"Manyun mulu," Tomi mencolek dagu Jenny sambil mengulum senyum geli. "Kita yang bikin, kita yang berantakin, kita juga yang harus beresinlah.." kekehnya.
Jenny menghentakan setiap colekan Tomi dengan sebal. Dia terus membersihkan dedaunan itu dan memasukannya ke dalam koper kosong.
Sayang jika dibuang, siapa tahu suatu saat nanti membutuhkan semua perintilan itu.
"Kalau ga mau duduk aja," Tomi memepet, membelit perut Jenny sambil mengintip wajahnya. "Hm? Ga mau? Ga papa, duduk aja," Tomi mengecupi pipinya gemas.
"Gue bukan ga mau bantu!" kesalnya agak merengek, matanya memerah menahan air mata.
"Terus kenapa? Jerry gue kenapa?"
"Jadi lo anggap gue tikus?!" sewot Jenny tidak terima.
"Yaudah ralat, cinta gue aja,"
"Dih, awas ah!" Jenny melepaskan jeratan Tomi dan kembali bersih-bersih.
"Jadi kenapa? Gue ada salah?"
"Kesel aja, gue lagi tidur! Udah tahu kurang tidur! Bersih-bersihkan bisa sore!" racaunya penuh protesan.
"Gue belum kasih tahu ya?" Tomi merasa bodoh. Kelupaan.
Tomi merogoh saku celana rumahannya, mengeluarkan ponsel lalu mendekatkannya pada Jenny.
Jenny memang jarang pegang ponsel karena masih takut. Pegang pun paling ponselnya untuk belanja online.
***
"Engga, ma.." Jenny tersenyum masih agak sedikit canggung jika berurusan dengan ibu Tomi.
"Jujur aja sama mama, biar mama tegur Tomi,"
"Mama mau banget denger anaknya jahat ya, aku baik loh sama istri," Tomi cemberut.
Jenny menatapnya agak geli. Memang benar ya, anak laki-laki lebih manja pada ibunya. Jenny melihat itu sekarang.
"Ya siapa tahu Jenny takut bilang, kaliankan menikahnya mendadak,"
Jenny terdiam. Itu tidak salah, jelas sekali akan ada yang meragukannya. Apalagi sejarahnya dan Tomi tidak akur.
"Masih aja ragu, orang sekarang cinta banget," Tomi masih sebal. Ululuh merajuk.
Jenny menahan senyum, walau tidak bisa menutup rona pipinya yang membias pink.
"Adik Tomi nanti ikut nginep 3 hari ga papa, Jenny? Dia baru pulang dari negara Korea, Mama sama papa harus ke kota dulu,"
Jenny tersenyum. "Ga papa, ma.. Datang aja, mau nginep lebih dari tiga hari juga ga papa," balasnya yang ke depannya Jenny sesali.
Setelah kepergian Tamara. Datanglah satu anak perempuan seusia mereka. Rasanya tidak mungkin Tomi memiliki adik yang sama usianya kecuali kembar.
"Dia adik tiri, lebih tepatnya anak dari papa, papa hamilin pacarnya yang lama, tapi karena udah terlanjur nikah sama mama, jadi anak itu papa yang urus, kita ga serumah kok.. Terus kabarnya anak itu bukan anak papa, karena terlanjur sayang, kita terus jadiin keluarga.." bisik Tomi yang membantu Jenny mencuci buah-buahan.
Jenny mangut-mangut iya saja. Itu masalah keluarga Tomi. Terlalu kepo tidak baik, Jenny hanya akan menunggu Tomi bercerita tanpa diminta.
"Ada jus apel ga sih? Kok jeruk, Tom! Kamukan tahu aku lebih suka apel,"
Jenny terpejam sejenak. Baru satu hari gadis seusianya itu ikut menginap di sini tapi Jenny sudah gedek.
"Sabar, yang. Dia lebih ngeselin dari gue emang," bisik Tomi lalu mendekati Mitha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Making Love (TAMAT)
Romansa#dewasa Apa mungkin terdampar di pulau terkutuk yang mengharuskan mereka menikah dan harus melakukan making love selama 30 hari setiap malamnya yang penuh syarat bisa membuat jatuh cinta? Mereka kan tidak pernah akur? Tomi dan Jenny akan menjawabny...