"Hati-hati, cinta memangsa lebih dari ganasnya harimau lapar, tetap jaga keseimbangan supaya terhindar dari tepar."
—Alfi Ay—
Ni'ma bolo umuk : "Lah, jangan ngambek wkwk."
Al kuadrat: "Fa, kamu ke mana?"
Rini Aceng: "Duh, piye to Cah"
S,ari si dewasa: "Athifa ke kamar mandi, nih hpnya sama aku."
Al kuadrat: "Ke kamar mandi? Ngapain?"
Rini Aceng: "Makan Al. Makan nasi."
Ni'ma bolo umuk: "Wkwk, betul. Sama minum jus ...."
Sari si dewasa: "Hmm, ndak salah tapi yo ra,bener."
Athifa ke kamar mandi, kita kira kalau kabur. Cepatlah kembali Fa, kalau tidak kita akan tidak waras melanjutkan ghibah yang semakin ke sini semakin aneh. Semoga Athifa juga baik-baik saja, normalnya orang ke kamar mandi, bukan karena sakit fisik maupun hati.
Athifa si rajin: "Ghibah terus!"
Al kuadrat: "Hehe, kamu baik-baik saja kan Fa?"
Athifa si rajin. "Alhamdulillah."
Rini Aceng: "Oke, gimana kalau Sari kita jodohin sama Gus Hannan, Gus bikin mewehhhh, pemenang kalem award."
Al kuadrar: "Kita?"
Rini Aceng: "Iya kita, mereka serasi loh, kalem vs rada judes. Judulnya Dijodihin Bestie heheeee. Kelihatannya keluarga ndalem nggak terlalu permasalahin deh kalau putranya punya pilihan. Iya gak? Maksudku nggak mesti mereka dijodohin sama Ning. Bukannya sombong ya Gess, buktinya aku ... sama Gus Fahri bisa, yaa meskipun belum ke tahap nikah."
Temanku si paling random punya ide menarik. Sampai bengong kita membaca pesannya. Di balik semua kriteria candanya, Rini juga punya jurus penyelamat untuk kita. Meskipun, terkadang Rini memang keterlaluan juga bercandanya.
Ni'ma bolo umuk: "Kudu nangiss, huaaaaa. Kesambet apa kancaku iki? Kok tumben encer sanget."
Sari si dewasa: "Kesambet kata calon ning."
Al kuadrar: "Efisien kan Fa? Gimana kalau menurutmu?"
Athifa: "Ya, yang penting tetep waspada."
Beruntungnya, kami ini tidak terlalu resmi sikapnya dengan para gus, kecuali dengan Gus Afif. Jadi, rasa canggungnya tidak begitu menelan. Itu pun, dari kawasan Bestod juga ada yang akrab banget dengan Gus Afif, yakni Ni'ma, meskipun dia suka cari masalah, tetapi dia juga yang berhasil bisa santai dengan Gus Afif.
***
"Kamu masih ingat Gus Yogi?" tanya Gus Aldi.
"Nggih, Gus," jawabku.
"Kamu tahu dia siapa?" tanyanya.
"Sepupu njenengan." Aku tetap melanjutkan menggoreng tempe di dapur sembari menjawab apa yang dikatakan Gus Aldi.
Tiba-tiba bahas Gus Yogi. Sepertinya Gus Yogi akan kembali ke sini. Tidak salah lagi, pasti disuruh membersihkan kamar beliau. Otakku terus menerka-nerka sebelum Gus Aldi kembali bicara lagi.
"Masih ingat dulu Gus Yogi tidur di mana?" tanyanya lagi.
"Nggih, masih."
"Sekarang tolong ajak temen buat rapiin itu kamarnya, besok dateng soalnya mau lama di sini ... kuliah." Gus Aldi duduk sebentar untuk minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Basmalahnya Gus untuk Mbak Santri
Romance"Setiap jiwa punya cerita, setiap raga punya cita, setiap hati punya cinta." "Hancur, rapuh, sakit dalam cerita, cita, atau cinta bukan berarti hidupmu sirna. Hanya saja masih waktunya harus melawan lara. Sampai kapan? Sampai Tuhan menitik masa, d...