Rangga mengatur nafas nya dalam diam, sejak 20 menit didalam Mobil ia hanya fokus memperhatikan rumah berpagar besar yang berada disebrang jalan. Hari ini –setelah banyak pertimbangan, tentu saja– Rangga akhirnya memutuskan untuk menemui Dino ke kediamannya.
Rangga sudah memikirkan segala kemungkinan yang akan ia dapatkan dengan menemui papa tiri nya, ia juga sudah siap jikalau pria keji itu mengusirnya atau mungkin membawa ia ke kantor polisi. Lagi pula Rangga hanya ingin bertemu Dino, dan menunjukkan kalau ia masih hidup.
"Cari siapa, mas?"
Ucap seorang satpam ketika Rangga membuka kaca mobil. Rangga pun tersenyum.
"Tuan Dino"
"Tuan besar sedang ada kunjungan ke sekolah aden Brian, barangkali ada pesan yang bisa saya sampaikan?"
"Oh, tidak saya harus menemuinya sendiri. Apa masih lama?"
Satpam itu melirik jam dinding di dalam pos nya.
"Mungkin satu atau dua jam, gimana?"
Rangga mengangguk lagi kemudian mengeluarkan sekotak rokok dan memberikannya pada si satpam.
"Buat bapak"
Satpam tersebut pun terlihat kikuk dan ragu menerima rokok dari Rangga.
"Izinkan saya menunggu disini, gak keluar mobil saya cuma akan menunggu disini"
"O–oh, baik tuan. Silahkan"
Setelah satpam itu menggeser pagar Rangga akhirnya memasukkan mobilnya ke dalam halaman utama rumah masa kecilnya. Diam-diam ia tersenyum, ada begitu banyak kenangan di halaman ini.
•
"Siapa?! Jawab papa, siapa yang menghamili kamu Kei?!"
"Tohizo, jangan terlalu keras..."
"Diam! Kamu lebih baik berhenti membela anak ini, dia udah mencoreng nama baik keluarga kita!"
"Keinamoto Aurella! Jawab papa!"
Kei yang duduk tersungkur di lantai hanya bisa menangis dan menunduk, tak berani melihat wajah papa nya.
"Kei!"
Tohizo berteriak lebih kencang, ia bahkan juga menarik baju Kei hingga anak nya berdiri.
Kei memejamkan mata, tubuhnya juga gemetar karena begitu takut mendengar bentakan Tohizo. Satu menit kemudian gadis muda itu tidak sadarkan diri dalam pelukan papa nya.
"Kei?"
"Kei, bangun, nak"
"Cepat panggil supir!"
Beberapa saat kemudian mobil pun segera melaju ke rumah sakit terdekat. Tohizo yang kaku hanya menatap lurus keluar jalan, ia tidak peduli dengan omelan Claudia, yang ada dalam pikiran pria berusia 55 tahun itu hanyalah mencari tau siapa laki-laki brengsek yang sudah menghamili putri nya, ia juga sudah berencana menggerakkan seluruh anak buah nya untuk mencari pria tersebut.
"Gimana keadaannya, dokter?"
"Gak apa-apa, pasien dan juga janin dalam kandungan nya sehat. Tapi untuk saat ini saya sarankan pasien jangan terlalu banyak pikiran karena akan berpengaruh pada janin"
"Terimakasih, dokter"
"Kita kesampingkan dulu masalah siapa pria itu, sekarang kita harus fokus buat kesehatan Kei"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Fine
FanfictionNot Fine Not Fine You're bad Bad I'm in pain Pain Will we ever be fine © Chi, January 2024 [Day6]