Chap. 10 : Our Little Secret

3.9K 359 6
                                        

(Becky's POV)

KRINNGGGGGGGGG

*Tap*

Aku mematikan alarm lalu bangun dari tempat tidur. Dengan mata setengah terpejam aku mengambil handuk lalu berjalan ke arah satu- satunya kamar mandi di rumah ini. Kubuka pintu lalu berusaha membuka bajuku tapi kenapa ada suara air mengalir dari shower? Sepertinya aku belum menyalakannya.

Aku menoleh ke arah shower dan seketika mataku melebar ketika melihat Freen sedang mandi. Punggung telanjangnya menghadap kearahku sementara dia menggosok tubuh bagian depannya.

Sepertinya Freen tahu kalau sedang ada yang memperhatikannya dari belakang. Seketika dia membalikkan badannya dan area bawahnya langsung menyambut mataku yang membelalak. Aku tahu betul bentuk area kewanitaan dan milik Freen bukan salah satunya.

"AAAAAHHHHHHHHHHH!!!" teriak kami berdua. Aku segera keluar dari kamar mandi dengan menutup mata dan berteriak meminta maaf kepada Freen karena telah lancang masuk saat dia sedang mandi.

Apa yang barusan kulihat? Apakah itu mainan? Tapi untuk apa Freen memakai itu dan kenapa tidak ada sabuknya seperti yang kulihat di video- video porno selama ini? Aku butuh penjelasannya.

~

10 menit kemudian Freen keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkapnya. Mukanya merah padam menahan malunya kurasa.

'Maukah kau menjelaskan apa yang tadi kulihat, Freen?" Tanyaku dengan nada pelan.

"Kau seharusnya tidak melihatnya" Ucapnya tersipu malu mengalihkan pandangannya dariku.

"Tapi aku melihatnya, kan? Kenapa kau memakai property seperti itu saat mandi, Fre-"

"Itu asli." Potongnya. Mukanya semakin bewarna merah padam.

"Asli? Jadi maksudmu kau punya penis asli?" Tanyaku terus memandangi area bawahnya bertanya- tanya bagaimana bisa dia mempunyai kelamin lelaki.

"Iya. Berhentilah memandanginya, Becky. Aku malu." Ucapnya sambil menutupi area itu dengan tangannya.

"Tapi bagaimana bisa? Bentuk tubuhmu wanita, suaramu wanita, bahkan bentuk mukamu 100% seperti wanita." Tanyaku kebingungan.

"Aku intersex, Becky. Awalnya aku wanita tapi seiring waktu alat kelaminku berubah sedikit demi sedikit menjadi alat kelamin pria."

"Apakah itu... berfungsi dengan baik? Kau taulah apakah bisa." Tanyaku ragu- ragu.

"Menghamili wanita? Ya punyaku berfungsi seperti pria pada umumnya aku sudah memeriksakannya ke dokter."

"Apakah bisa tegang jug-"

"Oke cukup, Becky. Aku akan memasak dulu untuk sarapan kita." Ucap Freen terburu- buru lalu pergi ke dapur.

~

Waktu sudah menunjukan pukul 11 siang. Freen sedang menyiapkan bahan- bahan untuk kami masak nanti siang sedangkan aku duduk diseberang memandanginya.

"Freen bolehkah aku bertanya lagi?" Ucapku membuka percakapan kami.

"tentang penisku lagi Becky?" Ucapnya santai.

"well, kenapa kau tidak mengganti nama dan penampilanmu saja menjadi seperti laki- laki?"

Freen tidak menjawab dan malah menatapku tajam dengan lama. Suasana menjadi canggung, sepertinya aku menanyakan hal yang salah.

"Emm maaf aku menanyakan itu. Kau tidak perlu menjawabnya Freen."

"Aku berasal dari keluarga sederhana Becky. Aku tidak mengganti penampilanku karena aku tidak memiliki uang untuk melakukan operasi, orang- orang akan memandangiku dengan aneh jika aku menggunakan nama lelaki dengan penampakan perempuan." Ucapnya sembari memotong-motong bahan untuk masakannya.

"Apakah keluargamu tahu tentang ini?" Tanyaku semakin penasaran dengan asal- usul Freen.

"Orang tuaku tahu. Mereka marah ketika tahu kalau aku berbeda dengan anak lainnya. Setiap hari aku harus mendengar mereka berbicara betapa kecewa dan malunya mereka memiliki anak seperti aku. Itulah kenapa aku mencoba peruntunganku di kota lain. Aku berusaha memulai hidup baru tanpa dihina oleh orang lain."

"Maafkan aku, Freen sudah bertanya yang tidak seharusnya."

"Tidak apa- apa, Becky. aku juga salah sudah merahasiakannya darimu padahal kita tinggal bersama. Jika kau merasa keberatan tinggal denganku besok aku akan pergi dari sini dan tidak mengganggumu lagi." Ucap Freen.

"Pergi? Tidak, Freen! Kau tak boleh pergi! aku tidak keberatan dengan keadaanmu. Kumohon tetaplah disini." Mohonku padanya.

"Kau yakin tidak keberatan?"

"100%"

"Terima kasih sudah mau menerimaku, Becky."

"Terima kasih juga sudah mau menemaniku, Freen."

Setengah jam kemudian, kami hanya diam saja focus dengan pekerjaan kami masing- masing. Aku yang masih penasaran pun memberanikan diri untuk bertanya pada Freen.

"Freen?"

"Hmm?"

"Apakah karena itu kamu tidak mau sekamar denganku saat di hotel?"

"Ya, Becky. Aku merasa tidak pantas jika harus tidur disebelahmu."

"Freen?"

"Ya, Becky?"

"Kenapa kau memilih nama Sam sebagai nama samaran?"

"Awalnya aku dan orang tuaku sudah berencana untuk merubah penampilanku dengan operasi. Berhari- hari aku memikirkan nama baru untukku dan akhirnya aku menemukan nama Sam. Tapi kau tahu aku tidak jadi operasi karena biaya jadi, yah, aku tidak jadi mengganti namaku. Jadi saat kau bertanya padaku siapa nama samaranku, hanya nama Sam lah yang terlintas di benakku."

Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara kami. Selesai makan aku bersiap pergi kekamarku hingga suara Freen menghentikan langkahku.

"Becky?"

"Ya?"

"Mengenai percakapan tadi jangan beritahu siapapun ya... biarkan ini menjadi rahasia kecil kita."

"Tentu saja, Freen. Percayalah padaku. Tapi kenapa kau menyebutnya rahasia kecil, Freen? Milikmu jauh dari kata kecil haha." aku berlari ke kamar ku Setelah mengucapkan kalimat terakhirku tadi sementara Freen berdiri dengan mulut menganga tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

The Runaway (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang