"Aku gak pernah minta kamu nikahin! Kamu juga sadar kan kalo ini cuma karna bisnis"
"Naura!"
"Apa? Kamu nampar aku lagi?! Kamu gak malu terus melakukan itu sampai anak-anak kita udah dewasa seperti sekarang?!"
Dino mengepal kedua tangan nya, malam ini ia sudah memutuskan untuk menceraikan Naura.
"Tapi kamu gak seharusnya masih menjalin hubungan dengan laki-laki itu, kamu udah jadi istri aku. Semua orang tau kalau kamu istri ku!"
"Dia lebih dulu sama aku"
"Brengsek!"
"Akan ku bunuh laki-laki miskin itu!"
"Dino! Jangan Dino! Dino tunggu!"
"Diam kamu disini!"
Naura terus berteriak dan memanggil Dino tetapi suami nya itu jauh lebih cepat, setelah menampar Naura ia bergegas keluar kamar dan meninggalkan istri nya di dalam.
Dino tau, ia bahkan lebih dari mengerti kalau sejak awal anak tunggal pewaris Harianto grup itu memang tidak pernah mencintainya. Ia hanya mematuhi perintah ayah nya yang sengaja menjodohkan mereka agar perusahaan mereka stabil di saat perekonomian sedang genting. Tapi bukan salah Dino jika ia juga ingin dihargai sebagai seorang suami sekalipun tidak di depan publik.
15 tahun mereka hidup bersama sebagai suami istri dan selama itu pula Dino harus beradu argumen hingga saling bertukar kata kasar karena jalan pikiran mereka yang berbeda. Satu-satunya hal indah yang bisa ia ingat ialah ketika Naura meminta izin untuk tinggal dirumah ibu nya karena sedang hamil besar, lalu suara tangis Naura dan sepasang bayi kembar mereka yang mengisi rumah mewah itu.
Saat-saat itulah yang membuat Dino bertahan menghadapi sikap keras Naura.
Setidaknya sampai kedua putra kembarnya berusia 10 tahun.
•
"Mama kita mau kemana? Ini udah malam"
"Mah, biarin aja papa pergi. Papa udah nyakitin mama, kenapa mama masih ngejar papa?"
Biru dan Rangga, sepasang anak kembar yang kini duduk di bangku belakang terus meminta ibu nya agar berhenti.
"Biru, Rangga. Dengar mama"
Naura menoleh ke belakang, wajahnya tampak kacau. Bekas tamparan Dino, luka memar di sudut pelipis akibat tertabrak ujung kasur saat Dino mendorong nya, ditambah kedua mata yang sembab. Malam itu Naura benar-benar terlihat menyedihkan.
"Walau apa pun yang dilakukan Dino, jangan pernah membencinya. Kalian harus tetap ada di sisi nya sampai dia tua. Karena semua yang terjadi ini memang salah mama, semua hal yang bikin papa marah adalah salah mama"
"Gak! Biru gak mau sama papa, dia udah nyakitin mama. Papa gak pantes disebut papa!"
"Biru!"
"Rangga, kamu mau tinggal sama dia kalau mama sama papa bercerai? Aku engga, aku gak mau!"
"Biru, kamu gak boleh bilang gitu.."
Biru yang kesal pun keluar mobil, lalu saat ia mulai berjalan menjauh sebuah mobil melaju kencang dari kegelapan dan menabrak mobil Naura hingga terpental 50 meter. Malam itu pemuda berusia 15 tahun tersebut membeku ditempat sampai 2 menit lama nya.
"Mama....papa..."
Suara tangis seorang anak kecil menyadarkan Biru, ia lantas segera berlari mendekat. Lutut nya seketika lemas saat melihat mama dan saudara kembarnya sudah tertimpa puing mobil yang telah hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Fine
FanfictionNot Fine Not Fine You're bad Bad I'm in pain Pain Will we ever be fine © Chi, January 2024 [Day6]