XXIV

5 2 2
                                    

Marlo meremat kedua tangan nya, ditengah keheningan ia merasa sekeliling nya berjalan lambat. Segala hal yang bergerak, bahkan jarum jam sekalipun.

"Suami dari mendiang Keinamoto?"

Pria berkacamata yang semula menunduk itu menghela nafas panjang lalu berdiri menghadap si perawat yang datang entah dari mana.

"Mari ikut saya untuk melihat bayi anda"

Dengan patuh Marlo mengikuti perawat tersebut berjalan menelusuri koridor yang ramai pengunjung. Kemudian seiring dengan langkah nya yang terhenti, tanpa sadar Marlo ikut menahan nafas nya.

"Begini, karena istri anda melahirkan prematur jadi bayi anda perlu penanganan khusus didalam inkubator. Kalau anda mau menggendong nya sebentar anda bisa masuk ke dalam"

"Ayo ikut saya"

Perawat itu tersenyum sambil membuka pintu dan mempersilahkan Marlo masuk.

"Sebelah sini. Ini dia bayi anda, dia perempuan yang lahir sempurna"

"Mau gendong?"

Marlo mundur sedikit karna terlalu gugup, namun ia tetap menerima bayi itu dan menggendong nya.

"Aurora..."

Si perawat ikut tersenyum melihatnya.

"Kalau anda mau, disini kami bisa menyediakan asi bantuan pada para bayi yang kehilangan mama nya seperti Aurora"

Setitik airmata menetes dari pelupuk mata Marlo, rasanya semua lelah, kesedihan, kecemasan yang selama ini ia tahan akhirnya bersatu menjadi airmata.

"I'll give you all happiness in the world, then you will be the happiest girl in the world"

Farah tidak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan anak laki-laki yang telah ia selamatkan 15 tahun lalu. Namun dilihat dari raut wajahnya pemuda bernama Biru itu sepertinya sedang menanggung beban yang sangat berat.

"Silahkan duduk"

Ucap Farah sambil tersenyum.

"Saya gak mau berbasa-basi, jadi...apa yang udah kamu lakukan pada saya di malam itu?"

Farah mengernyit mendengar pertanyaan mendadak tersebut.

"Saya tau ada yang salah dengan saya semenjak kecelakaan, saya...saya merasa ada sesuatu yang aneh–"

"Kamu udah memeriksakan nya pada dokter?"

Ujar Farah yang mencoba tenang.

Biru diam sejenak. Sebenarnya ia tidak bermaksud menaikkan nada bicaranya pada si dokter, tetapi emosi nya langsung meledak begitu ia mulai membahas hal tersebut.

Tentang Dino yang mendadak membawa ia pindah sekolah, kematian mama nya, si papa yang tidak pernah membawa Biru mengunjungi pusara Naura. Lalu tiba-tiba seorang wanita baru masuk dalam kehidupan Biru, dan yang paling mengganggunya ialah sosok seorang anak laki-laki yang selalu hadir didalam mimpi.

Biru berharap dengan menemui si dokter ia bisa menyelesaikan satu persatu misteri aneh dalam hidupnya.

Ruangan itu seketika didera sunyi yang mengerikan.

"Saya hanya perlu penjelasan anda"

Ucap Biru kali ini dengan nada memohon.

Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang