Part 16

1.7K 147 16
                                    

Sara sedang sibuk mengerjakan  tugas piket kelas pagi ini. Kelas masih cukup sepi. Baru beberapa siswa yang datang dan lebih asyik duduk bercerita di pojokan kelas.

Gadis itu tampak berkutat dengan papan tulis kala tubuh Renand muncul di ambang pintu. Tatapan keduanya terkunci sejenak, sebelum akhirnya Renand memilih membuang muka terlebih dahulu.

Sara menatap aneh Renand, bahkan baru kali ini matanya mengekori Renand sampai di tempat duduknya.

Rupanya Renand memilih duduk dengan Naro sohibnya.

"Ck. Kenapa sih?! Aneh banget!" Keluh Sara dengan suara lirihnya. Sara memilih mengabaikan perubahan sikap Renand, meskipun otaknya sesekali berkhianat.

"Ih... Makasih loh, By..." Ucap sebuah suara yang teramat familiar di telinga Sara.

"Apaasih yang enggak buat kamu..." Jawab Pram terkekeh.

"Dih! Bucin kalian!" Keluh Sara ke arah dua pasangan yang baru jadian itu.

"Kek loe sama Renand enggak aja!" Jawab Naira tak terima.

"Eng... gak ya..." Jawab Sara diikuti menatap Renand yang pura-pura tuli. Cowok itu malah tengah asyik menikmati bacaannya.

"Loh! Tumbenan... Loe marahan sama Renand..." Ucap Naira di telinga Sara. Pasalnya Naira melihat sisi bangku Sara kosong.

"Enggak tau..." Jawab Sara asal.

"Loh! Bukannya kemarin habis hang out berkedok nyari bahan buat prakarya..." Tambah Naira. Sara mengendikkan bahunya.

"Hish! Kata Pram kalian jalan bareng kan kemarin..." Naira belum puas.

"Iya..." Jawab Sara.

"Ck. Loe marahan... Atau jangan-jangan loe yang ngambek duluan... Kata Pram Renand mukanya kusut abis jalan bareng loe... Loe kenapa sih?!" Kali ini Naira tampak menggebu ke arah Sara.

Sara menghentikan kegiatannya yang sedang mengeluarkan buku dari tasnya.

Dia menatap sahabatnya itu.

"Hah! Kok gue bisa amnesia ya!" Ucapnya tetiba. Pasalnya setelah bangun pagi, Sara lupa kalau dirinya bahkan meninggalkan Renand dengan kondisi emosional kemarin siang.

"Gimana maksudnya?" Naira ikut bingung.

"Eh... Loe kok, matanya sembab?! Fiks kalau berantem selesain bukan malah diem-dieman gini!" Ucap Naira menepuk bahu Sara.

Sedangkan Sara masih berusaha menyusun benang kusut kejadian di benaknya.

"Kok bisa sih... Gue lupa kejadian kemarin... Ck. Apa karena chiki-chikian dari Renand semalam ya..." Ucap Sara lirih. Dia tiba-tiba merasa bersalah kepada cowok itu.

Mungkin nanti dia akan mengajak bicara Renand, meskipun sekadar berterima kasih untuk jajanannya yang berhasil mengembalikan moodnya itu.

****


Naira tentunya sudah duduk berdua dengan Pram di sisi kantin. Menyingkir dari tiga serangkai dan Sara.

Sara mencebik di jalan masuk ke kantin.

"Emang cinta bikin dunia serasa milik berdua!" Ucapnya terkekeh.

"Sara..." Naro tampak melambai dari tempatnya, yang mendapatkan injakan kaki dari Renand.

"Ngapain sih loe panggil Sara..." Keluh Renand.

"Kalau ada masalah di selesaikan... Bukan diem-dieman gak jelas gini! Gue tau kalian emang gak bener-bener pacaran... Tapi minimal ga usah kek orang bego gitu!" Ujar Naro sok menasehati.

LOVE AND WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang