XI

5 1 2
                                    

Reno tak habis pikir dengan keputusan bodoh kakaknya, mungkin jika ia yang ada di situasi Daffa maka ia akan menyelidiki Biru atau bahkan melalukan berbagai cara agar pria itu mengakui tujuannya memacari Senja. Karna setelah mendengar semuanya Reno tetap merasa ada yang mengganjal dari hubungan Senja dan Biru.

Tapi sekarang, tepat didepan matanya Reno menyaksikan Daffa tersenyum hambar sambil merapihkan barang-barang ke dalam koper. Kalah sebelum berjuang, selalu seperti itu.

"Kenapa sih lo ngeliatin gue mulu? Aneh banget anjir"

"Kalo mau ngomel-ngomel soal ini, mending lo urungin aja niat lo"

Reno mendengus, mencoba sabar sekali lagi.

"Okay, fine! Ini gak ada sangkut paut nya sama kak Senja, keberangkatan lo murni buat beasiswa pasca sarjana"

Daffa menggedikkan bahu, wajah nya dibuat sebahagia mungkin. Meski yang terlihat justru semakin aneh.

"Gue ikut pelatihan ini sebulan, nanti mungkin gue balik lagi buat ngurus persyaratan. Inget, lo harus jaga diri selama gue gak ada"

"Gue bukan anak kecil kali"

Setelah Daffa selesai dengan koper nya ia menghampiri Reno yang duduk di atas karpet. Tatapannya melembut sambil tersenyum pada adiknya.

"Lo tau gak apa hal yang paling gue syukuri sampai hari ini?"

Reno terdiam, suasana yang mendadak berubah sendu selalu membuat ia canggung.

"Bisa ngobrol sama lo dan Senja"

"Bisa ngeliat kalian, dengar suara kalian. Itu hal yang paling gue syukuri sampai saat ini. Walaupun ada saatnya gue kangen sama mama kita dan protes sama Tuhan yang udah ambil mama dari kita, tapi gue selalu berpikir Tuhan pasti punya alasan kenapa menitipkan lo sama gue, menghadirkan Senja dalam hidup gue. Dan gue pikir selama ada kalian berdua gue akan baik-baik aja"

"Mendadak banget?!"

"Sebenarnya udah dari minggu lalu sih, cuma gue lupa terus mau cerita ini sama lo"

"Terus lo di Jogja dong sampe lulus?"

"Ya iyalah masa mau bolak balik"

"Langsung?"

"Engga, ini gue ada pelatihan dulu sebulan terus balik lagi bulan depan buat ngurusin berkas-berkas di kampus"

Saat ini Senja dan Daffa sedang duduk bersisian di teras kost Senja. Pria itu sengaja datang agak malam untuk mempersiapkan hati nya sebelum berpisah.

"Reno gimana?"

Daffa mengerutkan dahi nya sambil mengambil lagi keripik kentang.

"Ya maksud gue si Reno nanti tetap di kontrakan atau gimana?"

"Masih kayaknya, kontrakan gue kan deket ke tempat kerja nya"

Senja mengangguk-angguk. Lalu mereka seketika terdiam selama beberapa menit.

Sebenarnya malam ini Senja mau bercerita pada sahabatnya itu mengenai ajakan menikah Biru, tapi ia mengurungkan niatnya setelah mendengar cerita Daffa tentang beasiswa nya.

"Gue boleh ikut gak sih?"

"Hmm?"

"Dulu papa punya rencana ngajak gue liburan ke Jogja kalau nilai gue bagus"

Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang