"Ga usah malu," Tomi menarik pinggang ramping Jenny agar mendekati guyuran shower yang akan Tomi nyalakan.
Jenny tetap canggung walau sering polosan di hadapan Tomi.
Tomi dan Jenny menikmati guyuran air, Tomi pun matikan saat terasa tubuhnya dan Jenny basah.
"Gue mau berendam," Jenny sebenarnya hanya ingin menghindar, malu melihat milik Tomi yang mulai bangun.
"Ga bisa,"
"Kenapa?" seru Jenny kesal.
"Ga boleh lama di kamar mandi tahu, ntar-"
"Sstt! yaudah iya!" Jenny membungkam bibir Tomi sekilas.
"Sini, gue sabunin.."
"GA!"
"Ck! Ga percaya diri serius? Lo cakep, ga usah malu.." Tomi mengusap setiap sisi pinggang meliuk Jenny.
"Gue cewek biasa yang punya rasa malu ya!" ketus Jenny.
"Iya," Tomi mulai membelai bulatan yang basah itu.
"Kan! Serius mandi!" tegur Jenny.
"Pelit!"
Jenny mulai fokus pada mandinya, Tomi fokus mengusili Jenny.
"Jangan terlalu serius mandinya, ntar mandi lagi," Tomi menarik perut Jenny, memeluknya dari belakang.
"Ha? Jangan di sini!" Jenny melotot sambil menoleh ke belakang.
"Gue mau ngecas dulu, ga lama.."
"Di dalem aja," protes Jenny, sudah tahu dia sedang takut dan merasa diawasi.
"Iya, di dalem kok,"
"Ck! Bukan soal keluar!"
Jenny menggigit bibir antara kesal namun juga keenakan. Seret-seret nikmat, dengan cepat miliknya basah.
"Gue ga pemanasan dulu, lo cepet basah," bisik Tomi.
"Tom!" Jenny menoleh ke belakang.
Tomi memeluk bulatan yang terus bergerak bergelantungan itu. Menahan agar Jenny tidak menjauh.
"Hm.. Enakan?" bisiknya lalu dia kecupi telinga hingga rahang Jenny.
Jenny mulai menikmatinya, berkali-kali keluar dan bergetar. Tomi seperti biasa, dia selalu bertahan dengan hebat.
Tomi mengendus leher Jenny yang memanjang saat wajah jelitanya terdongak dan kepalanya bersandar ke dada bidang Tomi.
Keduanya terus saling membelai, saling menikmati. Melupakan kejadian semalam dan ketakutannya setelah itu.
***
"Rambut belum kering malah tidur," gumam Tomi setelah mengusap sekilas rambut Jenny.
Jenny tengah meringkuk di sofa dan Tomi tengah asyik nonton acara komedi ditelevisi sambil menunggu siang tiba.
Tomi terlihat diam, berpikir tentang semalam. Apa sungguh Jenny mendapat kiriman hal mistis?
Tomi mencoba menggali ingatan, di mana titik terakhir dia ingat saat sebelum kelulusan. Mereka baik-baik saja walau dia dan Jenny kembali bertengkar.
Lalu tiba-tiba ingatan loncat ke saat Jenny yang tidak kunjung bangun dari tidurnya. Dokter saja sampai kebingungan.
Tomi berjengit kaget saat merasakan sesuatu merambat ke perutnya. Ternyata Jenny bergerak di tidurnya, memeluknya yang tengah duduk di sofa yang Jenny tiduri.
Tomi menoleh, mengusap lalu mencubit pipi Jenny. "Bangun! Lemah banget, cuma main bentar langsung tepar.."
Jenny sontak menampar bibir Tomi dan barulah membuka mata. Jenny terlihat puas karena pukulannya tepat sasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Making Love (TAMAT)
Любовные романы#dewasa Apa mungkin terdampar di pulau terkutuk yang mengharuskan mereka menikah dan harus melakukan making love selama 30 hari setiap malamnya yang penuh syarat bisa membuat jatuh cinta? Mereka kan tidak pernah akur? Tomi dan Jenny akan menjawabny...