Seorang pemuda berjalan dengan tergesa-gesa menerobos jalanan yang kala itu sedang ramai oleh orang-orang yang akan memulai aktivitasnya untuk bekerja dan aktivitas yang lain, pagi ini pemuda itu bangun terlambat karena tadi malam ia harus begadang untuk mengerjakan tugas sekolahnya yang akan dikumpulkan hari ini
Pemuda itu mempercepat langkah kakinya hingga akhirnya ia terjatuh karena tak sengaja tersandung oleh batu yang tak terlihat oleh pandangan nya
"Aduhh!" pemuda itu tersungkur dan meringis karena sakit yang ia rasakan dilututnya, buku yang ia pegang pun sampai berserakan, kemudian ia bangkit dan memunguti kembali buku-bukunya dan melirik sekilas lututnya yang ada sedikit noda disana, ia tak mempedulikan hal itu kemudian ia berdiri dan langsung berlari kecil untuk sampai ke tempat tujuan nya
Pemuda itu bernafas lega ketika ia melihat gerbang sekolahnya masih terbuka "Hufhh syukurlah .. ternyata aku belum terlambat"
Kriiinggg ... !!!
Bel sekolah berbunyi nyaring seakan-akan menyuruh para siswa siswi untuk segera masuk kedalam kelasnya masing-masing dan memulai pelajaran mereka, begitupun dengan pemuda tadi, pemuda bersurai hitam dan kacamata bulat yang ia pakai itu berjalan dengan santai dilorong sekolah, ia melangkahkan kakinya yang sedikit sakit karena kecelakaan kecil tadi menaiki anak tangga menuju kelasnya
BRUKK .. !!
Pemuda itu jatuh tersungkur ketika ia sampai dipintu kelasnya, lutut yang sudah sakit sedari tadi sekarang bertambah sakit dan juga dahi nya yang sekarang ikut sakit karena terbentur kelantai, buku-buku yang ia pegang pun kembali berserakan dimana-mana, pemuda itu menggertakan giginya dan meringis pelan menahan sakit, kemudian ia sedikit mengangkat wajahnya dan melirik ke bekalang yang dimana disana sudah ada seorang wanita yang membuat pemuda itu terjatuh dengan sengaja menghalangi jalan nya dengan kaki nya
"Upss .. maaf aku tidak sengaja, Felix" wanita itu tersenyum remeh pada Felix, dan semua orang pun menertawakan nya, hal seperti ini sudah biasa terjadi pada Felix, dipermalukan, dihina, ditertawakan, bahkan sampai hampir dilecehkan pun pernah Felix alami, Felix marah? tentu Felix sangat marah ia sudah sangat lelah karena selalu diperlakukan seperti ini oleh teman-teman nya, tunggu, teman? humm seperti nya kata "teman" terlalu bagus untuk memanggil mereka
Tapi apa daya Felix? tidak ada satu orang pun yang mau membantu nya tidak ada yang mau menjadi teman nya, karena itulah ia selalu diam ketika ia dihina oleh mereka, Felix sadar ia bukan siapa-siapa ia hanya mempunyai seorang ibu yang sekarang pun tidak bersama nya, ibu nya menempuh karir diluar kota, dan ayahnya sudah meninggal ketika Felix masih berumur 5 tahun, ia hidup sendirian dirumah sederhana nya, ibu nya memang selalu mengirimnya uang, tapi uang itu selalu Felix tabung untuk keperluan yang mendesak pikirnya, ia tidak punya apa-apa jadi Felix pikir ia memang pantas diperlakukan seperti ini
Felix menetralkan pernafasan nya, ia tidak boleh merasa marah karena hal seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari nya jadi untuk apa Felix marah? akhirnya Felix bangkit dan memunguti buku-buku nya yang berserakan, ketika ia hendak mengambil buku terakhir wanita yang sedari tadi dibelakang Felix berjalan mendekati Felix dan sengaja menginjak tangan Felix
"Arkhh .. shh s-sakit, Yuna" pekik Felix, ia berusaha menyingkirkan kaki Yuna yang berada diatas tangan nya itu
Yuna berlagak seakan-akan ia terkejut, kemudian ia menyingkirkan kaki nya dari tangan Felix, lalu ia berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Felix
"Maaf lagi Felix, apa itu sakit? uhh pasti sakit ya" mendengar itu hati Felix menjadi panas ingin sekali ia menjambak rambut wanita bermarga Shin itu sekarang juga sampai botak tak tersisa
Felix menatap Yuna sangat tajam, Yuna yang sadar ditatap tajam oleh Felix pun dahi nya mengkerut "Uhh jangan menatapku seperti itu, Felix, menakutkan" Yuna berkata sambil menyunggingkan senyuman nya, kemudian ia kembali berdiri dan tak lupa mengambil buku Felix yang berukuran kecil itu
Felix membulatkan matanya panik ketika mendapati Yuna yang mengambil buku nya, kemudian ia langsung bangkit dan berusaha mengambil buku nya kembali dari tangan Yuna
"Yuna! kembalikan buku itu pada ku"
"Kau menginginkan ini, Felix? tidak semudah itu, aku akan memberikan nya pada mu setelah kita bermain-main sebentar" Yuna menaikkan satu alisnya dan tak lupa juga smirk kecil yang tercipta dibibirnya, kemudian ia melemparkan buku kecil milik Felix kepada teman nya
"Wonyoung, tangkap!"
