(Becky's POV)
"Ahh capainya." Desahku pelan. Aku dan Freen baru saja pulang dari pasar malam. Segera aku merebahkan diri di kasur dan Freen juga berbaring telentang di sebelahku.
"Freen." Ucapku membuka percakapan.
"Hmm?"
"Setelah ini apa?"
"Maksudnya?" Dia terduduk di ranjang memfokuskan dirinya untuk pembicaran kami.
"Yah kita tidak bisa berlama- lama kan disini. Kita harus pindah."
"Yah sebenarnya... Aku sudah memikirkan ini, Becky. Kurasa ini saat yang tepat untuk memberitahukannya kepadamu." Ucap Freen lesu.
"Memberitahu apa?" Tanyaku masih berbaring.
"Kau tahu kan uang yang diberikan oleh ayahmu cukup banyak?"
"Lalu?"
"Yah kita bisa emm... Berpisah kau tahu. Aku akan memberikan sebagian uangnya untukmu dan... Kita bisa menjalani kehidupan masing- masing." Ucapnya lagi.
Plak.
Aku menampar Freen setelah mendengar ucapan bodohnya.
"Kau gila? Untuk apa menculikku jika kita hanya akan berpisah?" Tanyaku kesal. Segera aku duduk dihadapannya.
"Yah... Emmm... Kau tidak ingin dijodohkan bukan. Lagipula aku yakin kau sakit hati saat tahu bahwa aku menjualmu ke ayahmu jadi lebih baik kita berpisah daripada kau harus menahan sakit hatimu hidup denganku."
"Dasar Freen jelek! Freen bodoh! Apakah kau sepelupa itu kalau aku pernah memintamu untuk menikahi dan menghamiliku?" Teriakku memukul- mukul dadanya.
"Aww! Aww! Tapi waktu itu kan kita sedang dalam keadaan terpepet Becky! Siapa tahu kau juga terpaksa untuk mengatakannya." Ucap Freen membela diri.
"Kau lupa aku pernah mengatakan kalau aku mencintaimu?" Teriakku lagi.
"Y-yah kukira setelah kejadian dengan ayahmu cintamu akan hilang." Ucap Freen membuatku sebal.
"Dasar bodoh! Kalau cintaku hilang sudah pasti kau mati kurajam batu saat kita bertemu kemarin bodoh! Aku masih mencintaimu!" Teriakku kesal.
"Baiklah baiklah maafkan aku hmm. Aku akan menikahimu setelah ini." Ucap Freen memelukmu.
"Kau janji?" Ucapku lebih tenang.
"Tentu." Ucap Freen memandang wajahku.
"Bagaimana dengan menghamiliku? Bukankah harus cepat agar aku tidak dibawa ayahku?"
"Kenapa buru- buru hmm? Menikah saja belum. Lagipula kita belum menemukan tempat tinggal baru, kan?" Ucap Freen mengelus pipiku.
"Tapi aku ingin kau hamili." Ucapku memohon mengelus rahangnya.
"Kapan, hmm?" Freen bertanya dengan nada lembut. Aku tahu pembicaraan kami dan elusan tanganku di rahangnya membuat Freen terangsang.
"Sekarang." Segera aku menarik tengkuk Freen dan melumat bibirnya.
"Sekarang?" Ucapnya melepas ciumanku dan mulai menelanjangiku.
"Yah sekarang." Ucapku ikut menelanjangi dirinya.
Kami berciuman lagi sampai akhirnya aku berbaring telentang sementara Freen bergerak turun ke arah bawah.
"Tidak. Tidak. Aku ingin dimasuki sekarang." Ucapku menahannya. Milikku sudah basah dan miliknya sudah mengacung keras. Tidak perlu foreplay. Aku menarik tubuhnya sehingga sekarang dia menindihku dan wajah kami berhadapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway (FreenBecky)
FanfictionBercerita tentang seorang gadis kaya yang melarikan diri dari perjodohan yang direncanakan ayahnya. Mature content. Freen futa/ G!P/ intersex Read at your own risk.