TAKDIR AZALEA

BAB 15

" aduh Aza mana ya? "
Tanya Nala khawatir dengan temannya itu

" Ada apa Nala? "
Tanya Ning Aisyah yang baru tiba

" Ini Ning tadi Aza dihukum sama ustadzah Intan entah dimana, kasian banget Aza "
Jawab Nala seraya menampilkan wajah khawatirnya

" Nala!! Hosh hosh hosh "
Teriak Zoya dari arah jauh

" Gimana? Ada gak disana? "
Tanya Nala

" Gak ada, kayaknya Aza dihukum di asrama putra deh sama ustadzah Intan "
Jelas Zoya yang dari tadi mencari keberadaan Aza

" Asrama putra? "
Tanya Ning Aisyah yang terkejut

" Iya Ning sepertinya begitu "
Jawab Zoya

" Terus gimana? Apa yang terjadi sehingga Aza dihukum? "
Tanya Ning Aisyah

Zoya menceritakan semuanya yang terjadi kepada Ning Aisyah, hal tersebut membuat Ning Aisyah membuka mulutnya karena terkejut dengan perlakuan Rani dan ustadzah Intan.

Kalau Gus Zidan tau ini gimana yang nasib Rani sama ustadzah Intan?
Batin Ning Aisyah

.........

" Assalamualaikum"
Salam ustadzah Hasan ketika memasuki ndalem

" Waalaikumsalam"
Jawab pengurus ndalem

" Gus Zidan ada? "
Tanya ustadz Ahsan

" Gus Zidan tadi sedang mengajar di kelas ustadz "

" Yaudah kalau begitu terima kasih ya, saya pamit assalamualaikum"

" Waalaikumsalam "

Ustadz Ahsan bergegas menuju tempat Gus Zidan hingga dirinya sampai disana.

" Assalamualaikum Gus "
Ucap ustadz Ahsan

" Waalaikumsalam"
Jawab Gus Zidan serta santri yang lain

" Bisa kita bicara sebentar Gus? "
Tanya ustadz Ahsan

" Tentu, baik kalian pelajari terlebih dahulu tentang materi tersebut, sebentar lagi saya kembali, tolong jaga sopan santun "

" Kita bicara di luar aja Gus "

" Ada apa ustadz? "

" Gus maaf sebelumnya, tapi tadi saya melihat istri Gus dihukum di lapangan santri putra, saya rasa itu hukuman yang sedikit berat untuk santri baru "

" Apa?! "

Dengan terburu - buru Gus Zian menuju ke lapangan santri putra untuk melihat keadaan istrinya.

Saat Gus Zian tiba ia melihat sesekali istri mungilnya itu mengelap air mata yang menetes dari pelupuk mata indahnya itu. Sungguh tergores hati Gus Zian melihat pemandangan di depannya itu.

Saat Gus Zian melewati lapangan tersebut, banyak sekali santri putra yang memuji bahkan mereka menjadikan Aza sebagai tontonan mereka semua.

" Aza? "
Panggil Gus Zian

Aza yang mengenali suara itu langsung mendongakkan kepalanya dan segera menghapus air matanya.

" Gus? "
Aza berusaha sekuat mungkin untuk tersenyum disela tangisannya

" SEMUA SANTRI PUTRA TUNDUKKAN KEPALA KALIAN!!! "
Teriak Gus Zian yang langsung dituruti oleh semua santri putra disana, karena kalau Gus Zian marah habis semua mereka.

Aza yang mendengar teriakan Gus Zian reflek menutup telinganya dan menyebabkan tubuhnya sedikit bergetar, tapi berbeda kali ini ia sanggup menahan gejolak itu.