(Freen's POV)
Hari ini kami pergi berbelanja bahan pangan bulanan kami. Aku dan Becky berpencar mencari barang- barang yang dibutuhkan agar lebih cepat. Setelah aku mendapatkan semuanya aku segera mencari Becky. Tapi hatiku memanas melihat pemandangan didepanku.Becky. Berbincang. Dengan. Pria. Tampan.
Pria itu melihat Becky dengan tatapan paling cabul yang pernah kulihat sedangkan Becky yang polos terus menanggapinya. Brengsek.
"Hei, kamu ternyata disini, Mon. Sudah selesai kan belanjanya ayo kita ke kasir." Aku menarik tangan Becky untuk segera pergi dari hadapan si cabul itu.
"Tunggu, Sam, kenalkan ini Kirk, dia pria yang ramah, iyakan tuan Kirk hihi." Hatiku memanas mendengar perkataan Becky.
"Senang berkenalan dengan mu tuan Kirk yang ramah tapi maaf aku dan Mon harus pergi sekarang juga. Selamat tinggal." Ucapku buru- buru tanpa menunggu balasan dari si cabul Kirk.
"Apa-apaan itu tadi, Freen. Kenapa kau kasar padanya." bisik Becky padaku.
"Aku menyelamatkanmu dari tatapan cabulnya itu, Beck. Harusnya kau berterima kasih padaku." Ucapku sembari menarik tangannya kasar menuntunnya berjalan keluar dari supermarket.
"Apa maksudmu tatapan cabul. Dia tidak cabul, Fre-"
Belum sempat Becky menyelesaikan kalimatnya aku merasakan hantaman keras di pipiku. Kirk si cabul meninjuku dengan keras.
"Lepaskan wanita itu, Bajingan . Kau tidak lihat aku sedang berbicara dengannya tadi?" Ucap Kirk sementara aku tersungkur di tanah sedang memproses apa yang baru saja terjadi. Becky hanya diam saja masih shock.
Barang belanjaan yang kupegang jatuh ke tanah dan sebagian diinjak oleh Kirk sampai hancur. Aku melihat banyak sekali bahan makanan yang rusak dan hancur. Sekali lagi aku harus pusing karena uang kami hilang untuk hal yang sia- sia. Kemarahanku pun terpicu.
"Hei, bajingan cabul. Lihat apa yang kau perbuat, brengsek! Barangku hancur semua dan sekarang kau akan kuhajar!" Ucapku lalu mengarahkan pukulan ku ke arah wajahnya yang cabul itu.
Kami berkelahi cukup lama sementara Becky hanya diam saja di pojok karena tidak tau harus melakukan apa.
Menit- menit berlalu akhirnya ku berhasil menumbangkan si brengsek itu. Susah sekali dia tumbang. Aku dapat merasakan memar di wajah dan badanku. Aku segera membawa Becky pergi dari situ.
"Freen kau terluka! Kita harus ke klinik sekarang!"
"Tidak, Becky! Uang kita akan habis disitu!"
"Itu tidak penting, Freen. Lukamu harus dirawat!"
Karena badanku sudah terlalu sakit untuk berdebat aku hanya meng iya kan saja perkataan Becky.
~
Sekarang aku berada di kamarku dan Becky. Kami duduk bersandar di atas kasur kami. Untung saja lukaku hanya sobek sedikit dan memar- memar jadi aku hanya perlu jahitan kecil dan obat-obatan tidak perlu dirawat inap. Tapi aku masih marah dengan kejadian tadi di supermarket.
Menyadari raut wajahku Becky bertanya,
"Kenapa kamu marah sekali dengan Kirk, Freen?"
"Aku tidak suka caranya memandangmu." Geramku pelan.
"Memang bagaimana dia memandangku?" Becky kenapa kau polos sekali sih.
"Cabul. Dia memandangmu dengan cara yang cabul." Ucapku berusaha tetap tenang.
"Lalu kenapa? Aku juga tidak menanggapinya kan?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Becky membuatku tambah geram.
"Tetap saja aku tidak suka." Kataku mengalihkan pandanganku. Aku tidak mau menatap Becky saat ini.
"Ohoo. Apakah kau cemburu, Freen?" Goda Becky.
"Tentu saja tidak. Huh. Kenapa aku harus cemburu? Huh!" Ucapku.
"Lalu kenapa kau marah- marah begitu, hmm?" Tanya Becky dengan suara pelannya. Dia naik dan duduk di atas pangkuanku untuk mendapatkan perhatianku
....
"Jawab aku, Freen? Kau cemburu?" Suaranya sangat lembut seperti menggodaku. Kedua jarinya menarik daguku membuatku harus menatapnya. Jarak wajah kami sangat dekat.
"Kau cemburu?" Tanyanya sekali lagi tanpa memutus kontak mata kami.
"Ya aku cemburu."
"Kenapa hmm? Kenapa cemburu?" Suara Becky terdengar begitu sensual di telingaku. Kini wajahnya semakin dekat dengan wajahku. Ingin rasanya aku mencium bibir itu lagi tapi aku harus menahan diri.
"Aku menyukaimu, Becky." Aku seperti terhipnotis oleh tatapan Becky sehingga berani melontarkan pernyataan itu. Aku menutup mataku bersiap diri jika harus ditampar oleh Becky karena perkataanku yang lancang. Tapi... Tamparan itu tak kunjung datang. Aku membuka mataku perlahan dan melihat bahwa Becky sedang melihat ke arah bibirku. Yang kutahu detik berikutnya bibir kami saling menempel lagi untuk kedua kalinya.
Next chap mature content ya.
Don't forget to vote y'all.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway (FreenBecky)
FanficBercerita tentang seorang gadis kaya yang melarikan diri dari perjodohan yang direncanakan ayahnya. Mature content. Freen futa/ G!P/ intersex Read at your own risk.