WARNING!CERITA INI MENGADUNG UNSUR KEKERASAN, PELECEHAN, KATA-KATA KASAR, DAN BEBERAPA HAL BURUK YANG TIDAK PANTAS UNTUK DITIRU.
SEMUA TOKOH, RAS, AGAMA, DAN LATAR HANYA FIKTIF BELAKA.
SELAMAT MEMBACA.
●●●●
"Kevin." Kevin mengangkat kepalanya, menatap sang ibu. Kevin meletakkan sendok dan garpu di sisi piring.
Kevin meraih minuman, meminumnya sedikit. "Apa yang mau Mami katakan?" Kevin mengambil tisu—menyeka bibirnya.
Soraya menurunkan tangannya dari atas meja. "Ada yang mau Mami sampaikan." Soraya meremas tangannya, lalu menolehkan wajah melihat keluar kaca yang memperlihatkan jalanan lenggang.
"Mami tahu kamu membenci Mami, kamu juga terpaksa menjumpai Mami karena Mami memaksa." Soraya kembali menatap putranya, di bawah meja Soraya meremas tangannya. "Ya, Mami memaklumi sikap yang kamu ambil. Mami ... Mami memang pantas mendapatkan kebencian karena sudah meninggalkan kamu dan memilih hidup bebas." Soraya memelankan suaranya diakhir kata.
Kevin melihat ke bawah, "Aku emang sangat membenci Mami, setiap Mami pulang rasanya aku tidak tahan melihat wajah Mami." Kevin menarik napas dalam. Ia menatap ibunya. "Kevin nggak bisa memaafkan Mami dan Kevin akan terus membenci Mami." Kevin memberikan jeda. Mungkin di mata orang lain hidupnya sangat sempurna karena menjadi putra Purnawarman Harkat.
Namun, tidak ada yang mengetahui bahwa hidup Wisesa Kevin Avram sangat tidak sempurna karena ibunya memilih meninggalkannya dengan sang ayah yang sangat otoriter dan menuntutnya menjadi sempurna.
Soraya menunduk, ia tersenyum. "Mami mengerti, Mami tidak berharap kamu akan menerima Mami. Tapi, Mami tidak akan pernah bisa melupakan kamu." kata Soraya. Soraya merasakan lidahnya kelu. "Maaf karena Mami memilih menjadi wanita bebas diluar sana." sambung Soraya.
Kevin memberikan anggukan samar. "Ya, Mami emang seorang wanita bukan seorang ibu maupun istri yang mempunyai suami." Kevin mengalihkan tatapannya karena merasakan perasaan yang sangat emosional. "Mami adalah ibu terburuk yang ada di dunia ini." Kevin mengangkat kepalanya, air mata menumpuk di pelupuk mata.
Soraya mengulum bibir, hatinya sangat sakit mendengar pernyataan putranya bahwa ia merupakan ibu terburuk di dunia. "Oh, Sayang." sebut Soraya saat melihat Kevin menangis.
Soraya bergerak dari duduknya, ia menghampiri Kevin. "Mami memang bukan ibu yang baik apalagi istri yang baik. Tapi kamu harus tahu bahwa Mami melakukan karena tidak ingin terluka lebih dalam." Soraya merenggkuh punggung Kevin.
Kevin tidak bisa menahan air matanya, ia memegangi lengan ibunya. "Kevin sangat membenci Mami. Ketika masih kecil aku selalu menerima kasih sayang, tapi sekarang hanya kesakitan dan luka yang aku terima dari Mami." Kevin memejamkan matanya, ia mencoba meresapi setiap perasaan yang ada dalam pelukan sang ibu.
Kevin memang tidak pernah mempedulikan setiap pertengkaran antara ayah dan ibunya. Namun, sakit sekali ketika sang ibu meninggalkan seorang diri. Seharusnya Sorayanya pergi dari seorang iblis yang disebut ayah.
Soraya mencium bahu Kevin, ia membersamai perasaannya yang terdalam. Soraya Dhatri mengusap lembut bahu Kevin yang bergetar karena tangisnya.
Soraya tahu bahwa Kevin terluka karena dirinya, akan tetapi Soraya tetaplah seorang ibu walaupun sang putra tidak menganggap ada.
"Kamu tidak perlu memaafkan Mami seumur hidup. Biarkan Mami menanggung dosa ini." Soraya mengurai pelukan, ia menjauhkan dirinya. "Mungkin hubungan Mami dan Papi akan segera berakhir. Tapi Mami tidak akan meminta apa pun dari kamu dan Papi." Soraya kembali duduk di kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUHI: Luka dan Trauma
Teen FictionTetap hidup atau mati. Keduanya bukan pilihan yang sulit, Ruhi hanya perlu memilih salah satunya. Memilih hidup artinya Ruhi akan menepati janjinya. Sementara jika memilih mati, maka Ruhi akan mengingkar janjinya dan mengaku kalah dari luka dan trau...