Cerita ini hanya fiksi dan berisi konten yang ke depannya bisa saja dewasa. Harap bijak memilih bacaan ya adik-adik. Selamat membaca:)
"Agh!" Jenny melotot saat kubangan air kotor di pinggir trotoar itu melompat dan membasahi pakaian yang melekat di tubuhnya.
Jenny menatap motor itu dengan emosi. Motornya berhenti? Tidak, terus melaju bagai tak memiliki dosa.
Oke, Jenny tandai!
"Anak komplek mana tuh? Gue foto dan sebar tahu rasa!" cerocosnya sambil memotret motor itu banyak hingga hilang dari pandangannya.
Jenny cemberut. "Sial banget! Mana ga jadi main, sopir sibuk dibengkel," cerocosnya sambil menendang kerikil lalu menghempaskan air di pakaiannya.
Jenny memainkan tali dompet mininya. Dia terlihat kesal. Terus berjalan hingga sampai di rumahnya yang ramai.
"Loh? Bunda udah di rumah?"
Jenny menatap motor yang tak asing itu. "Oh ini tamunya bunda!" serunya kembali kesal. "Liat aja!" lalu bergegas masuk.
"BUNDAAAA!"
"Jenny! Ini rumah bukan hutan, nak!" tegur Julia lalu mengkode mata agar Jenny peka akan sekitar.
"Bund, dia!" tunjuk Jenny tidak sopan. "Lihat! Tubuh anak bunda kayak gini, dia pelakunya, ngebut di jalan terus kubangan air kena aku," cerocosnya.
Semenjak pertemuan pertama yang buruk itu. Tomi dan Jenny tidak pernah akur bagai Tom dan Jerry. Setiap hari, hal kecil sampai besar selalu mereka ributkan.
Jenny ingin sekali pindah rumah. Kenapa juga bundanya itu mau menampung orang asing seperti Tomi!
Dan jawabannya sudah Jenny dapat.
Tomi anak dari sahabat ayahnya. Dulu mereka tumbuh bersama saling membantu. Biasa, ini soal balas budi antara pria yang bersahabat.
Jenny tidak mau tahu lagi. Pokoknya, hidup dia menyebalkan semenjak Tomi datang.
"Kita liburan ke pantai Beuty yang dekat vilanya ayah, tapi bukannya kalian ada acara ke pulau Santara ya?" tanya Julia yang tengah menggoreng beberapa lauk pauk untuk makan malam.
Jenni menyimpan apelnya yang baru setengah di kupas. "Asal jangan ajak si Tom kucing itu!" sebalnya. "Iya, acara perpisahan kelas aja.." jawabnya.
"Hus! Jangan gitu ah, kalian harus akur, apalagi waktu di sana," Julia masih fokus pada masakannya.
"Malem, tan.." Tomi sepertinya baru datang entah dari mana.
"Malem, baru pulang ya.."
"Bukannya langsung pulang, keluyuran aja, dasar kucing garong!" Jenny menyun sekilas meledeknya.
Tomi mengabaikannya. "Masak apa, tan?" tanyanya ramah.
"Lo ga punya mata?"
"Jenny! Lebih baik kamu ke ayah aja!" tegur Julia.
"Bunda selalu aja belain! Eehhh! Apel gue!" Jenny mengambil apelnya di tangan Tomi namun Tomi menjauhkannya.
Jenny yang tidak mau kalah pun menjadikan suasana memanas. Dia bahkan memanjat tubuh Tomi sampai Tomi kewalahan.
"Aduuuh! Ini dapur!" Julia jadi pusing melihatnya. "Apel masih banyak, ambil yang baru jangan berantem kayak cuma ada satu apel!" tegurnya.
***
"Lo isshh!" Jenny menatap kesal kepergian Tomi yang menyenggol bahunya, cari perkara.
Jenny pun mencoba sabar, dia menatap hamparan laut yang indah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Making Love (TAMAT)
Romance#dewasa Apa mungkin terdampar di pulau terkutuk yang mengharuskan mereka menikah dan harus melakukan making love selama 30 hari setiap malamnya yang penuh syarat bisa membuat jatuh cinta? Mereka kan tidak pernah akur? Tomi dan Jenny akan menjawabny...