BAB 3

11.2K 344 0
                                    

Saat ini di kelas XII IPA 4 SMA negeri 1 Jakarta, para siswa sedang menyimak dengan baik - baik penjelasan guru yang berada di depan sana, guru tersebut sedang berotak - Atik dengan papan dan spidolnya di sana.

" Baik! Ini adalah penjelasan akhir mengenai peluang pada materi kita. Ada yang ingin bertanya? "
Ucap guru di depan sana

" Za, Lo gak nanya? Biasanya Lo nanya "
Tanya Alifa teman sebangku Aza sekaligus teman terdekat Aza di SMA negeri 1 Jakarta

" Gak "
Jawab Aza singkat

Alifa sudah mulai terbiasa dengan sikap baru Aza yang cuek dan tak peduli dengan lingkungannya lagi, biasanya dia periang suka menjahili teman - temannya, terlebih Alifa. Tapi sekarang itu semua sudah punah dari diri Aza, Aza yang sekarang bukanlah Aza yang Alifa kenal dulu.

" Baik! Kalau tidak ada yang bertanya ayo di buka bukunya biar kita kerjakan latihan "
Setelah mendengar perintah dari guru di depan sana, murid - murid semuanya menuruti perintah guru itu dan membuka bukunya semua. 

" Aza Lo tau gak yang nomor 5 ni? Gw lupa caranya ni "
Tanya Alifa kepada Aza yang khusyuk mengerjakan soal - soalnya

" Yang ini? "
Tanya Aza sekali lagi memastikan

" Iya za, lupa gw sama caranya "
Ucap Alifa sekali lagi sambil menepuk pelan dahinya

" Ini kan... "
Aza pun mulai menjelaskan kepada Alifa tentang jawaban soal nomor 5 yang ditanyakannya tadi.

" Okey! Makasih sayang... Ummach "
Saat Alifa hendak menjahili Aza, dengan cepat Aza memukul pelan pipi Alifa

" Iiii Aza.... "
Rengek Alifa

Waktu berlalu begitu cepat, kini semua siswa SMA negeri 1 Jakarta telah usai menuntut pendidikannya hari ini. Sekarang waktunya mereka berleha - lega di rumah untuk mengistirahatkan otaknya yang telah bertempur tadi.

" Aza... Pulang sama siapa? "
Hal yang sama selalu terjadi, bahkan setiap hari. Selalu saja ada pada cogan ( cowok ganteng ), cojek ( cowok jelek ), adkel ( adek kelas ), yang menggoda Aza, bahkan mereka selalu menembak Aza secara terang - terangan. Biasanya Aza suka menjahili mereka, tapi sekarang tidak lagi.

" Sendiri "
Jawab Aza singkat, lagian dia tadi niatnya tidak ingin menjawab mereka, tapi karena kasian dan menghormati Aza akhirnya menjawab singkat.

" Sendiri? Sama aku aja yuk! "
Ajak cowok itu sambil mengikuti langkah Aza

" Gw bisa sendiri "
Jawab Aza ketus

" Aza... Kenapa Lo sekarang jadi gini Aza??? Gw pengen Aza gw yang dulu... "
Pinta cowok itu

Aza tidak peduli dengan manusia yang berjalan sambil berbicara di belakang sana. Ia terus melangkahkan kakinya ke tempat tujuannya.

Aza akan menuju ke halte untuk menunggu jemputan dari abangnya disana. Biasanya abangnya langsung berdiri di depan gerbang sekolah usai bel berbunyi, tapi kali ini abangnya akan telat karena ada pekerjaan tambahan, alhasil Aza harus menunggu sedikit lama di halte.

Di halte Aza duduk dengan sopan sambil menunggu kedatangan abangnya. Tiba - tiba dari seberang sana ada yang memanggil Aza yaitu Alifa.

" Aza!!! Sini!!! Gw kurang duit beli seblak!!! "
Teriak Alifa dari seberang sana.

Aza pun memutarkan bola matanya 360 derajat karena mendengar teriakan temannya itu. Alhasil Aza menuju ke tempat temannya itu dengan menyebrang jalan. Tiba - tiba...

Brakk

TAKDIR AZALEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang