BAB 20| RAPUH

25 4 0
                                    

"Bisakah aku berlari ke Jenggala, Berteriak kepada Jumantara, Jika Nestapa kian melucuti tenangnya Atma"

Alecha Queenara-

.
.
.

ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ

Sesuai permintaan Okta, Azi kini sedang dalam perjalanan menuju rumah Caca. Okta bilang Caca ada di rumahnya? Azi sedikit tidak percaya pada perkataan Okta, tapi ia akan coba mencari dulu.

Saat sampai di depan gerbang rumah Caca, gerbangnya terkunci. Mobil yang biasa parkir di parkiran pun juga tidak ada, hanya ada motor milik Caca. Sepertinya keluarga Caca sedang pergi keluar.

Baru saja mau putar halauan, ada ibu-ibu yang berada di belakangnya tiba-tiba. "Mas nya nyari siapa?" Tanya ibu-ibu itu, itu adalah tetangga Lina yang tinggal di depan rumah Lina.

"Caca Tante, dari kemarin dia nggak sekolah. Katanya kerumah neneknya, apa bener tan?" Ucap Azi.

"Panggil Bu Lastri aja, mas Pacarnya Caca ya?" Tanya ibu-ibu itu yang bernama Lastri.

"Eeee- iya Bu.."

"Nenek Caca itu tinggalnya di Inggris, terus nih yah pas malem-malem saya mau balikin palu ke Lina.. Lina tuh lagi marah-marah keras banget suaranya, saya yakin dia lagi marahin Caca soalnya kalo Lina sama Lisa cuma berdua di rumah suasananya adem ayem gitu. Saya juga denger teriakan Caca, saya takut dia kenapa-napa jadi saya mau masuk tapi di cegah sama satpam yang tiba-tiba muncul. Terus sampe sekarang Caca nggak keliatan" Jelas Bu Lastri.

Pikiran Azi sudah kemana-mana saat mendengar cerita dari ibu Lastri. "Kalo ibu inget, malem apa?" Tanya Azi.

"Kayaknya malem Selasa mas" ucap ibu Lastri.

"Makasih Bu" ucap Azi, lalu dengan nekatnya ia memanjat gerbang rumah Caca. Bu Lastri kaget, lalu ia lebih memilih menjaga dari luar takut Lina pulang.

• • •

Sore ini, seorang gadis sedang fokus belajar di kamarnya. Ia sedang menghafal rumus matematika yang sulit, hobinya bukan hanya membaca novel tapi ia juga hobi membaca buku pelajaran.

"Kakak, ayo jalan-jalan sama Cia.." Ucap adiknya sambil menggoyangkan lengan kakaknya yang sedang menulis.

"Cia nggak liat? Kakak lagi belajar.." Ucap Okta dengan lembut.

"Belajarnya udah dulu Ta, kasian adik kamu nunggu dari tadi" Ucap Filma Syahvia, mamihnya.

"Ihs, iya iya" Jawab Okta.

"Lagian kamu belajar Mulu, pacaran kek" Ucap Filma. Okta tak habis pikir dengan mamihnya yang menyuruh Okta pacaran, jarang sekali ada orang tua yang menyuruh anaknya pacaran.

"Nggak ada yang mau mih.." Balas Okta.

"Cia mau, Cia mau pacaran sama kakak" Ucap Cia membuat Okta dan Filma membelakkan matanya. Cia tidak tau apa-apa soal pacaran, umurnya masih kecil jadi ia sok tau aja.

"Cepet lah, kita jalan-jalan" Ucap Okta menarik tangan mungil Cia.

Hampir setiap hari Cia meminta Okta untuk jalan-jalan menggunakan mobil, jika permintaannya tidak di turuti dia akan menangis dan mengadu menelfon papihnya di hp mamihnya.

Kakak beradik itu berhenti di taman bermain anak-anak, Cia bermain sendirian karena ia tidak punya teman. Okta hanya duduk di bangku sambil melihat Cia bermain prosotan.

ROCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang