(Becky's POV)
Akhirnya Freen sadar dengan kesalahannya meskipun aku harus mengamuk dan menangis sepanjang hari.
Sekarang aku sedang menggosok gigi sementara Freen membereskan piring kotor bekas makan malam kami.
"Cepatlah ke kamar... Aku menunggumu." Bisiknya sensual ditelingaku lalu pergi ke arah kamar. Seketika pipiku memerah membayangkan apa yang akan terjadi di kamar nanti.
Aku buru- buru menyelesaikan ritualku dan berlari ke arah kamar kami.
Cklek.
Mataku membelalak karena disajikan pemandangan yang indah. Freen berdiri di hadapanku.
Telanjang.
Badannya yang tegap semakin berotot dan urat- urat menonjol semakin banyak di area lengannya. Sangat seksi. Kurasa lembur dan kerja kerasnya selama inilah yang membentuk tubuhnya itu.
Tapi ada satu bagian tubuhnya yang membuatku ingin menerkam Freen sekarang juga.
Penisnya yang sudah keras dan mengacung sedari tadi.
Freen berjalan terus kearahku membuatku mundur sampai akhirnya punggungku menabrak pintu kamar.
Kini sudah tidak ada ruang tersisa diantara kami. Aku hanya bisa diam saja sementara Freen semakin mendesakkan tubuhnya kearahku.
Dadaku menempel ke dadanya dan... Ujung penisnya menempel ke perutku.
"Kau ingatkan perkataanku tadi siang?" Bisiknya di telingaku nafas panasnya yang menderu menerpa telinga dan leherku membuatku semakin terangsang.
Tentu saja aku mengingatnya. Selama makan malam yang ada pikiranku hanyalah posisi apa saja yang akan dia gunakan untuk memuaskanku.
"Ahh Freen!" Desahku saat tangan kiri Freen merangkul pinggangku ke arahnya dan tangan kanannya meremas pantatku.
Dengan cepat Freen langsung melumat bibirku.
"Ahh!" Kini kedua tangannya meremas pantatku dan mendorong ke arah penisnya membuat kemaluan kami saling bergesek. Desahan membuat bibirku terbuka dan dengan cepat Freen memasukan lidahnya ke mulutku.
Kami saling membelit dan menghisap lidah satu sama lain.
Beberapa menit berlalu Freen melepaskan ciuman kami dan menuntunku ke tepi kasur lalu melucuti pakaianku.
"Duduklah di wajahku." Ucapnya tidur telentang di kasur.
Aku yang sudah sangat terangsang langsung mengikuti arahannya tanpa bertanya.
Kuposisikan diriku mengangkang di antara kepalanya dan tanganku bertumpu di headboard kasur.
Dengan cepat Freen menahan pahaku dengan kedua tangannya dan memposisikan vaginaku sejajar dengan mulutnya.
"Ahh Freen! Nghhh!" Aku mendesah ketika merasakan lidah Freen membelah lipatan- lipatan vaginaku dan hidungnya yang mancung menyenggol klitorisku.
"Ahh jangan begitu! Geli!" Aku berusaha menjauh darinya ketika dia mulai menghisap klitorisku. Bukannya berhenti dia semakin kuat menghisap membuatku kelojotan.
"Ahh astaga! Geli sayang aku tidak kuat! Nghhh!" Aku meronta berusaha menjauh.
"Ahh fuck! Ahh Freennnn!" Kali ini dia memasukan lidahnya ke dalam lubangku sementara hidungnya menekan klitorisku. Sensasi basah hangat lidahnya yang keluar masuk di lubang vaginaku membuatku ingin kencing.
"Aku mau muncrat! Ahh nghh ! AHH!!" Freen semakin menekan pahaku kearahnya hingga aku benar- benar terduduk di wajahnya. Lidahnya semakin masuk kedalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway (FreenBecky)
FanfictionBercerita tentang seorang gadis kaya yang melarikan diri dari perjodohan yang direncanakan ayahnya. Mature content. Freen futa/ G!P/ intersex Read at your own risk.
