27

88 4 0
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen ya!
(biar inget buat up haha)

Cukup panjang hehehe⚠️

"Akhirnya sampe," ucap Leon sambil memutar setir mobil bersiap untuk parkir.

"Wah ke pantai ternyata. Asik!" Aurel dengan semangat memperhatikan sekitar.

Terdapat Vila-Vila mewah di dekat pantai. Ketika sampai langit senja dengan warna pink dan oren sudah terukir. Matahari juga bersiap untuk turun.

Setelah Leon memakirkan mobilnya, ia menyuruh yang lain untuk turun. Saat mereka berempat sudah turun dan Leon sudah mengunci mobil nya dan bersiap untuk pergi ke dalam Vila.

"Eh Byan sama Nana masih tidur di dalem," ucap Shasha dengan spontan sambil menepuk keningnya.

Leon kembali membuka mobilnya. Mereka berempat dengan kompak masuk ke dalam mobil sambil memperhatikan Byan dan Nana yang masih asik tidur sambil berpelukan.

"Waduh nyenyak banget dah!" Ejek Leon.

"Bau-bau mau balikan nih!" Timpal Aurel.

"Cie-cie. Bangun dong!" Sahut Shasha.

"Ekhem katanya lagi marahan." Devan dengan sengaja menutup hidung Byan dengan tangan nya. Aurel dan Shasha juga mencolek-colek pipi milik Nana.

Mereka bereempat sengaja berbicara dengan keras agar pasangan itu cepat bangun. Selang beberapa detik, mereka mulai membuka mata mereka dengan perlahan secara bersamaan.

"Bangun aja barengan anjir." Leon mengacak-ngacak rambut Nana dan pergi keluar mobil.

"Cie-cie, tidur aja sambil pelukan," ucap Shasha dan Aurel dengan kompak berlalu keluar dari mobil.

Devan hanya mengkode Byan dengan matanya untuk melihat siapa disampingnya. Lalu juga keluar dari mobil menyusul Shasha.

Byan dan Nana yang masih setengah sadar kemudian saling menoleh dan bertatapan cukup lama.

Mereka dengan kompak mulai melihat dari bawah sampai atas. Posisi duduk mereka yang bahkan tidak ada jarak, tangan mereka juga saling berpelukan dengan erat. Teringat mereka masih belum berbaikan akhirnya reflek saling menjauh melepaskan pelukan dan memalingkan wajah.

"Anu itu maaf," ucap Nana dengan gugup lalu membawa tas miliknya dan berjalan sempoyongan keluar dari mobil. Byan tersenyum tipis dan mengikuti Nana dari belakang.

Kenapa minta maaf si?
Gue kan pacarnya.

Di parkiran sudah ramai banyak orang yang berdatangan. Teman-teman nya Byan juga sedang asik mengobrol menunggu dirinya. Mereka sedang beristirahat di sebuah warung.

Byan melihat Nana masih berjalan dengan sempoyongan ketika keluar dari mobil.

Ck! Masih sakit ternyata.

Sebenarnya mual di perut Nana belum juga ilang. Ia berjalan dengan sempoyongan berniat menghampiri Aurel dan Shasha.

"Rel, Sha!" Dua orang itu menolehkan kepalanya dan melambaikan tangan agar Nana menghampiri mereka.

Nana dengan sekuat tenaga berjalan perlahan sambil menahan rasa mual di perut nya. Tiba-tiba ada tangan kekar yang tak asing melingkar di perutnya.

Byan?

"Gue gendong ya?" Byan berbisik tepat di telinga Nana.

"Hah?" Tanpa persetujuan dan aba-aba dari Nana, Byan langsung menggendong pacarnya ala bridal style.

Ia berpikir bagaimana tidak sakit. Berat Nana saja bahkan terlalu ringan menurut Byan. Gak jauh beda kayak angkat galon kalo disuruh Bunda.

"Byan turunin gak!" Byan menghiraukan berontak yang dilakukan oleh Nana. Ia berjalan sambil menggendong Nana dengan santai menghampiri Leon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BYANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang