*10 Jam Kemudian* (Freen's POV)
Sekarang kami sudah berada di kota baru menaiki taksi mencari rumah baru untuk kami tempati. Kota ini sama seperti kota Arbor, terpencil dan kuno cocok untuk tempat persembunyian. Sepanjang perjalanan mencari rumah baru, aku berulang kali memperingati Becky untuk menyewa rumah yang murah saja. Tapi seperti kebanyakan orang kaya, Becky tidak tahu apa artinya 'murah'. sudah 2 jam kami berkeliling Becky selalu menunjuk rumah- rumah yang cukup mahal untuk kami berdua. Akhirnya aku harus turun tangan sendiri mencari rumah yang lebih murah dan membujuk Becky untuk duduk manis disebelahku.
1 jam kemudian aku berhasil menemukan rumah kecil yang murah dipinggir kota. Rumah itu hanya memiliki 2 kamar tidur kecil dan 1 kamar mandi. Beruntung rumah itu bisa disewa perbulan jadi kami bisa pergi sewaktu- waktu tanpa kehilangan uang dengan jumlah besar. Cukup untukku dan Becky kurasa? Aku tahu Becky terbiasa hidup mewah di rumah mewahnya tapi sekarang dia harus terbiasa dengan keadaan barunya.
Saat ini kami sudah selesai menata barang kami di kamar masing- masing tinggal satu hal lagi yang harus dilakukan. Membuat rencana baru. Tepatnya akulah yang harus membuat rencana baru agar kami bisa bertahan sampai tahun depan.
"Becky, kita perlu berbicara sekarang." Ucapku menuntunnya ke ruang tv di rumah kecil kami.
"Ada apa, Freen?" Tanyanya.
"Aku sudah menyiapkan rencana agar kita bisa bertahan dengan sisa uangmu dan agar ayahmu tidak mudah menemukan kita. Pertama, kita harus mengganti penampilan dan nama kita. Kedua, kau harus mengurangi emm kebutuhan gaya hidupmu dan ketiga, kita harus berpindah kota beberapa bulan sekali."
"Aku tidak masalah jika harus berganti penampilan, nama, dan tempat tinggal, Freen. Tapi gaya hidup?Aku harus apa?"
"Kau hanya perlu menghentikan kebiasaan shopping itu dan mulai memasak sendiri. Mudah kan?"
"APA! Aku suka shopping! Tidak mungkin aku menghentikan kebiasaanku itu!"
"Yasudah tapi jangan salahkan aku kalau uangmu habis dan kau harus kembali ke ayahmu." Ucapku sukses membuat mulut Becky menganga.
"Oke- oke aku akan mencoba mengurangi shoppingku. Bagaimana dengan memasak? aku tidak bisa memasak. Menyalakan kompor pun tidak pernah."
"Kau tidak pernah memasak di rumah? Bagaimana kau bisa hidup sampai saat ini?" Tanyaku keheranan.
"Ada banyak maid dan chef dirumahku jadi aku tinggal minta saja kepada mereka untuk memasakkanku." Ucap Becky santai.
"Well, kalau begitu aku akan mengajarimu masak sampai kau bisa. Tenang saja memasak itu mudah kok."
"Deal. Lalu penampilan dan nama kita bagaimana?"
"Kita besok akan ke salon untuk mengubah tatanan rambut kita. Untuk nama kau ingin dipanggil apa saat diluar rumah, Becky?"
"Hmm apa ya... panggil aku Yang Mulia, Freen haha." Ucap Becky tertawa tapi begitu Becky melihat aku tidak tertawa mendengar candaannya Becky langsung menghentikan tawanya.
"Hmm... panggil aku... Mon. Ya namaku sekarang Mon." Ucapnya mencoba serius.
"Mon? Kenapa Mon?"
"Aku sangat ingin dipanggil Mon sedari kecil. Bagaimana dengan mu, Freen, kau ingin dipanggil apa?"
"Hmm... panggil aku Sam."
"Sam? Bukankah itu nama lelaki? Kenapa?"
"Tidak ada alasan. Lagipula itu hanya nama samaran." Belum saatnya dia tahu rahasiaku.
"Baiklah, SAM. Sekarang sudah malam lebih baik kita kembali ke kamar masing- masing dan tidur. Selamat malam." Ucapnya pergi meninggalkanku menuju kamarnya.
"Selamat malam, MON. Jangan lupa kita besok harus ke salon." Ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway (FreenBecky)
FanfictionBercerita tentang seorang gadis kaya yang melarikan diri dari perjodohan yang direncanakan ayahnya. Mature content. Freen futa/ G!P/ intersex Read at your own risk.