Langit masih pagi sekali bahkan matahari belum terbit. Byan sudah buru-buru menyelesaikan sarapan nya. Yang biasanya dia berangkat sekitar jam 6 pagi, kini jam 6 kurang sudah mau berangkat ke sekolah.
Byan mencium tangan Bunda,"Bunda, Babay berangkat dulu ya."
"Loh tumben, masih gelap loh ini?"
"Heheheh mau jemput Nana, Bun."
"Oalah, yaudah sana."
"Terimakasih Bunda." Byan mencium pipi Bunda nya dan beranjak pergi. Bunda keheranan dengan tingkah laku Byan hari ini.
Dasar, anak muda kalo lagi jatuh cinta ya gini.
Muka nya semangat banget.Byan menuju motornya lalu memakai helm dan pergi menuju rumah Nana.
Gue yakin tuh anak masih molor.
Tak lama Byan sudah sampai dirumah Nana. Karena masih sangat pagi sekali, otomatis jalanan masih sepi. Membuat Byan cepat sampai dirumah Nana hanya 10 menit.
Byan memakirkan motornya di garasi. Ia mengetuk pintu beberapa kali, akhirnya dibuka oleh Leon.
"Lah ngapain lo pagi-pagi?"
"Lo gak nyium gue wangi begini. Ya jemput Nana lah kocak." jawaban Byan membuat Leon tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha Nana aja masih tidur anjir."
"Ck tau."
"Bangunin sana. Gue mau siap-siap."
"Serius?!"
"Dua rius, cepetan sana keburu gue berubah pikiran." Byan buru-buru berlari ke arah kamar Nana yang pintunya masih ditutup.
Leon menggeleng kan kepalanya sambil pergi menuju kamarnya, Gue yakin habis ini makan enak.
Byan membuka pintu kamar Nana perlahan. Ia melihat Nana masih berada didalam selimut yang menutupi semua tubuhnya.
Byan berjalan mendekati Nana lalu berjongkok menyamakan tinggi nya dengan tempat tidur Nana. Ia melihat wajah Nana yang sangat lucu saat tidur entah berapa kali Byan melihat Nana seperti ini. Kalo gue nikah sama Nana, bakal liat ekspresi kaya gini tiap hari kan?
Byan yang merasa gemas memperhatikan wajah Nana lama sekali, sesekali ia mencolek pipi dan hidung Nana agar gadis itu terbangun. Ck gue gatega bangunin nya kalo gemes kaya gini. Nana yang merasa terganggu membuat ia berteriak, "Leon sana ah!"
Nana masih memejamkan matanya membuat ia tidak tahu siapa yang mengganggu dirinya.
Leon yang mendengar dari dalam kamarnya juga ikut menyahut teriakan Nana, "Apaansih dek, gue di kamar."Walaupun samar-samar Nana mendengar nya membuat ia mengernyitkan alisnya. Yang ganggu gue barusan siapa dong. Nana membuka matanya perlahan, tangannya bergetar ketakutan.
Aduh kalo hantu gimana ya. Bodoamat gue tampol kalo liat, hantunya cabul nyolek-nyolek muka gue. Dikira sabun colek apa.
Hitungan detik Nana sudah membuka matanya dengan lebar lalu menampar pipi seseorang yang menurut Nana itu hantu. Setelah memukul dengan tangan nya, ia memejamkan matanya dengan paksa.
Terdengar suara yang meringis kesakitan. Nana merasa tangan yang ia tadi pakai untuk menampar juga terasa perih.
"Naaa, sakit." Nana membuka matanya, ia tersadar bahwa bukan hantu yang dia tampar melainkan pacarnya.
"Byan! Kok disini sih." Nana bangun dari tidurnya, ia mengelus pipi Byan yang sudah merah.
"Tadi mau bangunin kamu, kenapa ditampar."
KAMU SEDANG MEMBACA
BYANTARA
Ficção Adolescente"Berharap dia abadi di dalam karya dan hidupku." Bercerita tentang Byantara Shaga Graciano. Hobi bermain basket dan nightride, dipertemukan dengan gadis yang bahkan jarang berkeinginan untuk keluar rumah. Mereka pernah menjalani hubungan tetapi bera...