WARNING!CERITA INI MENGADUNG UNSUR KEKERASAN, PELECEHAN, KATA-KATA KASAR, DAN BEBERAPA HAL BURUK YANG TIDAK PANTAS UNTUK DITIRU.
SEMUA TOKOH, RAS, AGAMA, DAN LATAR HANYA FIKTIF BELAKA.
SELAMAT MEMBACA.
Bantu aku koreksi typonya yaaa.
Tau cerita ini darimana?
●●●●
"Sasmita ruang VVIP, ya." Sasmita yang baru berganti pakaian—mengenakan kemeja putih dan rok hitam ketat di atas lutut dengan belahan sejengkal dari panjang rok.
Sasmita tersenyum saat menerima pesanan tamu VVIP, meskipun ini bukan pekerjaan halal Sasmita tidak punya pilihan lain karena sulit sekali mencari pekerjaan di usianya tiga puluh sembilan tahun. Dan juga Sasmita tidak memiliki pengalaman apa pun sebelumnya karena dirinya langsung menikah dan tidak bekerja.
Sasmita sendiri termasuk dalam keluarga kaya, maka dari itu Budi meminta Sasmita untuk tidak bekerja dan lebih baik mengurus rumah tangga serta anak-anak.
Sasmita ingat ketika dulu suaminya merupakan pria yang bertanggung jawab, tidak pernah menunjukkan sikap yang kurang pantas kepadanya dan anak-anak. Bisa dibilang keluarga kecilnya dulu penuh dengan kebahagiaan, kehangatan dan tawa. Budi sangat mencintai dan memberikan kasih sayang berlebih untuknya dan anak-anak.
Namun, tiga tahun lalu Budi mulai menunjukkan perubahan-perubahan kecil. Awalnya Sasmita tidak mempedulikannya karena Budi masih bersikap hangat dan menjadi ayah yang baik. Akan tetapi semakin lama Budi semakin berubah, mulai dari alasan bekerja lembur, perjalanan dinas selama tiga minggu dan bau akhohol dari mulut Budi ketika pulang ke rumah setiap kali Sasmita, Ruhi dan Alin menyambut Budi pulang bekerja.
"Permisi." sebut Sasmita saat masuk ke ruangan VVIP, Sasmita memberikan senyuman terbaiknya, ia meletakkan pesanan sang tamu. Sasmita berusaha mengabaikan perbuatan tidak senonoh wanita yang sedang berciuman mesra dengan pria panggilan.
Sependek yang diketahui Sasmita tamu VVIP datang setiap malam untuk menghambur-hamburkan uang sang suami. Sasmita menggeleng samar, tumit kakinya berputar—bergerak untuk ke luar ruangan. Namun, langkahnya tertahan saat tamu VVIP memanggilnya.
"Baru kerja di sini, ya?" Wanita yang diperkirakan berusia hampir sama dengan Sasmita mendorong pria panggilan lalu jarinya meminta Sasmita mendekat.
Sasmita mengulum bibir, ia yakin tidak melakukan kesalahan. "Benar, saya baru bekerja tiga hari di sini. Maaf apabila saya melakukan kesalaha—"
"No, kamu tidak berbuat kesalahan apa pun. Biasanya yang mengantar pesanan Anton." kata tamu VVIP yang tidak diketahui namanya oleh Sasmita. "Kamu kemari," wanita itu menepuk tempat kosong di sisi kirinya. "Sayang, kamu keluar dulu, ya. Ini urusan wanita."
Sasmita melangkah mendekat dan duduk di sebelah kiri tamu VVIP setelah pria panggilan keluar. "Kenapa anda memanggil saya?" tanya Sasmita, dalam ruangan ini hanya ada mereka berdua.
"Namaku Soraya. Aku sudah menikah memiliki satu orang putra yang masih sekolah SMA, dia kelas dua." Soraya bersandar pada sofa, tubuhnya memiring menghadap Sasmita sepenuhnya. "Aku masih wanita bersuami," Soraya memberikan jeda, senyuman menggembang di wajahnya.
"Apa yang pertama kali kamu pikirkan tentang aku?" Soraya bertanya, ia mengambil gelas minuman—meminumnya sampai habis.
Sasmita menipiskan bibirnya, "Saya tidak tahu bagaimana mengatakannya." Sasmita menjawab pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUHI: Luka dan Trauma
Teen FictionTetap hidup atau mati. Keduanya bukan pilihan yang sulit, Ruhi hanya perlu memilih salah satunya. Memilih hidup artinya Ruhi akan menepati janjinya. Sementara jika memilih mati, maka Ruhi akan mengingkar janjinya dan mengaku kalah dari luka dan trau...