuruh-nyuruh Haechan. Bawa sendiri!" protes Felix.

"Bilang ke babu gue itu, harus patuh sama majikan." Felix mengerutkan kening heran, menoleh ke Haechan menuntut penjelasan.

"Biar aja, ayo ke kelas." Haechan tak ingin mengisi paginya dengan berdebat dengan Mark.

"Eh bentar dulu. Tali sepatu gue lepas nih." Mark menghentikan dua orang itu lagi. Haechan ingin sekali meninju wajah sok ganteng Mark, tapi karena perjanjiannya, ia harus menahan diri.

"Siap tuan Mark. Mau ikat kupu-kupu? Pita? Atau leher lo yang gue ikat?" Haechan berujar dengan senyum palsunya, berjongkok untuk membenarkan tali sepatu Mark. Dan Felix hanya mampu melongo, apa yang terjadi diantara dua orang ini?

"Lixie, lo duluan aja. Kayanya urusan gue bakal panjang sama nih orang." Haechan berdiri setelah mengikat tali sepatu Mark. "Boleh tolongin bawa ini?" pinta Haechan.

Felix ingin bertanya lebih lanjut, tapi ia urungkan karena tatapan Haechan yang tak ingin membahasnya. Akhirnya si manis itu membawakan tas Haechan dan Mark ke dalam kelas.

"Makasih Felix."

"Bayar pakai cerita nanti." Haechan tersenyum kecil, membiarkan Felix beranjak dengan kedua tas mereka.

"Lo mau apa lagi?" Mark tersenyum miring, seru juga kalau punya babu seperti ini.

"Traktir gue sarapan," balas Mark.

Haechan melotot, perasaan ini bukan tugasnya, karena babu harusnya hanya menyiapkan makanan bukan traktir makanan. "Nggak mau! Lo pikir duit jajan gue dikasih buat traktir lo."

"Ternyata lo pengecut juga ya. Kalau lo nggak mau, berarti gue juga berhak langgar perjanjian kita ya? Mumpung masih hari valentine kayanya kalau gue pacaran sama Jae--"