Part 21

2.1K 173 63
                                    

Renand terus mengembangkan senyumnya, pikirannya berlarian kepada bayangan manis Sara sore ini. Malam sudah semakin larut, namun perasaannya yang membuncah membuatnya sulit tidur.

Renand memutuskan mengintip beberapa kali dari celah jendela kamarnya di lantai dua. Lampu kamar Sara juga masih tampak terang.

Apakah Sara juga merasakan hal yang sama dengan dirinya?!

Apakah gadis itu serius dengan pernyataannya sore ini?!

Pasalnya Sara mengabur setelah mengatakan pernyataannya kepada Renand. Membuat Renand mau tak mau dibuat penasaran.

Kini, buku novel yang masih terbuka di atas kasurnya berakhir di abaikan. Perasaan Renand akibat perilaku Sara lebih manis dibandingkan cerita novel yang ia baca.

Renand duduk di tepi ranjang. Memainkan gawainya membuka galeri yang menampilkan foto-foto candid Sara yang diambilnya diam-diam.

Kini, jemarinya dengan lincah mencari nomor Sara. Lalu mengetikkan sebuah pesan di sana. Ia tersenyum sebelum akhirnya pesan itu sampai ke ponsel Sara di seberang.

Disisi lain Sara sedang meremat bantalnya. Sembari meredam suaranya pada bantal.

"Arghhh.... Bodo! Bodo!! Sara loe ngapain sih tadi?!" Seru gadis itu, sembari berguling ke kanan dan ke kiri gusar.

Sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam gawainya. Membuatnya mau tak mau beranjak dan mengambilnya dari atas nakas.

Kali ini tubuh Sara yang menegang mendapati pesan dari Renand yang sialnya membuat jantungnya berlompatan.

Eskimo

Buruan tidur Sara... Udah malam.
Mimpi indah...

Kini Sara menyadari, rupanya Renand sedang mengawasinya dari seberang.

****

Sara melepas helmnya dengan sedikit buru-buru ditengah kecanggungan keduanya.

"Ren... Soal kemarin..."

"Sar... Loe dipanggil ke ruang ekskul musik... Katanya mau gladi. Buruan ya!!" Panggilan dari Udin menghentikan percakapan Sara dan Ranand.

"Udah buruan... Jangan sampai di marahin lagi..." Ujar Renand menyerahkan gitar dari tangannya.

"Thanks... dan maaf..." Serunya sembari berlari ke arah ruang musik. Sara kesiangan hingga ia berakhir harus diantar Renand ke sekolah.

Padahal semalaman ia berusaha menyusun rencana menghindari Renand.

Sepeninggal Sara, Renand memilih membelok ke arah kantin sekolah.

Hari-hari setelah UTS adalah hari kebebasan. Kegiatan belajar mengajar di mulai pada pukul 07.30 WIB. Jadwal pertandingan untuk class meeting juga masih seminggu ke depan. Satu minggu ini di penuhi dengan jadwal remedial bagi siswa-siswi yang belum tuntas nilainya.

"Loh... Kok loe baru muncul sih?!" Pram menempuk bahu Renand.

"Kalian ngapain?" Tanya Renand penasaran menatap kedua sahabatnya sedang fokus dengan buku di meja kantin yang baru buka.

"Gue remidi nih... Loe gak?!" Ujar Pram melempar pertanyaan balik, karena melihat Renand tampak santai.

"Belum tau... Gue belum sempet lihat pengumuman di kelas..." Jawab Renand.

"Ya udah... Kita ke kelas duluan ya..." Pamit Naro sembari melihat jam di pergelangan tangannya.

Lalu Naro dan Pram segera meninggalkan Renand. Karena keduanya harus segera masuk ke kelas untuk mengikuti jadwal remedial mata pelajaran bahasa Indonesia.

LOVE AND WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang