Langit perlahan berubah jingga, mengantarkan senja yang akan menutup hari. Diantara deretan bangku seorang perempuan duduk sendiri, rambut coklat panjang nya yang tergerai dibiarkan bergerak tertiup angin. Ia memejamkan kedua mata nya seraya menarik lalu menghembuskan nafas perlahan.
Dalam keheningan Senja bisa mendengar lagi semua perkataan orang-orang yang sejak tadi memenuhi pikirannya.
"May I be happy?"
Ucap Senja setengah berbisik.
Satu kalimat tanya yang ia tunjukkan pada dirinya sendiri dan dibalas oleh hembusan angin.
"Yes, you deserve to be happy. Even Daffa and your baby too, Senja"
Senja menoleh ke belakang, mata nya langsung disambut seorang perempuan yang sedang menggendong Jio.
Kinaya, salah seorang tenaga pengajar di panti asuhan itu tersenyum sambil merentangkan satu tangan nya.
"Bu Kina..."
"Apa yang membuatmu berat mengambil keputusan?"
Tanya Kinaya setelah memberikan Jio pada Senja.
Senja tau pertanyaan itu lah yang juga ia tanyakan pada dirinya sendiri. Jadi perempuan itu hanya tersenyum sekilas.
"Daffa....aku rasa dia pantas mendapatkan yang lebih baik dari aku"
Kinaya mengerutkan alis kemudian menempati bangku kosong dihadapan Senja.
"Bagaimana kalau Tuhan memilih mu karena kamu adalah yang terbaik buat dia?"
"Lalu gimana dengan Jio?"
Baru saja Senja hendak menjawab, perhatiannya teralihkan saat seseorang memanggilnya.
"Siapa?"
Tanya nya pada orang tersebut sembari berjalan menghampiri pintu.
"Bu Kina boleh titip Jio?"
"Tentu, sini biar ibu bawa ke kamar"
•
Suasana malam yang semula tenang tiba-tiba berubah canggung saat Senja duduk berhadapan dengan Brian dan Ella.
Senja tidak pernah menyangka setelah sekian lama ia akan bertemu lagi dengan keluarga dari mantan suami nya.
"Kak Biru meninggal"
Senja tersentak kaget namun tetap berusaha terlihat tenang.
"Dua tahun yang lalu mama menembaknya di pinggir jalan sebelum masuk pintu tol"
Suara pemuda bernama Brian itu mulai bergetar, wajahnya menunduk. Ketakutan bercampur sedih terasa jelas dari aura nya.
"Papa bunuh diri waktu polisi datang untuk menangkapnya"
Ella mengulurkan tangan dan mengenggam tangan Senja.
"Senja, maaf kalau kedatangan kami dan penjelasan Brian membuat kamu bingung"
Senja masih belum bersuara, otaknya seperti tengah memproses semua rincian kejadian yang baru saja ia dengar.
"Maaf kalau kami baru menemui kamu sekarang"
"Ada banyak pertimbangan yang saya pikirkan sebelum memutuskan untuk menemui kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Fine
FanfictionNot Fine Not Fine You're bad Bad I'm in pain Pain Will we ever be fine © Chi, January 2024 [Day6]