Prolog

5K 203 7
                                    

Renand sedang memanasi motornya,  kala Sara di seberang rumah juga sedang bersiap-siap berangkat ke sekolahnya.

Renand adalah anak introvert yang sudah menjadi tetangga Sara sejak mereka memasuki kelas dua SMP.

Sedangkan Sara adalah gadis yang terlalu cuek. Bahkan sejak kepindahan lelaki itu, lima tahun lalu. Sara tak pernah menganggap ada. Mereka tak pernah sekalipun berinteraksi.

Meski Sara dan Renand selalu berada di dalam satu kelas yang sama baik pada masa SMP ataupun sekarang di bangku SMA.

Mereka sama-sama saling asing. Bahkan tak ada satupun teman mereka yang tahu, kalau Renand dan Sara bertetangga.

Lain halnya dengan Bimo, Sara cukup akrab karena sejatinya mereka sudah bertetangga sejak kecil. Saat memasuki bangku SMP, Mama Renand menikah dengan Papa Bimo yang sudah menduda sejak Bimo kecil.

"Bang Bimo... Mau kuliah ya..." Tanya Sara dari seberang. Mengabaikan Renand yang sedang membawa motornya keluar dari garasi.

"Iya... Masuk pagi, nih... Mau bareng sekalian gak, Sar?" Tawar Bang Bimo ramah.

"Enggak dong... Nanti susah pulangnya, harus ngojek hehe." Jawab Sara santai.

"Loh... Kan bisa nebeng Renand... Kalian kan sekelas, pasti pulangnya bareng." Jawab Bang Bimo enteng. Sara mencebik, meskipun sekelas bahkan tetanggaan. Sara dan Renand seperti orang paling asing yang datang dari dunia berbeda.

"Hehe... Sara lebih milih naik gojek kali Bang... Daripada harus bareng sama... Manusia Eskimo..." Ucap Sara yang mendapat tatapan tak suka dari Renand.

"Ya udah... Bye Bang Bimo gantengkuh... Sara mau ambil motor ya... Yang rajin kuliahnya, biar kalau lulus bisa nikahin Sara..." Pamit Sara yang tak lupa menggoda abang tetangganya. Bimo hanya mengacungkan jempolnya, menanggapi guyonan yang biasa mereka lakukan.

Renand mengabaikan dua manusia yang masih saling sibuk berpamitan satu sama lain, ia lebih dulu meninggalkan pelataran rumahnya. Lalu tak lama dibelakangnya Sara bersama gitar kesayangannya mengendarai motornya dengan santai. Waktu masih menunjukkan pukul 06.30.

Terlalu pagi untuk buru-buru sampai di sekolahnya.

Setelah seperempat jam, Renand akhirnya sampai di parkiran sekolah, ia disambut Pram dan Naro yang merupakan kedua teman yang memiliki julukan tiga serangkainya SMA Bina Nusa.

"Loh loe berangkat bareng Sara?" Tanya Pram penasaran, melihat Sara yang tak lama ikut memarkirkan sepeda motornya tak jauh dari milik Renand.

Pram mengernyit tak biasanya Sara berangkat pagi seperti dirinya. Namun pertanyaan Pram seperti biasanya hanya diabaikan oleh Renand.

Sesampainya di kelas, Renand meletakan tasnya, lalu menangkupkan wajahnya di atas meja. Mengantuk adalah rutinitasnya di pagi hari. Karena Renand harus melewati malam yang panjang, dan dia memiliki kesulitan tidur.

"Yaelah... Malah ditinggal molor..."

Tak lama kemudian, Sara mengikuti mendudukan dirinya di bangku paling belakang. Gadis itu tak perduli akan keberadaan tiga serangkai yang terlebih dulu mengisi kelasnya. Sara mengeluarkan gitarnya, lalu jemarinya sibuk mengotak-atik senar gitarnya.

"Mowwrning abang cantikkuh..." Sambut Naira si gadis paling imut di pertemanan Sara.

"Udah sarapan, Nai?" Tanya Sara, sembari mengeluarkan kotak bekalnya. Seperti biasa sekalipun dia tomboy dan sedikit bar-bar Sara adalah gadis yang selalu peduli dengan teman-temannya.

Naira menggeleng, namun matanya melotot senang menatap potongan daging steak bekal Sara. Dia mencomotnya.

"Waaa... Masakan Tante Irma emang selalu dabest..." Ucap Naira tak bohong.

"Loe habisin aja..." Ucap Sara, membuat Naira bergerak menghabiskan sarapannya dengan tenang. Sara menengok jamnya. Masih ada seperempat jam sebelum bel masuk untuk sekadar menyetel gitar kesayangannya.

Brak...

"Hai... Renand ganteng, ini sarapan buat loe..." Ucap seorang gadis berambut sebahu. Dia mendatangi meja Renand, membuat remaja laki-laki itu terganggu tidurnya. Dia memandang datar kehadiran gadis dengan kotak bekal di tangannya.

"Minggir loe..." Serobot gadis lainnya. Membuat Pram dan Naro ikut mencebik tak suka.

Sejak kemenangan mereka dalam pertandingan futsal mewakili kelasnya dalam kegiatan class meeting semester lalu. Membuat nama tiga serangkai tiba-tiba mencuat ke permukaan. Terutama keberadaan Renand si ketua kelas yang sangat misterius membuat jiwa kecegilan para gadis di SMA Bina Nusa tak dapat terkontrol lagi.

Akhirnya kehidupan seorang Renand yang semula setenang air di kolam, tiba-tiba  mendadak tsunami.

"Hai cowok-cowok kesayangan akuh... Hai Pram, Hai Naro... Oh iya ini buat Renand cintaku... Kalau kamu mau berbagi juga boleh kok..." Dania si kapten cheerleader sekolah ikut terjun menjadi salah satu fans fanatik Renand dan tiga serangkainya.

Naira yang sedang menikmati sarapannya mencebik tak suka. Sudah lama Naira menyukai Pram-sahabat Renand. Tapi dia tak akan melakukan tindakan menjijikkan seperti itu.

"Kenapa?" Tanya Sara yang melihat air muka Naira berubah. Ditambah gadis itu mencebik sesekali.

"Gapapa kok..." Jawab Naira, Sara hanya mengangguk. Sepertinya bukan  hal yang perlu campur tangan Sara. Gadis itu hanya mengembalikan gitarnya ke dalam wadahnya. Dia bahkan tak terganggu oleh keributan di pagi harinya itu.

Karena nyatanya telinganya ia sumpal oleh suara earphones dengan suara musik rock yang dapat mengalihkan dunianya.

****


Holllahhhh.... Pemanasan dulu gaksih??

Kira-kira kalian suka gak?

Kalau suka mau lanjut?

Kasih komen dong... Wkakaka

LOVE AND WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang