Part 12

2.2K 133 17
                                    

"Ren..!" Panggil Sara terkejut.

Pasalnya setelah berhasil melepas helm miliknya, Renand juga mengambil helm Sara, lalu meletakkannya di atas motor.

Sara benar-benar belum terbiasa dengan sikap manis, Renand!

Apa jangan-jangan Renand kesambet, setan jalanan?

Sara sedikit bergidik ngeri, mengingat pikiran anehnya itu!

Renand menatap Sara sekilas, meyakinkan gadis itu bahwa semua akan baik-baik saja.

Kali ini Renand berjanji akan menjadi seorang kesatria ala-ala cerita fantasi bagi kisah seorang Sara.

Sara sedikit berjengit, kala Renand mengambil tangannya dan merapatkan genggamannya.

Sara mencoba memberontak, tapi mengingat tangan Renand yang tampak kebas beberapa waktu yang lalu. Gadis itu akhirnya mengalah, membiarkan Renand membawanya sesuka hati.

Renand menarik sudut bibirnya, sepertinya cukup meyakinkan bahwa mereka benar-benar berpacaran, jika ia menjual kisahnya kepada para fans fanatiknya.

Setelah berhasil melajukan kendaraan motornya dari tempat parkir sekolah dengan kecepatan siput, Renand akhirnya dapat membawa Sara kembali ke rumah dengan selamat.

Di dalam sudah menunggu kedua orang tua mereka dan juga Bimo abangnya.

"Ya ampuuun... Muka ganteng kamu kenapa bengep gini, Renand?" Bukan Mama Renand yang bersuara. Melainkan Mama Sara.

Perempuan paruh baya itu buru-buru memindai anak laki-laki tetangganya.

"Bagus ya! Sejak kapan kamu bisa kelahi?!" Lain dengan Mama Sara, Mama Renand menjewer telinga putranya. Renand mengaduh lirih, tapi tak urung protes.

"Bagus Bro! Lanjutkan, gue suka gaya loe..." Kali ini Bang Bimo menepuk bahu Renand, yang mendapatkan getokan di kepalanya dari Papanya.

"Duduk..." Perintah Papa Renand terdengar dingin. Renand mengeratkan genggaman tangannya meyakinkan Sara.

Membuat seluruh orang yang hadir saling tatap curiga.

Pasalnya dua bocah tujuh belas tahun itu, tidak pernah terlihat saling beramah tamah.

Bahkan hampir lima tahun bertetangga keduanya tampak asing dimata keluarga mereka.

"Jadi... Siapa yang mulai?!" Tanya Papa Renand mendadak serius.

"Sara yang salah, Om!" Jawab Sara.

"Gak, Pah! Renand yang mulai... Pah!" Jawab Renand tampak meyakinkan.

Sejak kapan mereka saling melindungi? Kedua orang tua mereka saling beradu tatap. Lalu menyunggingkan senyum penuh arti.

"Kenapa bisa berkelahi?" Kali ini Papa Sara yang sedari tadi hanya menyimak, ikut bersuara.

"Renand kesel sama temen Sara, Om.. Pah... Dia bilang Sara murahan, jadi Renand tonjok..." Jawab Renand diplomatis.

Mamanya terkejut, sejak kapan putranya jadi sosok peduli?

"Bagus Bro! Gue suka gaya loe.." Ujar Bimo bangga.

"Bukan salah Renand, Om... Pah! Sara yang mulai..."

"Enggak! Loe gak salah, tuh cowok emang layak buat gue kasih bogem mentah!" Ujar Renand menggebu-gebu.

Papa Renand tersenyum, baru pertama kali sepanjang Renand menjadi bagian keluarganya. Anak laki-laki itu memiliki emosi seperti anak remaja lainnya.

Renand terlalu banyak mengurung diri dan menghabiskan waktunya dengan buku-buku aneh yang dibelinya online.

"Hemss... Coba ceritakan!" Pinta Papa Renand.

LOVE AND WISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang