"Bangun," Tomi mengecup pipi Jenny sekilas lalu beranjak dari kasur untuk buang air kecil ke kamar mandi.
Jenny membuka matanya setengah lalu kembali terpejam. Dia masih ngantuk.
Tomi kembali setelah cuci muka dan sikat gigi. Jejak air di wajahnya masih tersisa. Tidak memakai handuk untuk mengeringkannya.
Tomi kembali mendekati Jenny. "Kita urus lagi cepet bangun, lo harus kuliah lagi nanti," bisiknya.
Tetesan air membuat Jenny mengernyit lalu membuka matanya yang berat oleh kantuk.
"Males banget," Jenny ndusel ke perut Tomi.
"Katanya ga mau sendiri di rumah,"
"Iya, tapi males." keluh Jenny.
"Yuk, semangat! Mau apa? Gue beliin," bujuknya bagai membujuk anak kecil.
"Beneran?"
Tomi mengangguk, mengecupi wajah Jenny lalu leher hingga mimi sesaat.
"Udah, engh.."
"Harus puas-puasin, ntar rebutan sama anak," kekehnya.
Jenny mendengus. "Beneran di beli apapun?"
"Iy—"
Tok.. Tok.. Tok..
"Tomi," suara manja Mitha terdengar dari luar sana.
Jenny sontak mendengus bete. Tomi terkekeh melihatnya.
"Gue ga akan tergoda, tenang aja. Lebih suka yang galak, seksi.." bisik Tomi ndusel di pipi Jenny lalu beranjak untuk membuka pintu.
"Apa?" tanya Tomi malas dan bersandar ke pintu, menghalangi Mitha agar tidak melihat Jenny yang setengah polosan.
"Lapar," rengeknya.
Jenny keluar dari selimut dengan memutar bola matanya kesal mendengar rengekan menyebalkan itu.
"Makanlah, ada makanan di kulkas, bubur juga ada di depan," balas Tomi malas sambil menggaruk rambutnya hingga semakin berantakan dan lembab bekas cuci muka.
"Ih ga suka bubur! Biasanya juga bikinin nasi goreng, atau roti sama sosis,"
Tomi menghela nafas sabar. "Tunggu kalau gitu, gue ke kamar mandi dulu." Tomi menutup pintunya lalu menatap Jenny yang memakai atasannya.
"Bukannya udah cuci muka? Pergi aja," santai Jenny.
Tomi tersenyum. "Ga ah, mau sama istri gue aja. Ntar manyun," godanya.
"Apa sih. Minggir!" Jenny harus cuci muka dan sikat gigi. Mandi setelah sarapan saja.
***
"Gue ga suka banyak minyak dan terlalu asin," ujar Mitha pada Jenny yang tengah memotong sayuran dan beberapa bawang.
Jenny mendelik sebal. Mitha pikir dia pembantu? Iya, Jenny tahu kalau tamu itu harus di jamu.
Tapi ini beda! Tamunya ngelunjak!
"Ah iya, jangan banyak kecap," Mitha berujar dengan angkuhnya lalu berlalu dengan segelas jus apel yang sebelumnya Jenny buatkan.
"Gue bukan babu!" gumamnya geram, menatap kepergian Mitha dengan sorot mata bagai laser penuh kekesalan.
Jenny menekuk bibirnya, kenapa juga Tomi harus buang air besar sih!
Cukup lama Jenny mengiris dengan keleletannya saking takut jemarinya teriris pisau tajam itu.
"Lama banget sih! Tomi juga, udah tahu laper!" rengeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Making Love (TAMAT)
Romance#dewasa Apa mungkin terdampar di pulau terkutuk yang mengharuskan mereka menikah dan harus melakukan making love selama 30 hari setiap malamnya yang penuh syarat bisa membuat jatuh cinta? Mereka kan tidak pernah akur? Tomi dan Jenny akan menjawabny...