Chap. 11 : What Have I Done?

2.3K 253 1
                                    

(Freen's POV)
Sudah 8 bulan berlalu sejak kami melarikan diri dan ini adalah kota keempat kami. Awalnya aku berencana untuk tinggal di kota ketiga kami lebih lama. Tapi, Becky merengek kepadaku untuk pergi liburan karena sudah bosan berdiam diri di rumah itu. Karena keadaan dan keuangan kami tidak memungkinkan untuk kami pergi liburan akhirnya aku memutuskan untuk pindah saja ke kota dengan pemandangan yang berbeda. Kota yang kami tempati kali ini memiliki pantai yang indah jadi kuharap Becky merasa lebih betah tinggal disini.

Harus kuakui tinggal bersama Becky membuatku mengetahui sisi dirinya yang lain. Dibalik sifat manjanya yang kadang- kadang menjengkelkan itu, ada sifat cerianya yang mampu menghangatkan suasana di rumah kami.

Sebelum aku bertemu Becky, aku sudah terbiasa hidup sendiri selama bertahun- tahun. Kusangka hidup dengannya hanya akan mengganggu ketenanganku saja. Tapi ternyata aku salah. Kehadirannya justru membuat hidupku terasa membaik.

Aku akui aku mulai menyukai, Becky. Lelucon- lelucon nya yang tidak lucu, pertanyaan- pertanyaan polosnya, omelannya, rengekannya, dan perbuatan- perbuatan konyolnya mampu membuatku jatuh hati padanya.

Tapi aku tahu untuk tidak berharap lebih karena semua ini hanya sementara. Tidak mungkin kan kami hidup dengan keadaan seperti ini terus?

Suatu saat nanti pasti ayah Becky akan berhasil menemukan kami. Atau mungkin Becky sendirilah yang menyerah dengan keadaannya.

Lagipula aku dan Becky bak bumi dan langit. Becky anak orang kaya sedangkan aku harus mencari pekerjaan kesana kemari hanya untuk sesuap nasi. Mana mungkin Becky mau denganku.

"Freen, freen, apakah kau tertidur? Aku ingin berbicara denganmu." Suara Becky dari balik pintu membuyarkan lamunanku.

Cklek. Aku membuka pintuku dan melihat Becky berdiri didepanku.

Baru kusadari bahwa Becky memiliki sepasang mata yang indah. Bibir tebalnya yang berbentuk hati. Lesung pipinya yang manis. Hidung mancung-

"Halo??? Freen??? Kenapa kau melamun." Ucap Becky menyadarkanku. Sial.

"Eh. Ya? Kau ingin bicara apa, Becky?"

"Inikan hari terakhir kita berada di kota ini. Bagaimana kalau kita merayakannya? Nanti malam akan ada event kecil di pantai. Mereka mengadakan acara minum- minum juga di bar pantai. Bolehkah kita kesana?"

Hmm acara minum- minum? Sudah lama aku tidak menyentuh alkohol. Sepertinya ini ide bagus lagipula ini adalah hari terakhir kami disini sebelum pindah lagi. Tidak mungkin orang suruhan ayah Becky bisa menemukan kami.

"Oke, Becky. Nanti malam kita pergi kesana."

"Benarkah? Asyik! Terima kasih, Freen, aku akan bersiap- siap." Becky mencium pipiku lalu pergi ke arah kamarnya.

Aku terdiam di ambang pintu kamarku. Becky mencium pipiku? Apakah ini nyata?

~

Sekarang kami berada di tepi pantai tempat acara kecil dimulai. Aku dan Becky mulai mabuk karena alkohol yang kami minum. Karena tidak ingin membuat masalah, aku menarik Becky untuk pulang ke rumah kami.

Sesampainya di rumah, aku hanya diam saja memandangi Becky yang sedang kesusahan melepas sepatunya. Kurasa alkohol yang kuminum mulai mempengaruhi penglihatanku. Becky tampak cantik sekali malam ini.

Entah keberanian dari mana aku mulai berjalan mendekatinya.

"Hei, freen, susah sekali melepas sepatu jika lantainya bergoyang, iya kan?" Ucapnya. Aku tahu dia sudah mabuk berat sehingga tidak sadar aku sudah berada di depannya.

Dengan berani aku menaruh kedua jariku di dagunya. Kutarik dagunya agar dia menoleh kearahku. Kami hanya saling diam dan menatap. Aku melihat bibir tebal berbentuk hatinya itu sangat tergoda untuk menciumnya.

Aku sudah tidak bisa berpikir jernih hingga akhirnya aku menutup jarak diantara kami. Bibirku menyentuh bibirnya. Manis sekali.

Tangan kiriku mendekap di pinggangnya sementara tangan kananku menarik tengkuknya memperdalam ciuman kami. Tidak ada perlawanan dari Becky. Kami saling melumat bibir satu sama lain dalam waktu yang lama hingga kesadaranku kembali sedikit demi sedikit.

What have i done?

Aku segera mengakhiri ciuman panas kami dan berlari ke arah kamarku meninggalkan Becky yang setengah mabuk di ruang tv.

Aku berharap kami terlalu mabuk untuk mengingat kejadian ini sehingga besok kami tidak perlu membahasnya.

The Runaway (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang