17. Wisesa Kevin Avram

27 2 0
                                    

WARNING!

CERITA INI MENGADUNG UNSUR KEKERASAN, PELECEHAN, KATA-KATA KASAR, DAN BEBERAPA HAL BURUK YANG TIDAK PANTAS UNTUK DITIRU.

SEMUA TOKOH, RAS, AGAMA, DAN LATAR HANYA FIKTIF BELAKA.

SELAMAT MEMBACA

Bantu koreksi typonya yaaa.







●●●●


Hari pembagian raport membuat Kevin dilanda kecemasan, jempolnya tidak kunjung berhenti menekan-nekan telunjuknya.

Kevin sangat berharap nilainya akan memuaskan agar dirinya tetap baik-baik saja, jika tidak Kevin ... kesulitan.

"Kev."

Kevin berbalik, melihat sosok Manggala datang dengan seragam Voli. Sebelum pembagian raport, sekolahnya mengadakan lomba dan di hari ini babak final, pemenangnya akan diumumkan satu jam kemudian.

"Kamu kelihatan cemas." Manggala melempar kaleng soda, Kevin menangkapnya.

Kevin membuka tutup kaleng, lalu meminum minuman soda. "Hanya sedikit cemas, kalo enggak naik kelas. Hahaha ...." ujar Kevin santai.

Manggala tertawa kecil, ia menggeleng. "Enggak mungkin juara umum sekolah selama dua kali turun kelas." Manggala meluruskan kakinya. Sorot mata Manggala turun, melihat jemari Kevin.

"Aku yakin kamu akan juara umum lagi kali ini dan rangking satu."

Kevin menoleh pada Manggala, ia terdiam selama lima detik. "Entahlah. Emm, rencana ke pantai saat libur sekolah bagaimana?" tanya Kevin, mengalihkan pembicaraan.

Manggala menyadari sesuatu, akan tetapi Manggala memilih abai. "Aku punya saran, kita ke pantai di hari kedua atau ketiga masa libur sekolah." kata Manggala.

Kevin mengangguk pelan, lalu mengangkat kelapanya, melihat langit yang kebiruan.

"Aku setuju aja, tapi ya para perempuan yang memutuskan. Tiga teman Alin mau bergabung juga." balas Kevin, lalu kembali meneguk minuman soda.

Manggala membuka tutup kaleng, ia meminum setengah soda. Kemudian berucap, "Semakin ramai lebih bagus." Manggala menyimpan kaleng soda di sisinya.

"Pakai mobilku aja. Kebetulan baru selesai service." cetus Kevin, lalu memberikan jeda saat manik matanya menemukan Ibu Rani—salah satu pelayan di rumahnya. "Aku akan jemput kalian." sambung Kevin pelan.

Manggala menoleh, "Nggak pakai sopir aja?"

"Aman, yaudah. Ini mau pembagian raport, kita ke lapangan."

Manggala meraih kaleng soda, lalu berdiri saat Kevin sudah lebih dulu berjalan pelan. Manggala menatap punggung Kevin, lalu menggeleng pelan.

Kevin melempar kaleng minuman ke tempat sampah saat melewatinya, kemudian kedua tangannya masuk ke dalam saku.

Kevin tersenyum kecil melihat Cendana melambaikan tangan dari trimbun. Kevin menaiki satu persatu trimbun, lalu melangkah lurus ke timur. Di sela langkah Kevin melihat Manggala berkumpul bersama tim Voli.

"Kevin, sini." Cendana meraih lengan Kevin, menariknya agar duduk di sampingnya. Kevin bertatapan dua detik dengan Ruhi yang duduk di atas bersama Alin dan Lina.

Kemudian Kevin duduk di sisi Cendana, ia menatap lurus ke lapangan. Para peserta yang mengikuti lomba antar kelas sudah berkumpul. Untuk sementara ini Kevin bisa melupakan segala hal yang akan membuat kepalanya sakit.

RUHI: Luka dan TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang