9. Menikah Dan Malam Pertama Lagi?

100K 1.9K 14
                                    

Tomi melenguh, terus terpejam saat Jenny begitu nikmat di bawahnya. Mendesahkan namanya dan mengerang.

Tomi kian mengeras, kian membesar dan rasanya miliknya akan meledak dengan hebatnya.

Tomi tidak bisa menahannya lagi. Dia bergerak liar, terengah hebat lalu melenguh panjang. Dia menyemburkannya cukup banyak.

Tomi membuka mata, menatap langit-langit kamarnya yang bagai sudah lama tidak dia lihat. Tomi masih terengah, mengabaikan jemari tangannya yang di penuhi cairannya sendiri.

"Gue bayangin Jenny?" Tomi bergumam lemas.

Tomi kembali terpejam sekilas. "Apa gue bakalan sial karena nolak nikah beneran? Apa omongan dukun itu bener?" gumamnya sibuk sendiri.

Tok.. Tok.. Tok..

"Tomi.." panggil Julia.

Tomi yang panik meraih tissue cepat, menyeka jemari dan pahanya lalu memakai boxer dan menyemprotkan minyak wangi sedikit.

"Ya, bun eh tan.." Tomi berusaha bertingkah normal.

"Bisa kita ngobrol?" tanya Julia terlihat layu.

Tomi peka, keluarga ini mendapat masalah diluar akal sehat. Bahkan melibatkannya.

"Bisa, tan.."

***

"Jenny jadi murung, dia jarang keluar kamar selama 3 hari ini.. Tante khawatir, apa karena soal roh itu?" gelisah Julia.

Tomi terdiam. Dia juga bingung soal itu. Percaya tidak percaya bukti sudah ada. Dia yang niatnya akan membawa Jenny kembali, mengajak rohnya pulang namun malah dibutakan jalannya.

Tomi tidak bisa menyangkal. Semua kejadian selama hampir 30 hari itu rasanya nyata..

"Tan, mungkin Jenny masih bingung.. Aku juga," Tomi tersenyum menenangkan Julia yang tetap murung dan gelisah.

"Tolong, Tomi.. Ajak dia kayak dulu, berantem sama kamu lagi," mohonnya dengan mata berkaca-kaca.

Julia sebagai ibu jelas khawatir. Percaya tidak percaya tetap saja tidak yakin. Dia takut jika saja Tomi maupun Jenny menolak untuk menikah.

"Tomi akan ajak Jenny ngobrol, tante tenang aja.."

***

"Jen? Gue masuk ya," Tomi masuk dan menutup kamar Jenny.

Jenny menoleh galak. "Gue belum kasih lo izin!" dinginnya dengan wajah yang pucat.

Tomi menelan ludah. Pikirannya kembali meliar ke masa di mana orang desa menjelaskan soal nyawa Jenny yang terancam.

Tomi tiba-tiba berdebar tidak enak.

"Jen, lo udah makan?"

"Lo ngapain ke sini?" dingin Jenny dengan masih di posisinya.

"Gue mau ngobrol," Tomi mendadak gugup. Berdua di kamar dengan Jenny setelah semua kejadian membuatnya gelisah.

Tomi takut ngaceng. Miliknyakan baperan.

"Lo mau nikah sama gue?"

"Ngapain tanya gitu?" galak Jenny.

"Ya, biasa aja kali.. Gue tanya aja," Tomi menggaruk rambut belakangnya gugup.

"Lo ga makan? Wajah lo pucet," Tomi menatapnya khawatir. Wajah Jenny memang galak saat ini, tapi dalam ingatannya Jenny masih istrinya yang panas.

Setiap hari dan malam terus bercocok tanam.

Kutukan Cinta; Making Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang