(Becky's POV)
Sudah 3 hari kami berada di kota baru ini. Untuk memperkuat penyamaran kami, Freen menyemir rambutnya dengan warna pirang sedangkan aku memotong rambutku yang panjang menjadi sebahu. Kami juga harus membiasakan diri menggunakan nama baru kami saat berada di luar rumah. Semua itu mudah kulakukan, tapi ada beberapa hal yang harus kubiasakan.
Tinggal di rumah baru ini misalnya. Rumah ini jauh lebih kecil daripada tempat tinggalku dulu. Tidak ada maid yang membersihkan rumah ini. Di persembunyian kami yang lama, Freen lah yang membersihkan rumah kami. Tapi disini, Freen bersikeras mengajariku untuk ikut membersihkan juga. Dia selalu beralasan 'kamu harus bisa mandiri, Beck. Seandainya kita terpencar kamu jadi bisa melakukan semuanya sendiri.'
Aku benci saat dia mengatakan itu karena jujur aku tidak ingin jika harus berpencar darinya. Keberadaannya membuatku tidak merasa kesepian lagi. Tapi ada untungnya aku harus membersihkan rumah ini, karena kelelahan aku jadi tidak punya waktu untuk pergi shopping. Aku jadi lebih hemat.
Saat ini kami sedang berada di dapur baru kami. Freen mengajari ku memasak telur dadar dan tumis sayur sederhana untuk menu makan siang kami hari ini.
"Nyalakan kompornya begini, Beck. Pecahkan telurnya seperti ini, Beck. Bukan begitu, Beck. Ambil garam Beck bukan gula. Kecilkan apinya, Beck. Pegang pisaunya seperti ini, Beck." kepalaku pusing mendengar instruksi Freen sedari tadii. Kata Freen memasak itu gampang tapi kenapa membuat telur dadar saja sesusah ini.
"Freen, kenapa tidak kau saja yang memasaknya. Ini susah sekali." Ucapku kesal sembari berusaha membalik telur dadar yang mulai berasap.
"Kalau semuanya aku yang melakukan nanti kalau kalau kita terpisah kau sendiri yang akan kesusahan, Becky." Ucapnya membantuku membalik telur dadar.
"Jangan berkata begitu, freen, aku tidak suka! Lagipula kau bilang kalau memasak itu gampang tapi kenapa sesulit ini?" Ucapku melihatnya memotong sayur dan bawang dengan mudah.
"Itu karena kamu belum terbiasa, Becky. Kalau sudah terbiasa memasak sambil mata tertutup pun bisa haha."
'Huft aku tidak percaya kau bisa memasak dengan mata tertutup." Ucapku cemberut.
"Begitu? Oke, lihat ini." Freen menutup matanya lalu memulai memotong sayuran tadi dengan cepat dan jarinya tidak tergores pisau sedikitpun. Aku melongo melihatnya melakukan atraksi berbahaya itu.
"Sekarang kau percaya, Becky?" Ucapnya mulai menumis bawang degan lihai.
"Bagaimana bisa?"
"Aku suka memasak. Memasak sudah menjadi kegiatanku sehari- hari. Sebenarnya dulu aku pergi merantau ke kotamu untuk mencari pekerjaan sebagai koki."
"Hanya menjadi koki orang lain? Kenapa tidak membuat resto saja?" Tanyanya polos.
"Tidak semua orang terlahir kaya sepertimu, Becky. Aku memang bermimpi memiliki café kecil. Tapi itu tidak mungkin karena keadaan ekonomi. Jadi aku memilih untuk mencari pekerjaan sebagai koki dulu."
"Hmm lalu apakah akhirnya kamu mendapatkan pekerjaan?"
"Aku sebetulnya ada wawancara kerja hari itu tapi kamu datang terlebih dahulu dan menculikku jadi yah tidak jadi haha." Ucapnya sembari menyajikan sayur yang sudah matang di piring.
"Maaf." Aku jadi merasa bersalah karena sudah melibatkannya dalam masalahku.
"Sudah tidak apa- apa ayo kita makan saja makanan nya sudah jadi."
Aku melihat makanan yang tersaji di hadapan kami. Hanya 2 porsi telur dadar dan tumisan sayur yang sangat sederhana. Berbeda jauh dengan yang biasa kumakan.
"Kenapa dilihati saja? Ayo dimakan." Ucap freen meyakinkanku.
Aku mulai menyendok telur itu dan memakannya. Mataku terpejam merasakan makanan buatan Freen. Sungguh enak. Berbeda dari yang biasanya kumakan.
"Kenapa bisa seenak ini? Aku tidak pernah merasakan makanan seperti ini." Tanyaku pada Freen sembari terus melahap makanan yang ada didepanku.
"Ini namanya masakan rumahan, Becky. Terasa enak karena dibuat dengan penuh cinta dan kesabaran. Berbeda dengan masakan resto yang dibuat oleh para koki bergaji kecil tanpa perasaan." Ucapnya tersenyum padaku.
Baru kali ini merasakan masakan seenak ini. Kurasa aku harus lebih sering belajar memasak bersama Freen agar bisa memakan 'masakan rumahan' lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway (FreenBecky)
FanfictionBercerita tentang seorang gadis kaya yang melarikan diri dari perjodohan yang direncanakan ayahnya. Mature content. Freen futa/ G!P/ intersex Read at your own risk.
