Chap. 14 : 18+

6.1K 287 8
                                    

Author ingatkan chapter ini isinya 100% mature content dengan bahasa yang cukup frontal jadi yang belum cukup umur atau tidak suka bisa diskip saja.

(Freen's POV)
Aku tidak tahu bagaimana awal mula ini semua terjadi tapi disinilah kami sekarang.

Aku bersandar di sandaran kasur sementara Becky duduk diatasku dengan kedua tangannya melingkar di leherku sedangkan bibirnya bergulat dengan bibirku.

Suara decapan dari kedua bibir kami yang saling melumat membuatku semakin terangsang. Tanpa kusadari kedua tanganku sudah berada di pantat Becky meremas- remas dan mendesaknya agar tubuh Becky semakin dekat dengan tubuhku.

"Milikmu tegang, Freen." Ucap Becky disela- sela ciuman kami.

Aku hanya mengerang mendengar kata- kata yang keluar dari mulut Becky. Kuremas pantat Becky ke arahku dan menggesek-gesekan milik Becky dengan penisku membuat kami berdua mengerang bersama.

"Fuck, you're so hard, Freen." Dia ikut menggesek- gesekan miliknya pertanda dia juga ikut terangsang.

"Panas sekali disini." Ucap Becky melepas ciuman kami. Aku ingin protes tapi begitu melihat Becky mulai melepaskan bajunya aku urungkan niatku itu. Dengan seksinya dia melepas baju menyisakan bra bewarna hitamnya. Baru kali ini aku melihat kulit mulusnya itu.

Melihat aku yang diam saja memandangi tubuhnya, Becky langsung mencium bibirku lagi dalam- dalam lalu berkata,

"Kau suka yang kau lihat?" Bisiknya di telingaku lalu mulai menciumi leherku.

"Kau boleh memegangnya kalau mau." Lanjutnya sementara aku hanya bisa mengerang merasakan lidahnya menjilati leherku. Tangan Becky memegang tangan kananku dan mengarahkannya pada payudara yang masih terbungkus bra. Dengan reflek aku meremasnya.

"Nghh, ya, remas seperti itu, Freen. Itu milikmu malam ini. " Desahnya pelan.

Tiba- tiba aku merasakan remasan di penisku yang masih tertutup celana.

"Ahhh Becky." Desahku terkejut.

"Tiduri aku, Freen, kumohon." Bisiknya. Aku yang sudah sangat terangsang langsung membalik posisi kami. Aku segera membaringkan Becky, membuka pahanya, dan aku masuk diantara paha Becky menghiraukan rasa sakit dari memar- memar ditubuhku. Kami kembali berciuman dengan panas.

Dirasa mulai kehabisan oksigen aku segera memutus ciuman kami dan mulai melucuti pakaian kami berdua. Kini hanya tersisa celana dalam Becky saja yang menghalangi kami sementara aku sudah telanjang bulat.

Aku segera menindih Becky dan menciuminya lagi. Tangan kanan ku memainkan payudaranya, tangan kiriku menopang tubuhku, dan aku menggerakan pinggulku menggesekan penisku ke bibir vaginanya yang tertutup kain.

"Nghhh, Becky, milikmu basah sekali ahhh." Desahku. Aku harus menahan diriku untuk tidak merobek celana dalamnya dan menggenjotnya saat itu juga.

"Ahhh Freen! Ngghh baru digesek saja sudah senikmat ini nghhhh... Masukan penis besar mu itu sayang... Aku ingin merasakannya memenuhi rahimku nghhh. Kumohon tiduri aku sekarang." Kalimat kotor Becky membuat nafsuku semakin memuncak.

Mendapat lampu hijau dari Becky aku segera beraksi menciumi sekujur tubuh Becky mulai dari rahang turun ke leher, ke perut, dan sampai ke pahanya.

"Ahhh, fuck! Berhenti menggodaku, Freen! Punyaku sudah terasa gatal ingin dimasuki penismu!" Aku hanya menghiraukannya dan lanjut menciumi bagian luar vaginanya.

"Biarkan aku mengicipimu dulu, Beck." Ucapku mulai melepas celana dalamnya mengecup klitoris Becky.

"Ahhh! Apa yang kau lakukan?! Jangan dicium- cium jijik!" Ucap Becky berusaha menjauhkan kepalaku dari situ. Aku segera menjulurkan lidahku menjilati vaginanya.

The Runaway (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang