" AZA!!! "
teriak seorang wanita dari bawah sana dengan suara yang melengking, membuat orang yang dipanggilnya dengan segera menuruni satu persatu anak tangga menuju ke tempatnya." Iya kak, ini Aza udah siap "
Jawabnya dengan buru - buru" Bang Gibran mana? "
Tanya gadis itu karena belum melihat batang hidung abangnya itu dari pagi." Lagi keluarin mobil, ayo ambil barang - barangnya jangan sampai ketinggalan "
Kemudian kedua wanita itu mempersiapkan barang - barang yang akan mereka bawa dan masuk ke dalam mobil." Jam berapa sudah bang? "
Tanya gadis itu di dalam mobil" Jam 10 dek "
Jawab abangnya itu yang bernama Gibran setelah menatap jam tangannya" Adek mau beli cemilan dulu disitu, boleh kan? "
Tanya gadis itu dengan hati - hati, takutnya abangnya itu tidak mengizinkannya." Boleh "
Jawab Gibran sambil menampilkan senyumannya kepada adik tersayangnya.Sekarang setelah menempuh perjalanan beberapa menit mereka bertiga tiba di tempat tujuan mereka. Disana terpampang tulisan kuburan umum, mereka bertiga sedang berziarah.
" Assalamualaikum ma... Aza datang... Mama apa kabar? Doain aza ya biar jadi anak yang sukses, mandiri, dan dapat jodoh yang baik "
Ucap gadis itu yang bernama Azalea, dia sedang berkunjung ke makam ibunda tercintanya.Aza meneteskan air mata dari pelupuk matanya yang setelah itu menoleh ke sisi kanannya di samping makam ibundanya, disana ada satu makam yang sangat dekat dengan ibunda Aza dan bercorak sama dengan ibunda Aza. Dia mengelus pelan batu nisan yang bertuliskan nama itu.
" Ayah... Aza datang.... Ayah apa kabar? Pasti kalian udah senang kan disana berdua? Doain Aza ya? Supaya jadi anak yang baik, penurut, sukses, mandiri, dan gak nyusahin bang Gibran sama kak Arumi "
Lanjut dirinyaArumi sebagai kakak ipar Aza merasa kasihan dan iba melihat adik iparnya itu yang masih kecil sudah ditinggalkan kedua orang tuanya, tapi Arumi salut dengan Aza sang sabar dan tidak menyerah dengan keadaan. Arumi mendekati Aza dan mengelus pelan pundak Aza.
" Aza gak nyusahin kakak kok, Aza baik dan sayang sama kakak, Aza akan selalu jadi adik kakak "
Ucap Arumi menangkan adik iparnya itu" Makasih kak "
Ucap Aza yang kemudian memeluk Arumi.Gibran yang melihat hal tersebut merasa terharu, dia tidak salah mencari seorang istri yang bisa menjaga adiknya dan menjadi pendamping hidupnya, terlebih lagi dia salut dengan adiknya, tidak pernah membantah perkataannya selalu menuruti, dulu Aza adalah anak yang manja dengan mama dan ayahnya, tapi setelah kepergian keduanya, Aza menjadi anak pendiam, mandiri, dan terkadang susah untuk beradaptasi. Terkadang Gibran rindu dengan Aza yang dulu selalu manja kepadanya.
" Aza? "
Panggil GibranAza yang merasa terpanggil menoleh ke arah Gibran.
" Aza harus janji di depan ayah sama mama, kalau Aza bakalan kuliah kan?"
Tanya Gibran yang takut adiknya itu kan putus pendidikan karena Aza adalah sosok anak yang sangat berpikiran panjang." Iya bang, Aza janji bakalan kuliah "
Jawab Aza sambil tersenyum.Gibran ingin meneteskan air mata melihat senyuman adiknya itu, pasalnya setelah kepergian orang tuanya selama 2 tahun, Gibran susah sekali melihat Aza tersenyum, padahal dulunya Aza kalau dibeliin seblak aja dah senang kali senyum - senyum sendiri. Tapi sekarang berbeda, terkadang Aza makan seblak sambil nangis kalau sendirian, kecuali ditemani sama Gibran dan Arumi baru Aza gak nangis.
" Udah cukup bicara sama ayah dan mama? "
Tanya Arumi kepada Aza yang dari tadi asik terdiam dan menatap batu nisan kedua orang tuanya.Aza menatap Arumi sekilas dan menganggukkan kepalanya tanda ia sudah cukup hari ini berkunjung ke rumah kedua orang tuanya.
" Ma... Yah... Aza pamit ya... Assalamualaikum "
Setelah berpamitan Aza, Arumi, dan Gibran langsung pergi dari sana, kebetulan cuacanya sedang mendung jadi mereka dengan dekat pergi dari sana.Sudah menjadi kegiatan mingguan bagi ketiga orang itu untuk berkunjung ke makam orang tuanya, mereka akan berkunjung 1 Minggu sekali, tepatnya setiap hari Jumat.
Di dalam mobil Gibran dan Arumi asik mengobrol berdua, sedangkan Aza menatap keluar jendela sambil termenung dan terdiam. Hingga Gibran bertanya sesuatu kepadanya.
" Aza nanti kalau kuliahnya bidang agama mau? Sekalian mendalami ilmu agama "
Tanya Gibran kepada adiknya itu" Aza turutin apa yang abang bilang aja "
Jawab Aza yang tak melepaskan pandangannya dari luar jendela.Inilah yang Gibran khawatirkan, jika dulu Aza adalah anak yang banyak protes, sekarang Aza anak yang berserah diri kepada keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR AZALEA
RomanceAYO MAMPIR!!!! CERITA HANYA FIKSI MURNI IMAJINASI AUTHOR JANGAN LUPA LIKE KOMEN FOLLOW KALAU MAU MEMBERIKAN PENDAPAT BUDAYAKAN SOPAN YA TEMAN - TEMAN.... # Sinopsis Azalea Kayla seorang perempuan yang merubah sikapnya setelah kepergian kedua...