Part 11

2.1K 148 21
                                    

"Belum pulang juga, Sar?"

"Hah! I... ya." Jawab Sara sedikit terkejut. Pasalnya dirinya sedang menunggu Renand yang sedang berganti pakaian.

"Mau gue anter?" Tawar Tama manis.

"Dia bareng gue!" Tetiba Renand datang mengintrupsi. Dia menatap tak suka pada Tama.

"Eh... Iya, gue bareng Renand... Sorry ya Tam..." Balas Sara tampak canggung. Renand mengambil alih gitar dari bahu Sara, lalu memindahkannya ke bahunya.

"Sorry... Jadi lama ya..." Ujar Renand sok manis. Sara agak terkejut karena belum terbiasa dengan sikap Renand. Dia hampir mencebik kalau saja tidak mengingat keberadaan Tama.

Tama tampak mengeraskan rahangnya menatap dua sejoli yang tampak saling perhatian.

"Renand... Ayook..." Ujar Sara menarik tas punggung Renand berharap segera pergi dari hadapan Tama.

"Loe bilang pacar Bimo! Tapi masih jalan sama Renand. Loe murahan Sar!" Seru Tama tidak terima melihat kepergian Sara dan Renand.

Renand membalikkan badannya lalu tanpa aba-aba mendaratkan satu buah pukulan ke arah tama.

Bughhhh....

Satu pukulan tepat mengenai pipi Tama, dengan emosi yang meninggi Renand mencengkeram kerah baju Tama. Mengabaikan teriakan Sara dan jeritan penuh keterkejutan dari orang-orang yang menyaksikan.

"Loe bilang sekali lagi di depan gue!" Teriak Renand.

"Renand stoppp..." Sara mencoba melerai di tengah perkelahian yang mulai menjadi tontonan teman-temannya.

"Sadar woi! Loe itu cuma pelarian! Dia itu pacar Bimo, BODOH!" Seringai Tama.

Renand semakin mengeratkan cengkramannya, mengabaikan Sara yang kalah tenaga saat menarik bahu Renand saat mencoba melerai keduanya.

"Dia gak mungkin pacaran sama Bimo, abangnya! Gua itu cowoknya, bodoh!!" Ujar Renand tak kalah sinis.

Bughhhh...

Tama yang tidak terima mendengar pernyataan Renand, membalas satu pukulan tepat di sudut bibirnya membuat Renand yang tak siap terhuyung ke belakang.

Awsss....

Terdengar suara ringisan dari seseorang. Renand menoleh.

"Sara... Loe gak papa!" Teriak Renand khawatir, yang baru menyadari kalau Sara ikut terjatuh dibelakangnya.

"Udah Stoppp!!" Seru Sara frustasi. Perasaan marah, bingung, dan segala bentuk emosi menyatu dalam dirinya.

Dia tak pernah berada dalam posisi saat ini. Hal-hal tabu yang hanya ia saksikan di dalam drama dan televisi kini terjadi pertama kali dalam hidupnya.

Dia terlalu bingung dan shock....

Disisi lain, Renand kembali mengalihkan  pusat atensinya dengan tatapan kebencian ke arah Tama.

"Loe apa-apaan!!!" Renand berjalan hampir menerjang Tama lagi. Untungnya Sara terlebih dahulu berhasil menarik lengan Renand.

"Stooopppp... Udah berhenti Renand!!!" Peringat Sara lagi yang masih berusaha bangkit dari tempatnya.

"Heh! Apa-apaan nih! Sara, loe bawa Renand..." Seru Pram mendekat.

"Gue bawa Tama..." Beruntung Naro dan Pram muncul, meskipun sedikit terlambat akhirnya berhasil memisahkan keduanya.

Sara menarik lengan Renand dengan langkah lebarnya melewati tempat parkir, lalu berjalan menyebrangi jalanan yang sedikit ramai.

Perasaan kalut, khawatir, takut dan marah menyatu di dalam dada gadis tujuh belas tahun itu. Ia menatap nanar jalanan yang tidak sepi. Mengabaikan Renand yang sedikit meringis merasai sakit disisi wajahnya dan juga kebas ditangannya. Dia memilih mengikuti kemana Sara akan membawanya.

LOVE AND WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang