34. Talk about 'Approve'

228 13 0
                                    

Keadaan rumah Saura ramai.

Semua anak-anaknya Pak Raksa berkumpul. Termasuk Kak Alden dan juga Aliyah, bersama pasangan masing-masing.

Beberapa hari yang lalu, Ethan mengabari bahwa ia akan datang bersama dengan Om-Tante serta Mbah-Mbahnya.

Besoknya setelah pertemuan Saura dan Ethan pertama kali di hotel waktu itu, Pria itu benaran datang ke rumah. Hanya sendiri. Membawa tekad dan niat untuk meminang Saura.

Mama Papanya Saura tidak kalah terharu dari anaknya melihat Ethan yang datang bersama niat baik pria itu. Sudah jelas, lah, ya, mereka menerima Ethan. Apalagi mereka sudah mengenal Ethan cukup lama.

Saura sudah siap dengan kebaya warna putihnya dengan kain batik lilit pemberian Ethan. Kain yang katanya dibawakan langsung dari Jogjakarta untuk Saura. Katanya, motif batiknya sama dengan motif baju batik yang Ethan kenakan hari ini.

Sekarang, gadis itu tengah membantu Mamanya menyiapkan makanan di meja makan panjang yang ada di ruang makan.

"Kak, duduk aja. Kamu udah rapi begitu juga." suruh Mama yang baru datang dari luar sembari membawa sekresek buah manggis.

"Mama juga udah rapi tuh, tapi masih jalan-jalan."

"Mama abis ambil manggis dari depan." kata Mama sembari menyengir, "Jiel, tolong ambilin kue di depan. Mama mau potongin." Mama setengah berteriak memanggil Jiel.

"Maaa, batik Jiel, kok, nggak ada." Anak itu malah keluar tanpa baju dan menanyakan keberadaan baju batiknya.

"Ya Allah, masih di kamar Ibu, Bang!" sahut Bu Ndah yang kemudian berdiri dari duduk untuk mengambil baju batik Jiel.

"Mah, saya ambilin, ya, kuenya." inisiatif Farza yang baru keluar dari kamar.

"Iya, Makasih, ya, Mas Farza." ucap Mama.

"Aliyah mana, Ja?" tanya Saura pada Farza.

"Ape?" yang menyahut malah Aliyah yang baru keluar dari kamarnya. Kini, Aliyah sedang mengandung buah hatinya, hasil perbuatan Farza. Kehamilan Aliyah sudah menginjak 16 minggu.

Saura meringis. Keponakannya akan bertambah, Saura malah belum menikah jua. Eh, otw, deng.

Hehehe.

"Masih mual lo?"

Aliyah mengangguk, "dikit, tapi nggak kayak pas awal-awal." katanya sembari mendudukan bokongnya di kursi meja makan. "Nikmat syekali."

"Sehat-sehat, deh, calon Ibu." komentar Saura, "semoga anak lo cantik, ya, kayak gue."

Aliyah mengelus perutnya dengan lembut, "mirip Ibu aja, ya, sayang. Kalo mirip Tante nanti kamu ditanyain tetangga." ujarnya pada calon anak yang masih ada di kandungannya.

Saura berdecih, "yang penting cantiknya kayak Tante." katanya seraya mengibas rambutnya yang abis dicatok itu.

"Kak, anak ku cowok." sahut Farza yang membuat Saura membelalak.

"Lah, katanya cewek?"

Aliyah menyeringai, "itu nya ngumpet."

Tak lama kemudian, Papa datang dari arah tangga untuk menghampiri anak-anaknya.

"Cewek atau cowok, yang penting sehat." celetuk Papa yang diangguki oleh Aliyah dan Farza.

Saura tersenyum kalem melihat kebahagiaan terpancar di wajah anggota keluarganya. Yang pasti, suasana hari ini begitu hangat dirasakannya. Semua anggota keluarga intinya berkumpul untuk menyaksikan dirinya dipinang oleh orang yang ia cintai.

Terlalu Siang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang