Jangan lupa untuk vote ya!!!
[biar semangat nulis wkwk]Byan yang baru saja pulang pun merebahkan dirinya sebentar di tempat tidur. Ia membenamkan wajahnya di atas bantal.
Berpikir bagaimana agar Nana dapat memaafkan dirinya dan mengobrol lagi. Bahkan minggu besok sudah masuk ujian akhir Kelas 10 tetapi mereka belum juga berbaikan.
"Ck! Kalo gue maksa nanti Nana makin marah."
Byan yang sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri sedari tadi tidak sadar ada yang terus mengetuk pintu kamarnya.
"Abay!" Teriak Cici di depan pintu karna Kakaknya tidak kunjung membuka pintunya setelah diketuk berkali-kali.
Byan yang mendengar teriakan adiknya buru-buru turun dari tempat tidur dan berlari membuka pintu. Ia berlari membuka pintu dan melihat adiknya yang membawa boneka kesayangan nya seperti biasa.
"Ci? Kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Byan khawatir dan berjongkok menyamakan tingginya dengan adiknya.
"Dari tadi Cici udah ketuk pintu, Abay nya gak denger."
"Hah? Maaf ya." Byan tersenyum dan mengelus kepala Cici.
"Iya! Abay dipanggil Ayah."
Byan terdiam sejenak mendengar adiknya berbicara. Terakhir ia mengobrol dengan Ayahnya saja saat masalah perjodohan itu. Ia berpikir apa mungkin Ayahnya akan membatalkan perjodohan dirinya dengan Nana.
Byan yang terus berpikir negatif tiba-tiba berubah pikiran ketika Cici bilang akan liburan. Mata Byan terbelalak lalu menggendong Cici dan turun menuruni tangga menuju kamar Ayah dan Bunda nya.
"Abay! Turunin!" Byan menghiraukan Cici yang terus merengek.
Saat sampai di depan kamar Ayah Bunda nya, Byan menuruni Cici dari gendongan nya. Lalu mengetuk pintu kamar dengan sopan dan membuka nya.
Ia melihat Ayah dan Bunda nya sedang duduk di sofa sambil minum teh. Mereka sudah menunggu kedatangan dirinya.
"Oh sudah datang. Byan kesini, Ayah sama Bunda mau bicara." Ucap Ayah Byan dengan datar tanpa ekspresi apapun.
Cici yang melihat Bunda nya langsung berlari kecil dan memeluk Bundanya. Byan dengan tenang duduk dihadapan Ayah dan Bundanya.
"Tadi Cici udah bilang kan?" Tanya Ayah memastikan.
"Liburan? Kemana?" Tanya Byan tanpa basa-basi.
"Kita udah rencanain sama Ayah Ibu nya Nana dari lama. Habis ujian terakhir, kita liburan bareng. Kamu boleh ajak teman-teman kamu, suruh mereka bawa baju dan perlengkapan aja. Biaya yang lain biar Ayah dan Ayahnya Nana yang tanggung."
"Tiba-tiba?"
Kalau gini gue bisa ketemu Nana dong.
Kesempatan biar bisa ngobrol lagi."Gak mau nih? Liburan nya buat rayain perjodohan kamu sama Nana. Ayah, Bunda pikir karna kalian baru mau naik kelas 11 jadinya adain liburan aja. Kalo soal pertunangan nya nanti aja."
"Hah? mau kok, Yah! Byan ke kamar dulu. Terimakasih Ayah, Bunda!" Ucap Byan dengan riang lalu buru-buru pergi keluar dari kamar Ayah dan Bunda nya.
Ayah Byan mengernyitkan alisnya karena hari ini melihat kelakuan anaknya yang aneh.
"Bun, tuh anak kenapa? Tumben sopan."
"Si Ayah kaya gak pernah muda aja."
"Loh, perasaan Ayah pas muda sopan banget gak kaya tuh anak!"
Istrinya yang mendengar langsung menjewer telinga suaminya, "Aduh Bun ampun. Iya, iya Byan mirip Ayah kok!"
Byan kembali menaiki tangga dengan perlahan, senyum di raut wajahnya mulai terukir kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BYANTARA
Teen Fiction"Berharap dia abadi di dalam karya dan hidupku." Bercerita tentang Byantara Shaga Graciano. Hobi bermain basket dan nightride, dipertemukan dengan gadis yang bahkan jarang berkeinginan untuk keluar rumah. Mereka pernah menjalani hubungan tetapi bera...