21. Mari Berpisah

20 1 0
                                    

WARNING!


CERITA INI MENGADUNG UNSUR KEKERASAN, PELECEHAN, KATA-KATA KASAR, DAN BEBERAPA HAL BURUK YANG TIDAK PANTAS UNTUK DITIRU.

SEMUA TOKOH, RAS, AGAMA, DAN LATAR HANYA FIKTIF BELAKA.

SELAMAT MEMBACA

Bantu koreksi typonya yaaa.

Kasih aku vote dan komennya doong❤️

●●●●




"KENAPA KAMU BAWA WANITA INI KE RUMAH INI?!"

"INI RUMAHKU, AKU BEBAS MEMBAWA SIAPA SAJA!"

Ruhi dan Alin saling pandang, Ruhi bergerak bangun dari posisi tidurnya dan Alin keluar dari meja belajar. Keduanya berlari menuruni tangga, Ruhi dan Alin melihat wanita yang berdiri dibelakang sang ayah.

"Kania akan tinggal di sini!"

Sasmita menepuk kepalanya, ia membuka mulut lalu tertawa. "Kamu mau selingkuhan kamu tinggal di rumah ini? Benar begitu atau pendengaran yang rusak?" Sasmita bergerak maju, ia meraih kerah kemeja suaminya.

"Kamu gila?!" teriak Sasmita di depan wajah Budi.

Budi tidak tinggal diam, ia meraih tangan Sasmita dikerahnya lalu memutar tangan istrinya membuat Sasmita mengerang kesakitan.

"Kamu yang gila! Kania sekarang istriku!"

"ISTRI? DIA? GILA KAMU!"

Ruhi mengenggam tangan Alin, kakinya bergerak mundur. Ruhi mengeratkan genggamannya saat suara bisik-bisikan mulai terdengar ditelinganya.

"Alin ...." sebut Ruhi lirih.

Alin berbalik, ia menatap mata Ruhi. "Kamu duduk di tangga." pinta Alin, Ruhi memberikan gelengan.

"Enggak mau. Suara-suara itu—"

"Kamu enggak dengar apa-apa, percaya sama aku."

Ruhi menggulum bibir lalu mengangguk. Ruhi duduk di tangga, ia melihat sang ibu menendang tulang kering sang ayah. Ruhi menutup telinganya agar bisik-bisikan ditelinganya menjauh darinya.

"Kurang ajar kamu Sasmita!"

Sasmita menarik dalam napasnya, lalu menunjuk Kania Ekanta yang membantu Budi kembali berdiri.

"Kania, kamu tidak punya hak tinggal di sini." Sasmita kemudian menunjuk Budi. "Dan ... kalau kamu mau wanita jalang itu tinggal di rumah ini maka ceraikan aku!" seru Sasmita.

"Oke! Kalau begitu aku talak kamu, mulai malam ini kamu bukan lagi istriku, Sasmita."

Sasmita tertawa, lidahnya menusuk pipi dalamnya mendengar pernyataan Budi yang dengan mudahnya mengucapkan talak atas dirinya.

Sasmita menoleh saat tangannya diraih, ia melihat Alin yang berdiri di sisinya. "Dengan mudahnya kamu memberikan talak, Budi?" tanya Sasmita lalu melirik selingkuhan suaminya, ah tidak ... sekarang Budi bukan lagi suaminya karena di dalam agama saat suami menjatuhi talak maka mereka sudah berpisah.

Sasmita berdecak melihat perut Kania yang buncit, "Baik! Mari kita berpisah!" ujar Sasmita, lalu ia memeluk Alin. "Aku akan membawa kedua anakku, kamu bisa dengan bebas tinggal bersama selingkuhan, oh maksudku istri barumu." kata Sasmita, ia berbalik membawa Alin bersamanya lalu meraih Ruhi.

RUHI: Luka dan TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang