Jenny yang masih marah mencoba menahan bibirnya yang berkedut. Bagaimana bisa Tomi setolol itu. Menggemaskan.Jenny ingin mengunyel wajah melongonya tadi.
"Mitha udah dimaafinkan, Jen? Sahabat gue dari kecil itu udah punya tunangan kok," Tomi masih berusaha memepet.
Semua orang sudah pergi.
Jenny menyingkirkan lengan Tomi, memalingkan wajahnya yang masih berusaha ingin tertawa.
Kejutan yang sungguh lawak. Dasar kucing, so romantis tapi gagal.
"Yang.. Udah dong. Gue lakuin semua buat kejutan, buat bahagiain lo, sekalian test lo, ternyata cemburu," Tomi mencolek pinggang Jenny.
Jenny terperanjak lalu menggeser duduknya. Tomi tidak berhenti, dia memepet lagi.
"Ayo, kita belanja.. Mbah juga ga masalah, asal kita jaga diri aja, kayak buang sampah ga sembarangan, banyak berdo'a.."
Jenny masih memunggungi Tomi.
"Ga mau habisin uang suami? Gue mau kerja part time kok, tenang aja," Tomi memegang setiap sisi pinggang Jenny, mengangkat Jenny hingga duduk di sebelah kakinya.
Jenny tidak melawan, dia menatap balik Tomi dengan bibir menahan senyum.
"Kenapa gitu ekspresinya?" alis Tomi menekuk lucu.
Jenny pun terbahak pecah, menyentuh perutnya dan tak bisa diam dengan tawa yang ger.
Tomi menghela nafas sabar. Sudah pasti Jenny akan puas menertawakan kebodohannya.
"Aduh, kram perut.." panik Jenny agak merengek.
"Makanya kalau ketawa itu jangan berlebihan, kualatkan lo!" Tomi merebahkan Jenny, mengusap perutnya.
"Haha.. Lo bloon banget sih, 6 sama 9 iya sih mirip, haha.."
Tomi menampar pelan perut Jenny. "Udah ketawanya, mau kado ga? Beli sendiri," sebal Tomi.
Jenny mendudukan tubuhnya, memepet Tomi dengan pelukan lalu mendongak manja, menatap Tomi dengan hangat.
"Makasih, gue jadi yakin semenejak Mitha dateng. Gue emang bener-bener cinta, sayang dan takut kehilangan lo, cing.."
Tomi memutar matanya sebal. "Kenapa ujungnya cing sih? Sayang kek," Tomi mengecup hidung Jenny setelahnya. "Seneng dengernya," lanjutnya lalu memeluk erat Jenny, menggoyangkan tubuhnya manja nan gemas.
"Baikan ya. Kejutan gue gagal," keluh Tomi terdengar manja di telinga Jenny.
"Lagian gaya banget pake acara kejutan segala."
***
"Akhirnya kita bisa keluar," Jenny menghirup wangi mall yang menurutnya itu khas sekali.
"Ga usah lebay," Tomi menggenggam jemari Jenny yang bertautan dengan jemarinya itu. Terlihat romantis.
Biasanya Tomi akan lempeng-lempeng saja. Kini mereka jalan beriringan, Tomi juga menyesuaikan langkahnya.
Pokoknya Jenny bahagia.
"Biasanya dulu seringkan sama Luna.." lirihnya diakhir.
Tomi sontak menoleh sekilas. "Kita ke toko itu?" tunjuknya mengalihkan percakapan agar tidak kembali larut dalam kesedihan.
"Hm, gue mau beli hiasan meja, kita mulai isi rumah yuk, Tom?"
Tomi mengangguk. "Boleh, dikit-dikit ntar penuh, hari ini pake motor jadi yang kecil-kecil dulu aja," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Making Love (TAMAT)
Storie d'amore#dewasa Apa mungkin terdampar di pulau terkutuk yang mengharuskan mereka menikah dan harus melakukan making love selama 30 hari setiap malamnya yang penuh syarat bisa membuat jatuh cinta? Mereka kan tidak pernah akur? Tomi dan Jenny akan menjawabny...