Chap. 24 : Truth Hurts

2.2K 240 16
                                    

(Becky's POV)

Sudah 3 hari sejak pertengkaran itu dan Freen semakin menjauhiku.

Dia akan berangkat jauh lebih pagi dari biasanya dan pulang lebih malam. Bahkan Freen sudah tidak memelukku lagi saat malam dan malah sibuk dengan ponselnya.

Sungguh aku merindukan kemesraan kami. Tapi kata-katanya waktu itu membuat hatiku sakit membuatku enggan untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu.

~

KRIINNNGGGGG

Aku bangun dari kasur dan seperti biasa Freen sudah pergi dari rumah.

Aku memulai membersihkan rumah dan menyibukkan diriku. Tapi hari ini hatiku terasa sangat kacau. Kuputuskan untuk menghibur diriku dengan berjalan- jalan di taman.

2 jam aku berputar- putar di area taman hingga kaki ku sudah tidak sanggup lagi. Kemudian aku pulang ke rumah tapi saat aku akan memasuki rumah aku melihat sepatu Freen tertata rapi menandakan dia sudah pulang. Aneh sekali.

Cklek.

"Freen, kau sudah pulang?" Aku menoleh kesana kemari tapi tidak ada jawaban.

Aku mencoba mencarinya di dapur tapi ada satu sosok di dapur yang membuat tubuhku kaku.

Ayahku.

"Kau bersenang- senang disini, Becca?" Ucap ayah dan menatap diriku. Dirinya berada di seberangku dekat jendela dapur sementara Freen berdiri di dekat meja makan hanya menunduk.

"Freen, ayo kita pergi!" Aku hendak mundur keluar dari dapur tapi John bodyguard ayah menghadangku.

"Senang bertemu kembali denganmu nona. Silahkan duduk." Ucap John mengarahkanku ke kursi meja makan.

"Persiapkan dirimu, Becca. Sebentar lagi kita pulang." Kata Ayahku.

"Tidak mau!" Ucapku menatapnya tajam.

"Kenapa?"

"Aku tidak mau dijodohkan dengan rekan bodohmu itu, dad! Aku mencintai, Freen!"

Ayahku hanya menyeringai saja lalu mendekat ke arah Freen.

"Kau mencintai orang ini? Kau yakin?" Ucapnya berada di belakang Freen menepuk pundaknya.

"Tentu saja, dad! Aku tidak bermain- main!"

"Kau akan tetap mencintainya meskipun tahu kebenarannya?"

"A- apa maksudnya?" Ada apa ini?

"Ya, Freen, apa maksudnya?" Ucap ayahku pada Freen. Freen semakin menunduk tidak mau menatapku.

"Kebenaran apa? Jawab daddy! Jangan bermain- main denganku!"

"Oh, Becca kau pikir daddy akan diam saja membiarkanmu kabur selama satu tahun ini? Daddy tidak akan sukses jika sebodoh itu." Ucap ayahku.

"Apa maksudnya?!" Aku mulai bingung.

"Tanyakan pada cintamu ini apa maksud daddy, Becca." Ucap ayahku menunjuk ke arah Freen.

"Freen...."

"Maafkan aku..." Freen menjawab dengan nada ketakutan.

"Apa maksud daddy, Freen... Kau tahu apa?"

"Maafkan aku, Beck. A-aku dibayar ayahmu untuk mendampingimu selama setahun ini." Ucap Freen menunduk lagi.

Deg.

"Tidak! Tidak! Kalian bohong! Daddy bohong! Jika Freen membantu daddy aku pasti sudah tertangkap dari kemarin!" Aku menyangkal.

"Lalu kau akan kabur lagi dan lagi membuat daddy repot. Lebih baik membayar seseorang untuk menjaga dan memberi kabarmu kepada daddy selama setahun." Balas ayahku.

Air mata mulai mengaliri wajahku. Hatiku sakit bukan main mendengar penjelasan Freen dan ayahku.

"Katakan kalau ayahku berbohong, Freen! Kumohon katakan kalau kau tidak ada hubungannya dengan semua ini!" Ucapku menangis.

"Maafkan aku..." Ucap Freen lirih.

Aku merasa lemas dan tidak berdaya. Satu- satunya orang yang kupercaya dan kucintai selama ini membohongiku. Sungguh menyakitkan.

"Bawa dia pulang!" Perintah ayahku ke bodyguardnya.

Bodyguard ayah mulai menyeretku tetapi aku sudah tidak bisa melawan lagi. Sakit dihati ini melemahkanku.

"Terima kasih sudah menjaga putriku. Ini uang yang kujanjikan dan jangan menampakkan mukamu lagi didepanku dan putriku." Aku mendengar ayahku berbicara kepada Freen dan memberinya 2 koper berisi uang.

Freen hanya melihatku dibawa pergi tanpa melakukan apapun.

The Runaway (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang