BAB 29|amnesia

26 2 1
                                    

HAPPY READING


Pagi hari yang cerah, setelah pelaksanaan upacara seluruh siswa-siswi di perbolehkan untuk istirahat sejenak sebelum dimulainya pelajaran.

ROCE sedang berada di kantin untuk membeli minuman dan duduk sebentar. "Jadi kalian sahabat aku?" Tanya Elsa.

"Iyaa, kita tuh udah bestian 4 taun lebih" Balas Rara.

"Ohh, sorry aku lupa" Ucap Elsa.

"Tenang aja, kita bakal bantu Lo buat balikin ingatan Lo lagi" Ujar Okta sambil tersenyum.

"Makasih" Balas Elsa.

Hening, mereka hanya meminum minuman mereka masing-masing. Tiba-tiba rombongan Ansel datang, semuanya langsung duduk bergabung dengan ROCE.

Dan hanya Gilang yang tau bahwa Elsa mengalami amnesia, sementara yang lainnya belum mengetahui hal itu.

Caca melihat raut wajah Elsa yang merasa ketakutan dengan para lelaki rombongan Ansel.

"Lo gapapa El?" Lirih Caca di telinga Elsa dan hanya Elsa yang mendengar itu.

"Me-mereka siapa?" Bisik Elsa pada Caca.

"Temen kita, mereka baik kok tenang aja" Balas Caca, Azi yang duduk di sebelah Caca hanya melihat interaksi antara Caca dengan Elsa yang tampak berbeda.

"Lang, tumben Lo ngga tayang-tayangan ama bebeb El Lo. Biasanya baru ketemu langsung tantrum" Ujar Ansel.

"Diem aja Lo ngga tau apa-apa" Balas Gilang, seketika Gilang mengingat apa yang bokap Elsa katakan bahwa 'kamu harus menjauh dari anak saya, karena Elsa mengalami amnesia.. jadi anggaplah diantara kalian tidak ada hubungan! Atau nggak, keluarga kamu yang bakal kenapa-napa' perkataan itu terus menghantui pikiran Gilang.

Gilang tidak rela harus berjarak dengan Elsa, tetapi demi keselamatan keluarganya dan kebaikan Elsa, Gilang akan melakukannya.

"A-aku mau ke kelas" Ujar Elsa langsung berlari meninggalkan teman-temannya.

"Kalian berantem?" Tanya Ansel, bukannya menjawab, Gilang malah beranjak pergi ke arah yang berlawanan dengan Elsa.

"Ya elah di kacangin" Ucap Ansel malas.

Caca mengejar Elsa yang pergi begitu saja, sedangkan Rara dan Okta membiarkan Caca saja yang mengurus Elsa.

"Elsa tuh amnesia!" Ujar Rara.

"Seriusan Lo?" Tanya Ansel tak percaya.

"Ngapain juga gue boong, gada untungnya" Balas Rara. Lalu ia menyeruput es teh yang belum di sentuh sedari tadi.

"Ra, nanti malem jalan-jalan yuk" ajak Okta kepada Rara.

"Bo-"

"Gabisa, nanti malem gue udah janji mau ke rumah Rara.." Sela Ansel langsung merangkul Rara.

"Rumah gue? Ngapain?" Tanya Rara tidak mengerti.

"Biasa.. mamer ngundang gue buat makan malem" Jawab Ansel.

"Pake pelet apa Lo bisa sampe luluhin hati nyokap gue segala" Ucap Rara.

"Peletnya Mbah gugel!" Balas Ansel membuat Rara menatapnya sinis.

"Ya udah Lo makan aja sama nyokap gue, gue mau pergi sama Okta" ujar Rara.

"Kok gitu sih yank.." Ujar Ansel dengan ekspresi sedihnya.

"Tunggu, kalian pacaran?" Tanya Okta.

"Bukannya Lo suka sama Okta, sel?" Tanya Zayyan langsung menohok hati Rara.

ROCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang