Chap. 23 : Here We Go Again

2.5K 234 5
                                    

(Becky's POV)

Freen menepati janjinya.

Dia selalu pulang lebih awal dan kita akan makan malam bersama lalu meniduriku sampai aku puas kapan pun aku mau.

Tapi masih ada satu hal yng membuatku khawatir.

2 minggu lagi seharusnya pesta perjodohanku dilaksanakan. Aku yakin ayahku akan mengerahkan seluruh bodyguard nya untuk mencariku.

Jika tidak berhasil masih ada puluhan keluarga kaya yang mengantri agar anaknya dinikahkan denganku.

Aku tidak mau. Aku sudah terlanjur nyaman hidup seperti ini dengan Freen. Kuakui aku mulai mencintai dirinya.

Aku tahu kami tidak bisa begini selamanya. Cepat atau lambat ayahku akan menemukanku dan aku harus kabur lagi. Hanya ada satu cara untuk menghentikan ini semua.

~

"Freen?"

"Hmm?" Kami baru saja selesai melakukan kegiatan panas kami di ranjang. Kini Freen berbaring telentang sementara aku memeluknya.

"Kau tau kan 2 minggu lagi akan ada apa?"

"Aku tahu." Raut wajahnya berubah menjadi sendu.

"Jika perjodohan itu batal tentu ayahku akan mencarikanku orang lain untuk dijodohkan."

"Ayahmu tidak menyerah juga, hmm. Apa yang akan kau lakukan?" Ucapnya.

"Yah kurasa aku akan kabur lagi."

"Dengan apa, Becky? Kita sudah tidak mampu jika harus pindah- pindah lagi." Dia mulai memiringkan badannya menghadapku.

"Aku tahu. Aku tahu."

"Dan jika kau berhasil tertangkap aku yakin kesempatanmu kabur akan sangat kecil." Ucapnya lagi.

"Aku punya 1 rencana yang mampu menghentikan ayahku."

"Rencana apa?"

"Nikahi aku." Ucapku membuatnya terdiam sejenak.

"Nikahi dan hamili aku, Freen. Dia tidak mungkin menjodohkan anaknya yang hamil."

"Becky..." Kini dia terduduk di kasur. Aku tahu ini permintaanku yang paling besar padanya.

"Kau memintaku untuk kabur denganmu lagi lalu menikahi dan menghamilimu?" Freen mengulangi lagi perkataanku.

"Tentu sa-"

"Apakah kau gila, Becky? Ayahmu akan membunuhku sebelum aku sempat menghamiliku kau tahu itu!" Nadanya terdengar tertekan.

"Kau tidak tahu apakah ayahku akan menyukaimu atau tidak! Kenapa kau pesimis sekali!" Tanyaku.

"Aku tidak pesimis! Aku realistis! Lihatah diriku Becky! Aku tidak punya pekerjaan tetap, tidak punya uang, dan tidak punya rumah! Dirimu dan diriku sangat berbeda! Tidak mungkin ayahmu mau menerima parasit sepertiku!" Teriaknya emosi.

"Tapi aku mencintaimu!" Hanya itu kalimat yang bisa kukeluarkan untuk menghentikan keraguan Freen. Seketika Freen terdiam menatapku.

"Kenapa? Jangan mencintaiku." Dia beranjak dari kasur memakai pakaiannya.

"Kau meniduriku dan menafkahiku layaknya seorang suami dan kau berharap aku tidak jatuh cinta? Tunggu dulu... Apakah kau memiliki perasaan padaku?" Aku bertanya mencoba mencari harapan tersisa.

"Tidak." Ucapnya datar.

"La-lalu kenapa kau mau membujukku dan menurutiku hah?! Jika tidak kau seharusnya sudah pergi dari sini karena sikap menyebalkanku!" Aku berteriak menahan rasa sakit di dadaku.

"Karena aku tidak tahu harus kemana, Becky! Aku buronan ayahmu! Mau tidak mau aku harus disini sampai masalah ini selesai! Dan aku hanya membujukmu karena aku tidak suka pertengkaran! Kau paham?" Freen mengatakannya dengan lantang sambil menangkup wajahku dengan kedua telapak tangannya.

"Kau berbohong kan? Jawab aku Freen! Katakan kalau kau mencintaiku!" Aku menepis tangannya dari wajahku.

...

Dia diam begitu lama. Kami hanya saling menatap hingga air mataku mulai mengalir.

"Maafkan aku, Becky tapi kau harus melihat realitamu. Aku melawan ayahmu sama seperti kerikil melawan jet tempur. Kita tahu siapa pemenangnya." Dia menangkup kembali wajahku dan mengusap air mataku.

"Jadi usaha kita selama ini sia- sia? Dan cintaku padamu tidak ada artinya?" Aku menangis.

"Maafkan aku." Freen menunduk melepaskan wajahku.

The Runaway (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang