BAB 11| Kembalinya Dia 2

39 4 0
                                        

Mon maap klo ada kesamaan tokoh, latar dan alurnya. Cerita ini tidak ada unsur per copy an!

Gimana alurnya suka ga?

Vote nya ya, Jan lupa..:-)

.
.
.

"Terima kasih sudah menyediakan rumah untuk anak yang penuh luka ini, kehadiranmu sudah menciptakan warna di hidupku. Aku mencintaimu."

-Alecha Queenara

.

.


ΉΛPPY ЯΣΛDIПG ^_^

Sepulang sekolah, Caca sedang menunggu Rara yang sedang pergi ke toilet di taman sekolah. Rara memintanya untuk pulang bersama katanya abangnya tidak bisa menjemputnya.

Karena jarak taman sekolah ke toilet agak jauh, Caca memaklumi. Tapi ini sudah setengah jam Caca menunggu, ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi apalagi cuacanya sudah mulai panas.

"Ck, lama banget" Caca berdecak kesal, lalu ia menelfon Rara. Sudah berapa kali ia telfon tetapi nomornya tidak aktif.

Caca awalnya sedang duduk di kursi taman, karena Rara lama sekali ia berniat akan menyusulnya ke toilet. Baru akan berdiri seseorang yang entah datang darimana tiba-tiba memayungi kepala Caca menggunakan kedua tangannya yang kekar.

Caca yang akan berdiri urung, ia kembali duduk menatap lelaki yang berada di depannya. Wajahnya tidak terlihat karena terkena cahaya matahari.

"Siapa Lo? Awas!" Caca tidak memperdulikan lelaki yang tidak jelas itu, ia memilih pergi untuk menyusul Rara.

Ketika sekitar 10 langkah Caca melenggang pergi, namun lelaki itu masih bisa melihatnya.

"ECAA!!" Teriak lelaki itu.

Degh!

Langkah Caca terhenti saat lelaki itu memanggil nama panggilan khusus yang di buat oleh seseorang istimewa menurutnya.

Caca berniat membalikkan badan menghadap lelaki itu untuk memastikan bahwa dugaannya itu benar atau tidak. Namun, Caca berpikir itu tidak mungkin lalu ia melanjutkan langkahnya tanpa menoleh kearah lelaki itu.

"QUEEN NYA AII!!" Kembali berteriak lelaki itu.

Sekali lagi, Caca menghentikan langkahnya. Lalu ia menoleh kearah lelaki yang memanggilnya. Ia terkejut bukan main, saat melihat lelaki teman kecilnya yang selalu menghiburnya ketika ia menangis, selalu membantunya ketika ia ada masalah, dan selalu ada disampingnya saat suka maupun duka.

Benar saja itu adalah Ravindra Azi Edward. Azi merentangkan kedua tangannya seperti menyuruh Caca untuk memeluknya, lalu Caca berlari menghampiri Azi dan...

Grep!

Grep!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ROCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang