Sedangkan disisi lain, butir demi butir obat ia telan tanpa memikirkan dosis.
Sampai semua butir obat itu berserakan di lantai, dengan tangan gemetar ia mengambil obat terakhir yang jatuh.
Matanya melirik ke arah pecahan kaca di bawah kolong tempat tidur.
"Bunda maaf" cicitnya pelan.
Satu sayatan
Dua sayatan
Hingga sayatan terakhir.
Rasa bersalah singgah di hatinya, seperti rasa bersalah di masa lalu.
Hinata, membuang pecahan kaca itu ke sembarang arah, ia memeluk lututnya sendiri.
"Bunda shoyo cape, tapi sho takut pulang sendiri, sho mau bunda jemput shoyo".
"Semenjak papah menikah lagi,papah berubah bukan lagi dirinya yang dulu, papah sering pukul shoyo pake tongkat baseball miliknya". Gumam Hinata.
Hinata mengeratkan pelukannya pada diri sendiri, Ia menunduk sendu, pikirannya kacau, selain bunuh diri apalagi? pelukan hangat seorang ibu yang kini ia butuhkan.
"Apa benar itu kakak?" Cicit Hinata pelan.
°°°°
Anak kecil berusia 5 Tahun itu kini tengah duduk dipangkuan ibunya, wanita cantik dengan surai amat mirip dengan putranya.
Ia mengelus lembut Surai putranya.
"Jika sudah besar shoyo, harus menjadi anak yang mandiri ya, jangan pernah menyusahkan orang lain dalam keadaan apapun, tapi sekali kali tidak apa, karena manusia itu mahluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain, shoyo juga harus jadi anak yang baik, anak yang suka menolong, Kelak jika ada seseorang yang berbuat jahat kepada shoyo jangan pernah membalasnya" kata sang ibu mengecup sayang kening putranya.
Hinata kecil menganggukkan kepalanya lucu.
"Shoyo berjanji bunda, akan menjadi anak yang baik" ucap Shoyo kecil.
°°°°
Besok adalah hari ulangtahun anak laki laki itu, yang kini sudah menyandang marga ayah sambungnya Menjadi Hinata shoyo. tepat esok hari umurnya genap 10 Tahun.
Hinata kini tengah menunggu sang ibu menjemputnya.
"Den shoyo siang, sedang menunggu bunda Aden?" Tanya seorang pria dengan perawakan tegap, satpam sekolah Dasar. Ojiro Aran.
"Paman Aran Siang, iya sedang menunggu bunda" jawabnya.
"Boleh paman temani?" Tawar Aran.
Hinata langsung menganggukan kepalanya.
Namun setelah lama menunggu, tidak ada tanda tanda kedatangan ibunya.
Tiba tiba saja terjadi Sebuah Kecelakaan mobil yang tak dapat terelakkan Truk Menabrak mobil putih tersebut kencang hingga mobil itu terguling.
Para warga yang tengah berjalan kaki disekitar situ langsung berkerumun untuk melihat korban, seorang wanita berada didalam mobil dengan badan yang terhimpit kursi pengemudi.
"Seseorang tolong" ucap salah satu warga.
Kepulan asap mulai memenuhi mobil tersebut.
"Sial bensin nya bocor" ucap seorang pria.
Pria itu langsung nekat memasuki mobil, melepas sabuk pengaman korban dan membawa nya keluar.
Tidak lama Ambulan datang ke lokasi diikuti mobil polisi untuk mengamankan kejadian di TKP tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Togetherness |Haikyuu fanfiction| END✔️
RandomSudah di revisi🙏 Memang pada umumnya bagi seseorang Rumah itu bangunan tempat kita buat berteduh, tapi untuk sebagian orang Rumah untuk pulang bukan hanya berbentuk bangunan. Togetherness Haikyuu Fanfiction! Maaf jika banyak kesalahan dalam penulis...