(Freen's POV)
Setelah beristirahat di hotel semalam, hari ini kami memutuskan untuk mencari tempat untuk kami menetap dan barang- barang kebutuhan kami.
"Baik, nona- nona. Saya serahkan kunci rumah ini kepada kalian. Jika merasa butuh bantuan jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi saya. Saya pamit dulu." Ucap si agen rumah menyerahkan kunci kepada Becky. Becky memutuskan untuk menyewa rumah yang bisa dibilang terlalu besar untuk kami berdua tempati selama satu tahun kedepan.
"Becky bukankah ini terlalu berlebihan? Kenapa kita tidak menyewa rumah yang lebih murah saja? Lagipula kenapa langsung menyewanya setahun bagaimana kalau ayahmu mengetahui keberadaan kita terlebih dahulu?" Ucapku pada Becky.
"Tidak apa- apa, Freen. Ayahku tidak akan menemukan kita disini dan untuk masalah uang tenang saja uangku masih banyak. Menyewa rumah ini masih murah bagiku." Ucapnya sombong.
~
Sore itu kami memutuskan untuk pergi mengitari toko- toko yang ada di Arbor. Aku dan Becky membeli beberapa setel pakaian dan keperluan pribadi kami. Kuperhatikan Becky hanya membeli pakaian- pakaian bermerk mahal dan barang- barang lainnya yang kuyakin lebih mahal dari biaya bulanan kosku. Kenapa dia tidak berhemat? Apakah dia lupa bahwa kita sedang dalam pelarian?
"Becky kenapa kamu tidak membeli barang yang lebih... ekonomis?" Bisikku padanya.
"Pakaian murah membuat badanku gatal, Freen. Lagipula uangku masih banyak. Tenang saja."
Dasar anak orang kaya.
Setelah membeli barang- barang keperluan kami, kami pulang ke rumah baru kami dan menata barang- barang itu. Aku mencoba mengajak Becky untuk kepasar membeli bahan panganan tapi Becky menolak dan lebih memilih untuk membeli makanan di restaurant. Karena aku sudah terlalu lelah maka aku hanya menurutinya saja.
~
Pagi ini aku bangun dan bersiap untuk pergi mencari pekerjaan di kota ini.
"Whoa, kamu mau kemana, Freen? Ini masih pagi." Ucap Becky yang sedang menonton TV dengan baju pijamanya.
"Membeli bahan makanan dan mencari pekerjaan tentu saja."
"Untuk apa, Freen. Kita bisa membeli makanan di restaurant saja. Dan tolong jangan mencari pekerjaan disini, itu akan mempermudah ayahku untuk menemukanmu. Semakin sering kita berinteraksi dengan orang- orang semakin mudah ayahku akan menemukan kita."
Aku setuju dengan perkataannya tentang mencari pekerjaan tapi tentang restaurant aku tidak setuju. Makanan di restaurant sangat mahal jika harus membelinya 3x sehari setiap hari. Aku tidak yakin dia punya uang sebanyak itu hanya untuk kita makan. Lagipula aku merasa tidak enak jika dia harus menanggung biaya makanku semahal itu padahal dapur di rumah ini cukup bagus dan nyaman untuk digunakan.
"Baiklah, nona Becky aku tidak akan mencari pekerjaan tapi tolong biarkanlah aku membeli bahan makanan untuk ku. Aku lebih suka memasak makananku sendiri." Mohonku padanya.
"Baiklah. Ini uangnya. Apakah cukup untuk makan sehari?" Dia menyodorkan segepok uang padaku.
"Cukup? Ini bisa untuk membeli bahan panganan selama satu bulan, nona Becky." Aku berusaha mengembalikan setengahnya tapi Becky menolak.
"Jangan dikembalikan, Freen. Ambilah saja. anggap ini sebagai ucapan maafku karena telah melibatkanmu pada masalahku."
'Baiklah aku pergi dulu. terima kasih uangnya. Apakah kamu ingin dimasakan sesuatu, nona Becky?" Ucapku sembari berjalan menuju pintu keluar.
"Tidak usah, Freen. aku lebih suka membeli makananku di resto atau café. terima kasih sudah bertanya."
Aku hanya berdehem saja lalu melanjutkan jalanku menuju pintu.
"Freen?"
"Ya?"
"Tolong panggil aku Becky saja. Tidak perlu pakai nona. Aku jadi teringat pada bodyguard ayahku jika kamu memanggilku seperti itu."
"Baiklah, no- Becky." Ucapku.
~
Sudah 1 bulan kami tinggal di rumah ini. Setiap hari aku akan pergi membeli bahan makanan dari uang yang diberikan Becky untukku. Tentu saja aku menyisihkan sebagian besar uang itu agar jika suatu saat kami kesulitan kami bisa menggunakannya. Sedangkan Becky, dia tidak pernah mau makan masakan rumahan dan selalu menghamburkan uangnya untuk barang- barang yang tidak berguna. Aku hanya diam saja karena dia terlalu keras kepala untuk kunasihati.
Aku ingat pada seminggu pertama kami disini, aku dan Becky sedikit bentrok masalah bersih- bersih rumah. Becky bersikeras untuk menyewa pembantu sedangkan aku bersikeras untuk kami membersihkan rumah ini sendiri. Mengundang orang asing kedalam rumah akan mempermudah ayah Becky menemukan kami. Kita tidak tahu kan seberapa jauh tindakan ayah Becky untuk menemukan kami? Bisa saja pembantu yang kami sewa ternyata adalah mata- mata ayahnya. Akhirnya aku mengusulkan untuk mengerjakan seluruh pekerjaan rumah sebagai ucapan terima kasih karena Becky mau membiayai kehidupanku disini. Untung saja dia setuju.
Begitulah kehidupan baruku sekarang. Memasak dan membersihkan rumah ini setiap hari sedangkan Becky hanya memainkan ponselnya dan pergi shopping untuk menghilangkan rasa bosannya. Memang membosankan tapi aku bersyukur setidaknya aku tidak perlu pusing tentang masalah keuangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway (FreenBecky)
ФанфикшнBercerita tentang seorang gadis kaya yang melarikan diri dari perjodohan yang direncanakan ayahnya. Mature content. Freen futa/ G!P/ intersex Read at your own risk.
