"Gue sama Masayu, Bunga, ya Tom," Jenny beranjak dari duduknya untuk pindah dengan dua teman barunya.
Tomi membiarkan itu, toh mereka tetap satu kelas.
"Tom, serius dia bini lo?" tanya Alif.
"Iya, kenapa? Ga cocok ya? Gue buluk dapetnya modelan bening gitu?" kekeh Tomi.
"Iya, bro!" Alif tertawa pelan sebagai respon candaan Tomi.
Tomi tidak buruk sama sekali. Mereka justru serasi karena cantik dan ganteng. Alif hanya tidak percaya mereka lulus SMA langsung nikah di zaman sekarang.
"Nikah muda enak ga?" kini Nino ikut nimbrung.
"Ya gitu, bebas," alis Tomi naik turun yang langsung dipahami dua manusia yang menjadi teman dekatnya sekarang.
Tak terasa, sudah 5 bulan berlalu dengan terasa singkat.
"Presentasi hari ini?" tanya Jenny pada Bunga.
Bunga malah menatapnya lekat dan cukup lama. "Jen, jangan sering mandi bareng, ada jin yang suka liat itu," bisiknya.
Jenny melotot samar. Dugaannya benarkan, tatapan aneh bunga pasti karena dia manusia yang diberi kelebihan.
"Kamu itu wangi banget sekarang, buat mereka tertarik.. Untungnya mereka lemah, jadi ga bisa lama nempel sama lo, ada mbah-mbah yang jagain, mungkin dia yang lagi berusaha sembuhin," tambah Bunga.
"Makasih, bunga. Kalau ada apa-apa kasih tahu lagi ya," Jenny tersenyum senang.
"Hm," Bunga mengangguk. "Tenang aja, kalau aku kuat dan bisa, kadang mereka yang ikut kamu dari jalan aku usir.."
"Makasih,"
"Wah, apa nih? Makasih apa?" Masayu muncul. "Ada apa nih? Traktirkah?" tambahnya.
***
"Yang, ke perpus bentar," Tomi tersenyum usil.
Sudah beribu-ribu kali Jenny peringatkan untuk tidak memanggilnya sayang, yang dan sebaginya. Apalagi di kampus. Itu memalukan bagi Jenny.
Jenny tidak suka, geli sendiri mendengarnya. Namun Tomi ya memang Tomi, sulit sekali dibilangin.
"Duh, pasutri muda, witwiw.." Masayu mengulum senyum geli.
"Apa sih," sebal Jenny sambil melirik kesal kepergiannya.
Bunga hanya tersenyum. Jenny gengsinya memang tinggi, Bunga bisa membacanya. Padahal Jenny dan Tomi sudah sama.
Sama-sama saling nyaman dan saling suka namun terhalang sifat. Tomi yang usil dan Jenny yang emosian plus gengsinya melebihi Tomi.
"Mau ikut muncak ga?" tanya Masayu santai.
Ketiganya sedang berada di kantin kampus yang tidak terlalu ramai.
"Ga bisa," Bunga menggeleng. "Jenny ga boleh, dia bisa sakit," jawabnya mewakili dengan apa yang dia rasa.
Di gunung lebih banyak makhluk halus yang pastinya akan sangat tertarik pada wangi Jenny.
"Oh ya? Kenapa? Sakit apa, Jen?"
"Ha?" Jenny gelagapan. Dia merasa sehat di tubuh dan penyakitnya aneh, susah dijelaskan.
"Dia lambung,"
Jenny mengangguk cepat, dia baru ingat soal itu. "Iya, bener.. Bisa nyusahin, lagian Tomi ga akan kasih izin, punya suami itu ya ribet, harus serba izin," keluhnya mencoba mengalihkan topik pembicaraan juga.
"Eh ngomong-ngomong," Masayu mendekati Bunga dan Jenny sambil melihat sekitarnya aman atau belum.
"Ada apa nih? Gosip baru?" Jenny terlihat tertarik dan sama rempongnya seperti Masayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Making Love (TAMAT)
Romance#dewasa Apa mungkin terdampar di pulau terkutuk yang mengharuskan mereka menikah dan harus melakukan making love selama 30 hari setiap malamnya yang penuh syarat bisa membuat jatuh cinta? Mereka kan tidak pernah akur? Tomi dan Jenny akan menjawabny...