Wonyoung menangkap buku yang dilemparkan oleh Yuna, kemudian Felix berlari menghampiri Wonyoung untuk mengambil buku nya
"Wonyoung, aku mohon kembalikan itu padaku" suara lirih Felix yang hampir menangis itu membuat semua orang disana semakin tertawa
"Hahaha .. menangislah dulu Felix, setelah itu aku akan mengembalikan nya padamu, Wonyoung, lemparkan buku itu padaku" setelah mendenger intruksi dari Yuna, Wonyoung pun melemparkan kembali buku milik Felix ke arah Yuna
Namun .. Wonyoung melemparkan nya terlalu kencang hingga buku yang seharusnya tertangkap oleh Yuna itupun meleset dan malah mengenai pemuda yang sedari tadi memainkan ponselnya
Bugghh ..
Seketika keadaan dikelas itupun menjadi hening, Wonyoung terkejut karena buku yang ia lemparkan malah mengenai wajah tampan milik pemuda bernama Hwang Hyunjin, melihat itu Yuna pun segera melangkahkan kakinya mendekati Hyunjin
"H-Hyunjin apa kau baik-baik saja? m-maaf kami tidak sengaja tadi" ucap Yuna terbata
Tak lama kemudian Hyunjin mengangkat wajahnya dan menatap tajam ke arah Yuna dan Wonyoung secara bergantian, kemudian ia pun beralih menatap Felix, Felix yang sadar ditatap oleh Hyunjin pun langsung menundukan pandangan nya
Hyunjin tak mengeluarkan sepatah kata pun, ia hanya mengambil buku Felix yang tadi mengenai wajah tampan nya dan beranjak pergi dari sana dengan tatapan tajam nya
Melihat buku miliknya dibawa oleh Hyunjin, Felix hendak melangkahkan kaki nya untuk mengejar Hyunjin tapi Felix mengurungkan niatnya karena ia tidak akan berani, jadi ia hanya bisa menatap nanar ke arah pintu dimana hyunjin keluar membawa buku nya tadi dan berdoa dalam hati nya berharap Hyunjin tidak akan membuka buku itu
Yuna berjalan sembari menghentakkan kaki nya menghampiri Felix "Ini semua karena mu Felix, Hyunjin jadi marah padaku"
Mendengar itu Felix mengernyitkan dahinya "A-apa? kenapa aku?"
"Hey cupu, ini semua memang salah dirimu, kau itu pembuat masalah disini, kau yang selalu membuat keonaran dikelas ini" jawab Wonyoung "Kenapa kau harus bersekolah disini, sekolah ini tidak pantas untuk orang rendahan seperti dirimu" tambahnya
Deg!
Manik Felix sudah hampir menjatuhkan bulir beningnya, ia menundukan pandangan nya, sakit? tentu Felix merasa sakit ketika mendengar penuturan dari Wonyoung, ia tak tahu harus berbuat apa dan menjawab apa, hal yang hanya bisa ia lakukan saat ini adalah diam mendengarkan perkataan nya dan menerima semua perlakuan dari orang-orang disana
Yuna melihat keadaan Felix yang akan menangis itu, lalu ia mendekat ke arah nya dan menangkup serta mengangkat dagu pemuda bermarga Lee tersebut "Ada apa Felix? kau menangis? untuk apa menangis? supaya ada orang yang mengasihani mu?"
Yuna kemudian mengubah tangkupan di dagu Felix menjadi sebuah cengkraman "Haha tidak akan Felix, tidak akan ada yang mengasihani mu atau membela mu disini, jadi tidak ada guna nya kau menangis, lagi pula yang dikatakan Wonyoung itu memang benar ada nya, kau memang pembawa masalah disini"
Felix berusaha melepaskan tangan Yuna yang mencengkram dagu nya, setelah cengkraman di dagu nya itu berhasil terlepas, Yuna dan Wonyoung melenggang pergi dari hadapan Felix, Felix terdiam dan kembali menundukan pandangan nya sembari terisak pelan, seburuk itukah nasib Felix?
Sejak kecil dia tidak mempunyai teman, terlebih lagi sejak ayah nya meninggal, Felix malah semakin di olok-olok oleh teman nya karena dia tidak mempunyai ayah, jadi dia selalu bermain dengan ibu nya di rumah, tapi sejak ibu nya memutuskan untuk bekerja disaat itulah Felix mulai merasa kesepian, ibu nya jadi jarang mempunyai waktu untuknya, Felix hanya akan menghabiskan waktunya dikamar melakukan kegiatan yang menurutnya menyenangkan untuk menghilangkan rasa bosan nya
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I love You - HyunLix
Romantizm"Aku tidak mengerti jalan pikiranmu kak" ucap Felix sembari menarik senyum tipis disudut bibirnya "Ku peringatkan jangan pernah lakukan hal bodoh" sambungnya, mendengar itu amarah Hyunjin keluar dari dalam dirinya, entah mengapa Hyunjin sangat tidak...