(Freen's POV)
KRINGGGGG
*Tap*
Aku mematikan alarm dan meregangkan tubuhku seperti biasa. Aku meraba- raba sebelahku berharap untuk memeluk Becky sebentar tapi ternyata dia sudah tidak lagi di kasur.
"Hmm tumben sekali sudah bangun." Aku ingin turun dari kasur tapi benda dan catatan kecil di nakas menarik perhatianku.
"Aku bangun duluan untuk belanja. Bungkusan di nakas sepatu baru untukmu." Tulisan di kertas itu. Singkat sekali. Sepertinya dia masih marah.
Aku segera membuka bungkusan tersebut dan mengambil sepatu di dalamnya dan kucoba.
Terlihat palsu tapi kondisi nya lebih baik dari sepatu lamaku.
Segera aku mandi lalu berangkat ke tempat kerja.
~
Seharian bekerja pikiranku tidak fokus. Tubuhku disini tapi pikiranku fokus kepada Becky yang masih marah padaku.
Berkali- kali aku lupa memasukan bumbu ataupun lupa menyalakan api sehingga pekerjaan ku jadi tidak maksimal.
"Kau tidak apa- apa, Freen?" Tanya Nam.
Saat ini cafe sedang sepi karena hari masih sore. Aku, Nam, Heng, dan Nita memutuskan untuk istirahat di meja cafe.
"Aku baik- baik saja."
"Bohong sekali! Aku kenal dirimu, Freen. Ini pasti ada sangkut pautnya dengan masalah semalam kan?" Tuduhnya lagi.
"Oh ya, maaf karena kejadian kemarin gadismu itu jadi salah paham." Ucap Nita.
"Tidak apa- apa, Nit dan gadis itu hanya teman."
"Hah semalam? Ada apa semalam?" Ucap Heng sedang menikmati bekal makan siangnya.
"Freen kemarin diteriaki buaya pembohong oleh seorang gadis cantik." Ucap Nita.
"Wah wah. Kau selingkuh ya Freen." Ucap Heng.
"Ish selingkuh apanya. Aku terjatuh diatas Nita dengan posisi mencurigakan dan temanku melihatnya." Pembelaanku.
"Hanya teman nih?" Goda Nam.
"T-tentu." Jawabku sedikit ragu.
"Mana ada teman cemburu haha." Heng dan Nita tertawa membuat wajahku bewarna merah padam menahan malu.
"Jadi... 'teman' mu itu masih marah sampai sekarang?" Ucap Nam menekan kata teman.
"Bagaimana kau tahu?"
"Hari ini kau bertingkah laku seperti mayat hidup, Freen. Pasti memikirkan dia." Ucap Nam menyeringai.
"Yah.. aku tidak tahu cara membujuknya agar tidak marah lagi."
"Ck ck. Besok ambillah libur dan bujuk dia sampai tidak marah."
"Tapi bagaimana dengan kerjaanku kan kemarin aku sudah libur."
"Aku tidak akan membiarkan mu bekerja seperti mayat hidup dan mengacaukan seisi dapur, Freen. Lagipula kau sudah terlalu sering mengambil lembur bersenang- senanglah sesekali."
"Terima kasih, Nam. Kau memang bos yang baik."
"Ya ya jangan masuk dulu sampai pikiranmu sudah kembali waras lagi." Ucap Nam melanjutkan perhitungan kasirnya.
Aku harus memikirkan cara yang tepat untuk membujuk Becky besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway (FreenBecky)
FanficBercerita tentang seorang gadis kaya yang melarikan diri dari perjodohan yang direncanakan ayahnya. Mature content. Freen futa/ G!P/ intersex Read at your own risk.